Risiko Akhir Covid

Jumat, 18 Februari 2022 | 09:00 WIB
Risiko Akhir Covid
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia kini mulai bersiap 'mengakhiri' kekhawatiran atas sebaran virus SARS-Cov-2 alias Covid-19, di tengah omicron yang meruak. Mutasi virus Covid disebut sudah mulai menunjukan titik lemahnya, seiring herd immunity dunia yang mulai terbentuk.

Tak sedikit yang yakin bahwa ini adalah awal dari akhir pandemi. Masyarakat mulai menerima Covid sebagai musuh biasa sehingga kita bisa hidup bersama. Banyak yang yakin, pandemi tak lagi lagi akan menjadi endemi.

Kondisi ini juga tercermin dalam Indeks volatilitas Chicago Board Options Exchange (CBOE) yang juga menunjukan mulai terkikis kekhawatiran para pemilik dana, investor dan manajer investasi atas Covid.

Indeks ini digunakan untuk mengukur ekspektasi ke depan dengan menggunakan hitungan volatilitas saham-saham  dalam keranjang S&P 500. Kian tinggi indeks menunjukan kekhawatiran, sebaliknya kian rendah menunjukan hilangnya kecemasan para pemilik dana.

CBOE indeks Desember 2021-Januari 2022 (30 hari) menunjukkan angka 30, mendekati Januari 2020 di angka 21. Beda jauh saat pandemi di puncak, CBOE bertengger di 83 di bulan Januari-April 2022. CBOE Desember-Januari 2022 memunculkan optimisme bahwa risiko Covid-tidak lagi menjadi kekhawatiran.

Ini jelas kabar baik pemulihan ekonomi, terpacu  dengan keberhasilan menaklukan SARS-Cov-2 menjadi penyakit ringan laiknya flu.    

Meski begitu, awal dari akhir pandemi juga menyimpan bara baru. Ini lantaran proses pemulihan ekonomi  global tak merata. Vaksinasi di banyak negara miskin, menengah belum mencapai target sehingga beresiko bagi pemulihan ekonomi.

Risiko jangka pendek yang muncul adalah peningkatan inflasi yang disebabkan gangguan rantai pasok di seluruh dunia. 

elain masalah penanganan kesehatan, banyak negara masih berjibaku dengan masalah tenaga kerja,  tekanan upah serta harga energi yang tinggi. Kondisi ini yang berpotensi mengganggu rantai pasok seluruh dunia. Efeknya tentu saja jadi pemberat pemulihan.  

Belum lagi, kebijakan ekonomi makro domestik suatu negara, seperti kebijakan normalisasi kebijakan bank sentral di negara maju  juga dapat menimbulkan dampak yang merugikan ekonomi negara lain.

Risiko lain yang bisa muncul adalah mulai terbatasnya ruang fiskal untuk mendorong perekonomian, saat mesin swasta belum bisa 100% bekerja maksimal.  Jika kondisi ini tidak ditangani baik akan mencuatkan risiko baru dari akhir Covid. 

Bagikan

Berita Terbaru

Penjualan Mobil Bekas Masih Tumbuh
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 05:45 WIB

Penjualan Mobil Bekas Masih Tumbuh

Adanya pertumbuhan penjualan mobil bekas setidaknya tergambar dari pembiayaan multifinance yang meningkat.

 Impor Komoditas Energi Butuh Hitungan Pasti
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 05:39 WIB

Impor Komoditas Energi Butuh Hitungan Pasti

Impor LPG, bahan bakar minyak, dan minyak mentah dari AS akan menambah beban fiskal karena jumlah subsidi membengkak

 Dari Finance Terjun ke Properti
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 05:33 WIB

Dari Finance Terjun ke Properti

Perjalanan karier Surina sebagai ahli keuangan hingga menjadi Direktur PT Indonesian Paradise Property Tbk

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Ekspansi ke Bisnis PLTS Atap
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:21 WIB

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Ekspansi ke Bisnis PLTS Atap

ITMG mengembangkan bisnis EBT melalui anak usahanya, PT ITM Bhinneka Power (IBP) dan PT ITM Energi Utama

Martina Berto (MBTO) Terus Mencari Peluang di Pasar Ekspor
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:21 WIB

Martina Berto (MBTO) Terus Mencari Peluang di Pasar Ekspor

MBTO sudah aktif menjajaki pasar luar negeri sejak 2011 silam, dan terus meningkatkan agresivitas ekspansi mereka.

Nego Trump Lagi Agar Tarif Bisa Nol Persen
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:21 WIB

Nego Trump Lagi Agar Tarif Bisa Nol Persen

Pemerintah ingin CPO hingga kayu manis dikenakan tarif bea masuk Amerika Serikat sebesar nol persen  

Lonjakan DPK Perbankan Tak Cerminkan Pemulihan Ekonomi
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:20 WIB

Lonjakan DPK Perbankan Tak Cerminkan Pemulihan Ekonomi

Di tengah isu likuiditas ketat yang kerap dikeluhkan oleh bankir, secara mengejutkan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan melesat pada Juni 2025. 

Peminat Insentif Pajak di IKN dan Daerah Mitra Masih Minim
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:20 WIB

Peminat Insentif Pajak di IKN dan Daerah Mitra Masih Minim

DJP sebut belum ada satu pun wajib pajak yang mengajukan tax holiday terkait financial center, pemindahan kantor pusat, serta super tax deduction

Adhi Karya (ADHI) Terus Mengejar Kontrak Baru
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:20 WIB

Adhi Karya (ADHI) Terus Mengejar Kontrak Baru

Mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,5 triliun hingga akhir kuartal kedua tahun ini atau 30 Juni 2025.

Muhammadiyah Menjajaki Beli Saham KB Bank Syariah
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:15 WIB

Muhammadiyah Menjajaki Beli Saham KB Bank Syariah

Muhammadiyah masih berniat untuk memiliki Bank Umum Syariah (BUS) dan tengah menjajaki membeli KB Bank Syariah.

INDEKS BERITA

Terpopuler