KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,03% pada perdagangan Jumat (6/9) kemarin.
Meski begitu. jika dihitung selama seminggu, IHSG mengalami koreksi sebesar 0,31%.
Para analis menilai, pelemahan IHSG selama sepekan ini lantaran perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) yang memanas.
Analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony mengatakan, di awal bulan ini, China dan AS mulai memberlakukan kenaikan tarif.
"Akibatnya, IHSG dalam sepekan terkoreksi namun di akhir pekan mulai menguat seiring dengan isu pemotongan suku bunga dan data cadangan devisa (cadev) yang surplus," tutur Chris.
Kemarin, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa sebesar US$ 126,44 miliar pada Agustus 2019. Angka ini meningkat 0,43% dari bulan sebelumnya di US$ 125,9 miliar.
Baca Juga: Cadangan Devisa bulan Agustus naik ke US$ 126,4 miliar
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menambahkan, jelang akhir pekan beberapa data global yang mulai membaik membuat pasar kembali menguat.
Tapi karena dalam dua hari di awal pekan ini IHSG melemah, penguatan dalam tiga hari terakhir tak mampu mengerek IHSG.
Untuk pekan depan, William mengatakan, IHSG akan menguat karena sentimen suku bunga yang ditunggu pasar.
"Kami memperkirakan, IHSG akan menguat disongkong sentimen eksternal di kisaran 6.250–6.400," kata dia, kemarin.
Baca Juga: Cadangan Devisa Surplus, IHSG Hari Ini Menanjak ke 6.308,95
Chris juga memproyeksikan, sepekan ke depan IHSG akan menguat karena tertopang data ekonomi dan isu pemotongan suku bunga.
"Kedua sentimen tersebut seharusnya bisa menjadi pendorong bagi IHSG sepekan ke depan," tutur dia. Dia memprediksikan IHSG menguat di 6.270–6.380.