Rupanya Dukcapil Sudah Lapor Jual Beli Data KTP dan KK ke Polisi

Jumat, 02 Agustus 2019 | 07:02 WIB
Rupanya Dukcapil Sudah Lapor Jual Beli Data KTP dan KK ke Polisi
[]
Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Dalam Negeri mengaku telah melaporkan dugaan jual beli data pribadi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) kepada pihak kepolisian. Laporan ini sebagai bentuk perlindungan data pribadi masyarakat.

Laporan dugaan jual beli data pribadi ini dilakukan Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), Zudan Arif Fakhrulloh kepada Polisi sejak Selasa (3 Juli 2019.

Polisi kini akan melakukan penyelidikan atas jual beli data pribadi tersebut.

Laporan Dukcapil ini berawal dari cuitan Hendra Hendrawan, whistleblower terkait praktik jual-beli data KTP dan Kartu Keluarga (KK) oleh sindikat pengepul data.

Hendra mengabarkan keluhan rekannya yang tertipu, dan identitas datanya terampas saat ingin melakukan notifikasi dengan seseorang yang mengaku berasal dari perusahaan travel agent.

Rekan Hendra ingin membeli tiket pesawat sambil menyerahkan identitas pribadi. Bukannya tiket didapat, tapi data pribadi si teman malah ikut terampas.

Hendra langsung penasaran dengan kejadian tersebut. Akhirnya mulai Juli lalu ia masuk ke sebuah grup percakapan di Facebook bernama Dream Market Official.

Saat masuk ke grup percakapan tersebut, betapa kagetnya dirinya mengetahui bahwa grup tersebut merupakan sarana untuk jual beli data pribadi.

Terutama adalah Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nomor Kartu Keluarga (KK).

Karena kesal, Hendra pun memaparkan kepada media, Kamis (1/8). Ia membeberkan beberapa contoh cuitan dari grup tersebut via twitter@hendralm.

Ragam modus

Dari grup tersebut Hendra mengetahui modus jual beli data kependudukan.

Jika ada satu pihak yang mau membeli data NIK atau No KK langsung ada yang menjawab dan menyanggupi untuk menyediakan sejumlah data NIK dan No KK, dengan alasan yang bersangkutan bekerja di badan administrasi kredit.

Adapun harga untuk membeli satu nomor NIK atau nomor KK sebesar Rp 5.000 per nomor.

Tak mau hasil investigasinya terbuang percuma, Hendra pun melaporkan hal ini kepada Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).

Tujuannya adalah untuk memberikan kesaksian terhadap tindak penyalahgunaan data pribadi oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Dari hasil penelusuran Hendara ada beberapa modus pencurian data.

Pertama, lewat aplikasi atau situs jual beli produk.

Biasanya si pembeli akan meminta penjual untuk foto KTP dan swafoto pembeli dengan KTP untuk membuktikan penjual yang terpercaya.

Manfaatkan lowongan kerja

Kedua adalah dengan membuat situs lowongan pekerjaan palsu.

Dari situ, biasanya orang yang akan melamar pekerjaan di situs pencari kerja sudah pasti akan menyertakan seluruh data pribadinya.

Modus ketiga membuat aplikasi palsu, seperti membuat aplikasi Cek KTP.

Biasanya aplikasi seperti ini bukalah aplikasi yang resmi dari pemerintah.

Nah, saat ada pengguna yang ingin memastikan NIK di aplikasi tersebut, langsung terekam dan menjadi sumber data dari aplikasi yang bersangkutan.

Keempat, modus SMS tentan adanya utang ataupun yang berkaitan dengan pinjaman dana.

Kelima pelaku datang langsung ke desa atau kampung untuk menawarkan beras gratis.

Dan salah satu syaratnya adalah mengharuskan foto KTP dan foto pribadi.

"Intinya pemulung data akan minta kita untuk foto KTP/KK dan langsung diperjualbelikan," kata Hendra, (1/8).

Kesaksian Hendra ini sekaligus menepis adanya dugaan terjadinya kebocoran data kependudukan yang selama ini di kelola oleh Dukcapil.

Zudan Arif Fakhrulloh berharap, penjelasan seperti ini juga mampu meredakan keresahan masyarakat yang khawatir data pribadinya berseliweran oleh orang tak berhak.

Bagikan

Berita Terbaru

Pesaing Masih Gencar Promosi Bikin Bisnis ODS Melambat, GOTO Andalkan Bisnis Fintech
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:13 WIB

Pesaing Masih Gencar Promosi Bikin Bisnis ODS Melambat, GOTO Andalkan Bisnis Fintech

Penurunan kerugian dari Tokopedia-TikTok Shop memberi sinyal positif bahwa GOTO berpeluang mencetak laba bersih lebih cepat dari perkiraan awal.

Ada Rumor Anak Usaha MDKA di Tambang Emas Bakal IPO September 2025, Begini Profilnya
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 15:37 WIB

Ada Rumor Anak Usaha MDKA di Tambang Emas Bakal IPO September 2025, Begini Profilnya

Proyek Emas Pani digadang-gadang akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik.

Berencana Liburan, Timbang Metode Pembayaran di Luar Negeri
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 12:00 WIB

Berencana Liburan, Timbang Metode Pembayaran di Luar Negeri

Berbagai alat pembayaran saat berlibur di luar negeri tersedia saat ini. Tapi, ada cara agar kemudahan bertransaksi tak bikin boros.

Penjualan Semen Bulan Juli Membaik & Diklaim bisa Berlanjut, Simak Prospek Saham INTP
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 11:01 WIB

Penjualan Semen Bulan Juli Membaik & Diklaim bisa Berlanjut, Simak Prospek Saham INTP

Prospek emiten semen, termasuk INTP sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan otoritas moneter.

Dua Tahun Terakhir ITMG Membagikan Dividen Interim pada September, bisa Dilirik?
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 09:41 WIB

Dua Tahun Terakhir ITMG Membagikan Dividen Interim pada September, bisa Dilirik?

Meski peluang cuan dari dividen menarik, investor mesti mencermati risiko dari sisi harga saham ITMG yang masih tertekan harga batubara.

Perdana, India Impor CPO dari Kolombia dan Guatemala, Begini Dampaknya buat Indonesia
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:45 WIB

Perdana, India Impor CPO dari Kolombia dan Guatemala, Begini Dampaknya buat Indonesia

Pembelian minyak sawit dari Amerika Latin diprediksi akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan.​

Ambisi Prabowo Mengerek Tax Ratio Pupus
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:44 WIB

Ambisi Prabowo Mengerek Tax Ratio Pupus

Dalam Nota Keuangan beserta RAPBN 2026, di 2029 mendatang, tax ratio ditargetkan hanya sekitar 11,52%-15,01% dari PDB

Valuasi Harga Saham DKFT bisa Terkerek Jika Ekspansi ke Hilirisasi Nikel Terwujud
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:38 WIB

Valuasi Harga Saham DKFT bisa Terkerek Jika Ekspansi ke Hilirisasi Nikel Terwujud

Harga saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) sudah melambung ratusan persen sejak awal tahun 2025.

Metrodata Electronics (MTDL) Pacu Bisnis Data dan Akal Imitasi
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:30 WIB

Metrodata Electronics (MTDL) Pacu Bisnis Data dan Akal Imitasi

Manajemen MTDL memproyeksikan bisnis data dan akal imitasi yang dijalani perusahaan dapat bertumbuh setidaknya 50% pada tahun ini

APBN Dihimpit Utang, Belanja Bisa Tumbang
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:30 WIB

APBN Dihimpit Utang, Belanja Bisa Tumbang

Alokasi anggaran pembayaran bunga utang tahun 2026 mencapai 17,19% dari total belanja negara        

INDEKS BERITA

Terpopuler