Rights Issue Rampung, Thaioil Resmi Miliki 15% Saham TPIA

Kamis, 16 September 2021 | 06:20 WIB
Rights Issue Rampung, Thaioil Resmi Miliki 15% Saham TPIA
[]
Reporter: Akhmad Suryahadi, Dityasa H. Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) resmi merampungkan aksi korporasi proses Penawaran Umum Terbatas III. Mengecualikan rights issue BBRI yang masih berjalan, rights issue anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini menjadi salah satu rights issue dengan nilai terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Nilai emisi rights issue TPIA mencapai US$ 1,1 miliar, atau setara sekitar Rp 15,5 triliun. Dalam aksi korporasi ini, emiten ini melepas 3,79 miliar saham. Sehingga, jumlah saham TPIA yang tercatat di BEI saat ini bertambah jadi 21,63 miliar saham, dari sebelumnya 17,83 miliar saham.

TPIA tidak perlu repot lagi memenuhi ketentuan jumlah saham beredar di publik atawa free float minimal 7,5%. Setelah rights issue, porsi pemegang saham saham publik kini menjadi 8,2%.

PT TOP Investment Indonesia, anak usaha Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), memenuhi komitmennya sebagai pembeli siaga alias standby buyer. TOP Investment terpilih setelah TPIA sebelumnya menggelar serangkaian seleksi investor strategis untuk mendukung rights issue. Proses seleksi ini rampung pada Juli lalu.

Thaioil sekarang memegang 15% kepemilikan atas TPIA dan merupakan bagian dari pemegang saham utama serta sponsor TPIA, bersama BRPT dan SCG Chemicals. Thaioil dan SCG Chemicals berkomitmen berinvestasi lebih lanjut secara kolektif hingga investasi mencapai US$ 400 juta.

"Metode investasi selanjutnya akan ditentukan oleh para pihak pada tahap selanjutnya dan tetap tunduk pada persetujuan pemegang saham serta otoritas terkait," terang Suryandi, Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporasi TPIA, Rabu (15/9).

Hasil bersih rights issue akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua berskala global. Proyek ini dijalankan
PT Chandra Asri Perkasa (CAP) dengan sejumlah pengerjaan, seperti fasilitas cracker, olefin terpolimerisasi serta fasilitas dan utilitas terkait lainnya.

Investasi proyek CAP 2 tersebut ditaksir mencapai US$ 5 miliar. Konstruksinya diperkirakan butuh waktu empat hingga lima tahun.

Jika CAP 2 rampung, kapasitas produksi TPIA bakal bertambah jadi 8 juta ton dari 4,2 juta ton per tahun. "Ini akan membantu memenuhi permintaan domestik yang terus meningkat serta mengurangi ketergantungan impor," jelas Suryandi.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Bitcoin Terus Tertekan Hingga di Bawah US$ 120.000/btc, Saatnya Akumulasi Bertahap?
| Jumat, 07 November 2025 | 15:04 WIB

Bitcoin Terus Tertekan Hingga di Bawah US$ 120.000/btc, Saatnya Akumulasi Bertahap?

Di saat bitcoin melemah, beberapa altcoin menunjukkan performa yang apik, meski trader harus tetap melakukan manajemen risiko.

Kabar Superbank IPO Rp 5,35 Triliun, Begini Kinerja Keuangannya yang Melesat Tinggi
| Jumat, 07 November 2025 | 13:21 WIB

Kabar Superbank IPO Rp 5,35 Triliun, Begini Kinerja Keuangannya yang Melesat Tinggi

Kinerja Superbank melesat jelang IPO 2025, profitabilitas dan rasio-rasio keuangan membaik, NPL juga makin oke.

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru
| Jumat, 07 November 2025 | 08:42 WIB

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru

Di bawah pengendali baru, yakni First Resources Limited, ANJT mengantongi laba bersih sebesar US$ 24,28 juta, naik 1.520,39% yoy

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis
| Jumat, 07 November 2025 | 08:23 WIB

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis

Divisi alat berat PT Astra International Tbk (ASII) melemah, namun otomotif dan jasa keuangan masih resilient.

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)
| Jumat, 07 November 2025 | 08:08 WIB

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Diversifikasi menjadi kunci bagi PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengelola risiko di tengah volatilitas harga komoditas.

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi
| Jumat, 07 November 2025 | 07:05 WIB

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi

Sektor bisnis yang paling banyak menyerap produk elevator Shanghai Mitsubishi datang dari rumah pribadi dan bisnis rumah toko (ruko) 

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini
| Jumat, 07 November 2025 | 06:51 WIB

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini

Pendapatan dan laba emiten otomotif dan komponen masih lemah di sepanjang Sembilan bulan tahun 2025. ​

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:48 WIB

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan

Per September 2025 utang bank jangka pendek PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melonjak hingga 58%.

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun
| Jumat, 07 November 2025 | 06:45 WIB

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun

Hingga kuartal III-2025, PYFA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun, meningkat 77,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri
| Jumat, 07 November 2025 | 06:43 WIB

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri

Tak hanya aliran dana ke saham-saham yang mejeng di indeks MSCI, efek domino dari reblancing juga akan menjalar ke kepemilikan saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler