KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah masih terus menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (6/9), kurs rupiah di pasar spot menguat 0,38% ke level Rp 14.101 per dollar AS.
Bila dihitung selama sepekan, kurs rupiah naik 0,68%.
Kurs Jakarta interbank dollar spot (JISDOR) juga menunjukkan penguatan. Selama sepekan, kurs tengah rupiah versi Bank Indonesia (BI) ini menguat 0,68%.
Jumat (6/9), kurs JISDOR ditutup naik 0,09% menjadi Rp 14.140.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, sentimen eksternal masih menjadi penopang rupiah pada pekan ini.
Menurut dia, salah satu sentimen utama yang mendominasi ialah kondisi yang membaik di Hong Kong. Hal ini ditunjukkan dengan demo-demo yang mulai berkurang.
Baca Juga: Pemimpin Hong Kong: Kami tidak bisa menghentikan krisis segera
"Pemicu membaiknya karena pemerintah Hongkong akhirnya menghapus RUU ekstradisi yang selama ini ditentang," jelas Josua, kemarin.
Josua juga menuturkan, tekanan sentimen global juga berkurang lantaran situasi seputar perang dagang AS dan China membaik.
Pelaku pasar menyambut positif kemungkinan proses negosiasi dagang akan kembali dilakukan oleh AS dan China.
Baca Juga: Review IHSG: Tergilas Perang Dagang
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan juga sepakat, sentimen negatif perang dagang yang mulai reda menjadi penopang rupiah untuk perkasa.
Menurut Yudi, negosiasi antara AS dan China yang akan segera dilakukan dapat meningkatkan optimisme dan bisa mendorong pemulihan ekonomi global.
Dari dalam negeri, Yudi melihat, ada sentimen positif dari data cadangan devisa.
Baca Juga: Cadangan Devisa bulan Agustus naik ke US$ 126,4 miliar
Cadangan devisa akhir Agustus 2019 naik menjadi US$ 126,4 miliar dibanding bulan sebelumnya sebesar US$ 125,9 miliar.
"Cadangan devisa naik sehingga semakin memantapkan kurs rupiah," papar Yudi.