Resesi dan Badai PHK

Selasa, 27 Juni 2023 | 08:30 WIB
Resesi dan Badai PHK
[]
Reporter: Havid Vebri | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada awal 2023, IMF dan Bank Dunia gencar memperingatkan tentang kemungkinan terjadinya resesi global. Dan, peringatan itu sekarang mulai nyata. Perekonomian Eropa belakangan "babak belur" dihantam resesi.

Pertumbuhan aktivitas bisnis Eropa melambat pada Juni, bahkan jatuh ke level terendah dalam lima bulan terakhir. Indeks Manajer Pembelian (PMI) gabungan zona euro turun dari 52,8 pada Mei menjadi 50,3 pada Juni. Sebelumnya, Amerika Serikat juga sudah lebih dulu mengalami pelambatan.

"Pertumbuhan output bisnis zona euro hampir terhenti pada bulan Juni," kata S&P Global dalam sebuah rilis.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui banyak negara tidak mampu bertahan akibat gejolak ekonomi dunia yang sedang terjadi. Tapi di sisi lain, ia mengklaim, Indonesia masih memiliki pertumbuhan kuat. Dengan pertumbuhan yang kuat, Sri Mulyani memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa sesuai target di kisaran level 5%-5,3%. Prediksi itu sejalan dengan perkiraan dari berbagai lembaga internasional.

Persoalannya, memburuknya perekonomian banyak negara, bukan berarti tak ada pengaruhnya sama sekali terhadap perekonomian nasional. Bahkan, dampaknya sudah dirasakan langsung oleh para pelaku industri di dalam negeri.

Salah satunya adalah industri manufaktur padat karya, seperti industri tekstil dan alas kaki. Di sektor ini marak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Ini terjadi karena turunnya permintaan dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat sebagai salah satu tujuan ekspor untuk produk-produk alas kaki dan tekstil asal Indonesia.

Fenomena ini jelas menunjukkan bahwa merosotnya perekonomian negara-negara di dunia turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Persoalannya, potensi resesi ekonomi global masih akan berlanjut, sehingga tingkat ketidakpastian masih tinggi. Kondisi ini diperparah perang Rusia-Ukraina yang tak berkesudahan.

Tak pelak, kinerja sektor industri bakal makin berat. Sebagian besar pelaku industri harus menanggung beban dan biaya tambahan seiring naiknya harga bahan baku input produksi dan biaya logistik. Dalam waktu bersamaan, pelaku industri juga harus rela penjualannya terpangkas di tengah lesunya permintaan gobal. Di sisi lain, mereka juga menanggung tambahan biaya modal efek naiknya tingkat suku bunga. Jelas, ancaman PHK masih besar.

Bagikan

Berita Terbaru

Layar Terkembang Nakhoda Baru Mahkaman Agung
| Jumat, 18 Oktober 2024 | 08:15 WIB

Layar Terkembang Nakhoda Baru Mahkaman Agung

Proses peradilan cepat dan berbiaya ringan membuka peluang tumbuhnya investasi.

 

Penjualan dan Angkutan Batubara RMKE Naik di Kuartal III-2024
| Jumat, 18 Oktober 2024 | 08:12 WIB

Penjualan dan Angkutan Batubara RMKE Naik di Kuartal III-2024

Pertumbuhan operasional itu diproyeksi akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan RMK Energy Tbk (RMKE) pada kuartal III-2024. 

BEI dan Waskita Beton (WSBP) Mengajukan Banding Gugatan Bank DKI
| Jumat, 18 Oktober 2024 | 08:06 WIB

BEI dan Waskita Beton (WSBP) Mengajukan Banding Gugatan Bank DKI

BEI mengajukan banding pada 3 Oktober 2024, sehari setelah WSBP mengirimkan memori banding pada 2 Oktober 2024.

Cuan Reksadana Pasar Uang Bikin Kantong Makin Tebal
| Jumat, 18 Oktober 2024 | 07:58 WIB

Cuan Reksadana Pasar Uang Bikin Kantong Makin Tebal

Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan 6% akan berdampak positif bagi imbal hasil reksadana pasar uang. 

Saham Emiten Barang Baku Masih Bisa Melaju
| Jumat, 18 Oktober 2024 | 07:51 WIB

Saham Emiten Barang Baku Masih Bisa Melaju


Menakar prospek emiten barang baku saat harga komoditas menguat.

FKS Food Sejahtera (AISA) Fokus Memperluas Pasar Ekspor
| Jumat, 18 Oktober 2024 | 07:50 WIB

FKS Food Sejahtera (AISA) Fokus Memperluas Pasar Ekspor

AISA gencar melakukan inovasi   guna menyesuaikan produk dengan selera pasar di berbagai negara.

Produksi Turun, Pengeboran Migas Ilegal Dituding
| Jumat, 18 Oktober 2024 | 07:50 WIB

Produksi Turun, Pengeboran Migas Ilegal Dituding

SKK Migas menemukan ribuan sumur migas ilegal yang masih beroperasi hingga saat ini.

Produsen Komponen Otomotif Genjot Penjualan Ekspor
| Jumat, 18 Oktober 2024 | 07:20 WIB

Produsen Komponen Otomotif Genjot Penjualan Ekspor

Pabrikan komponen juga memaksimalkan penjualan ke pasar sepeda motor.

Pengusaha Kritisi Sosok Kabinet Nan Gemoy
| Jumat, 18 Oktober 2024 | 07:15 WIB

Pengusaha Kritisi Sosok Kabinet Nan Gemoy

Pelaku usaha khawatir postur kabinet yang gemuk bakal menambah ruwet birokrasi

Pembiayaan Rumah Subsidi Sudah Tembus Rp 71,45 Triliun
| Jumat, 18 Oktober 2024 | 07:15 WIB

Pembiayaan Rumah Subsidi Sudah Tembus Rp 71,45 Triliun

Akad syariah di pembiayaan rumah subsidi sudah mulai tumbuh.

INDEKS BERITA

Terpopuler