Reksadana Filantropi, Berinvestasi Sekaligus Berdonasi

Sabtu, 20 Juli 2019 | 07:45 WIB
Reksadana Filantropi, Berinvestasi Sekaligus Berdonasi
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah bukan zamannya lagi berinvestasi cuma memikirkan cuan. Sekarang, investor juga bisa berinvestasi sekaligus menjadi pelaku filantropi.

Kemarin (19/7), Principal Asset Management (PAM) meluncurkan reksadana Principal Philanthropy Social Impact Bond Fund. Dengan berinvestasi di reksadana ini, investor bisa sekaligus berderma ke yayasan sosial.

Ada dua skema filantropi. Pertama, investor tingkat perak dapat menyumbang 100% dari pengembalian investasi dan pembagian biaya manajemen. Kedua, investor tingkat emas dapat menyumbang 100% dari modal investor dan 100% dari pengembalian investasi serta pembagian biaya manajemen.

Modal minimal setiap investor Rp 50 juta. CEO PAM Indonesia Agung Budiono mengatakan, produk ini memang baru fokus ke donatur institusi. Nantinya, hasil investasi reksadana akan diberikan kepada penerima manfaat, yakni doctorShare, Rachel House, Roslin Orphange, Habitat for Humanity Indonesia, DifaSuksesMandiri, Torajamelo dan Save the Children Indonesia.

Fadlul Imansyah, Head Fixed Income Principal Asset Management, menjelaskan, di tahap awal, investasi akan ditanamkan 80% di obligasi negara tenor dua-tiga tahun dan 20% di pasar uang.

Ini bukan reksadana berbalut filantropi pertama, lo. PT IndoSterling Aset Manajemen juga menautkan aksi filantropi ke reksadana pasar uang yang mereka tawarkan. "50% biaya pengelolaan reksadana kami sumbangkan pada yayasan yang ditunjuk," tutur Njauw Djoeng San, Presiden Direktur IndoSterling Aset Manajemen.

IndoSterling saat ini menjadi donatur di tiga yayasan, yakni Yayasan Pita Kuning, Yayasan Virtual Rescue Indonesia dan Rumah Faye.

Djoeng San menyebut, peminat produk seperti ini banyak di Indonesia. "Selama ini dananya banyak diinvestasikan di Singapura," terang dia.

Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama, menyebut, pasar reksadana filantropi selalu ada. Meski begitu, saat ini pasarnya tidak terlalu besar.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Hatten Bali (WINE) Bidik Peluang Ekspansi di Luar Bali
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Hatten Bali (WINE) Bidik Peluang Ekspansi di Luar Bali

WINE menyiapkan dana belanja modal (capex) sebesar Rp 26 miliar pada 2025 untuk memperkuat kapasitas produksi dan mendukung efisiensi operasional

Biayai Akuisisi SPBU Esso, Chandra Asri (TPIA) Dikabarkan Cari Pendanaan US$ 1 Miliar
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:59 WIB

Biayai Akuisisi SPBU Esso, Chandra Asri (TPIA) Dikabarkan Cari Pendanaan US$ 1 Miliar

Ekspansi PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) ke Singapura sejauh ini berkontribusi positif ke kinerja keuangannya.

The Fed Pangkas Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (30/10)
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:50 WIB

The Fed Pangkas Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (30/10)

Pasar juga menanti hasil pertemuan Bank of Japan. Pada  Kamis (30/10) dini hari  The Fed memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 3,75%-4%,

Tak Hanya Penyaluran Kredit, Penjualan Aset di Bank Juga Menantang
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:42 WIB

Tak Hanya Penyaluran Kredit, Penjualan Aset di Bank Juga Menantang

Perbankan tampaknya tak hanya menghadapi tantangan dalam menggenjot penyaluran kredit tahun ini, tapi juga dalam menjual agunan aset bermasalah​

Menakar Efek Gulir Dana Khusus Pariwisata
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:40 WIB

Menakar Efek Gulir Dana Khusus Pariwisata

Prgram IQTF bakal diperluas untuk mendukung pembiayaan bagi proyek pengembangan destinasi wisata hingga penguatan layanan dan fasilitas wisata

Prospek Saham Bank Usai Tersingkir dari Indeks
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:37 WIB

Prospek Saham Bank Usai Tersingkir dari Indeks

Sejumlah emiten  perbankan harus rela tersingkir dari indeks unggulan seperti LQ45 dan IDX80 seiring penurunan tajam harga sahamnya. ​

Dana SAL di Himbara Akan Mendongkrak NIM
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:33 WIB

Dana SAL di Himbara Akan Mendongkrak NIM

Margin keuntungan perbankan diperkirakan akan membaik di akhir tahun ini, sejalan dengan kondisi likuditas yang diprediksi semakin longgar. ​

Telkom Berupaya Strategi Atur Ulang Aset Fiber
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Telkom Berupaya Strategi Atur Ulang Aset Fiber

PT Telkom Indonesia Tbk (Persero) Tbk (TLKM) berupaya mendaur ulang aset fiber untuk mendukung pertumbuhan ke depan

Transformasi Bisnis Energi TBS Energi Utama (TOBA)
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Transformasi Bisnis Energi TBS Energi Utama (TOBA)

Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi TBS untuk memperkuat fondasi bisnis hijau.setelah sebelumnya terdampak harga batubara.

Laba Elnusa (ELSA) Terkontraksi Saat Pendapatan Masih Mendaki
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:22 WIB

Laba Elnusa (ELSA) Terkontraksi Saat Pendapatan Masih Mendaki

PT Elnusa Tbk (ELSA) mengantongi laba bersih Rp 526,56 miliar per 30 September 2025, merosot 4,48% secara tahunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler