Review IHSG: Tak Ada Katalis Positif

Sabtu, 23 November 2019 | 06:15 WIB
Review IHSG: Tak Ada Katalis Positif
[ILUSTRASI. Pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minim katalis positif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah dalam sepekan terakhir. Jumat (22/11), IHSG melemah 0,28% ke 6.100,24. Sementara itu, dalam sepekan IHSG turun 0,45%.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, pasar cukup bergairah saat rilis data neraca perdagangan Oktober 2019 menunjukkan hasil surplus. Tapi nyatanya, sentimen tersebut hanya berpengaruh jangka pendek. "Belum cukup membuat pasar lebih bergairah dalam jangka menengah dan jangka panjang," ucap dia, Jumat (22/11).

Baca Juga: Rupiah masih berpotensi tertekan pada pekan depan

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pelemahan IHSG dipengaruhi oleh sentimen perkembangan kesepakatan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. "Sentimen lainnya adalah ketidakstabilan politik yang terjadi di Hong Kong," kata dia.

Pekan depan, Herditya memprediksikan IHSG bergerak di kisaran 6.060-6.200. Pasar masih menanti perkembangan perang dagang. Tak jauh beda, Hendriko memprediksi IHSG pekan depan akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah di kisaran 6.062-6.181.

Baca Juga: Bursa Asia mayoritas menghijau, ini penyebab IHSG ada di zona merah

Menurut dia, katalis positif yang bisa mendorong IHSG hanya keputusan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral mengenai kepastian perpanjangan kontrak sejumlah tambang batubara.

Sentimen lainnya adalah penerapan perubahan pada penghuni MSCI Global Indonesia Index dan MSCI Small Cap Indonesia Index mulai 26 November 2019. Tapi sentimen ini hanya berpengaruh ke beberapa emiten, bukan IHSG secara keseluruhan.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Prospek Kinerja Keuangan dan Saham ESSA dari Ambisi Proyek Blue Amonia & SAF
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 10:42 WIB

Menakar Prospek Kinerja Keuangan dan Saham ESSA dari Ambisi Proyek Blue Amonia & SAF

Meski prospek jangka menengah cukup menjanjikan, kinerja ESSA saat ini tertekan pasokan gas dan pasar amonia yang lesu.

Ekspansi, Suku Bunga dan Kinerja yang Solid Bikin Saham PWON Kian Menarik
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 09:30 WIB

Ekspansi, Suku Bunga dan Kinerja yang Solid Bikin Saham PWON Kian Menarik

Dengan pipeline proyek besar di Semarang, Bekasi, Surabaya serta prospek recurring income yang terus tumbuh, kinerja PWON diperkirakan akan cerah.

Menakar Arah Saham BRMS, Antara Akumulasi Investor Asing Institusi dan Prospek Emas
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 08:51 WIB

Menakar Arah Saham BRMS, Antara Akumulasi Investor Asing Institusi dan Prospek Emas

Dalam jangka pendek, kenaikan harga saham BRMS yang sudah lumayan tinggi membuka peluang terjadinya koreksi.

Menakar Motif di Balik Tiga Kali Divestasi Sebagian Saham RATU oleh RAJA
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:59 WIB

Menakar Motif di Balik Tiga Kali Divestasi Sebagian Saham RATU oleh RAJA

Sejak RATU listing di BEI, kepemilikan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) sudah berkurang dari 80% menjadi 69,63%.

Bobot Saham DSSA Dipangkas MSCI, Ada Investor Asing Nyangkut di Harga Paling Pucuk
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:19 WIB

Bobot Saham DSSA Dipangkas MSCI, Ada Investor Asing Nyangkut di Harga Paling Pucuk

Penurunan bobot saham DSSA di MSCI akan diikuti dengan berkurangnya aliran dana masuk investor asing institusi.

Rupiah Tertekan Jelang Pidato Powell di Jackson Hole
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:45 WIB

Rupiah Tertekan Jelang Pidato Powell di Jackson Hole

Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh rilis neraca pembayaran Indonesia kuartal II – 2025 yang tercatat defisit sebesar US$ 6,74 miliar

Pakuwon Jati Tbk (PWON) Genjot Kinerja Lewat Proyek Anyar
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:30 WIB

Pakuwon Jati Tbk (PWON) Genjot Kinerja Lewat Proyek Anyar

Pendapatan berulang PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) pada semester II akan didukung kenaikan sewa dan okupansi tinggi

Bank Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:25 WIB

Bank Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Perbankan ramai-ramai mencari alternatif pendanaan dari pasar modal untuk menjaga likuiditas di tengah  pertumbuhan DPK  yang belum maksimal.​

Likuiditas Ketat, Bank Mengerem Kredit Valas
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:15 WIB

Likuiditas Ketat, Bank Mengerem Kredit Valas

Per Juni 2025, kredit valas tumbuh 5,01% secara tahunan, trennya terus melambat dimana pada Januari masih tumbuh 14,52%. ​

 Berharap Bunga Bunga Kredit Perbankan Menguncup Lebih Cepat
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Berharap Bunga Bunga Kredit Perbankan Menguncup Lebih Cepat

Jika sesuai harapan, perbankan mestinya bisa menurunkan suku bunga kredit guna ikut mengerek laju pertumbuhan kredit yang semakin mengkerut. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler