Cacat Logika

Selasa, 05 Agustus 2025 | 06:10 WIB
Cacat Logika
[ILUSTRASI. TAJUK - Thomas Hadiwinata]
Thomas Hadiwinata | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ibarat membakar lumbung untuk mengusir tikus. Kendati ada maksud baik yang ingin dicapai, namun kebijakan itu memunculkan ongkos yang lebih besar dibandingkan manfaatnya.

Bahwa ada risiko pelaku kejahatan memanfaatkan keberadaan rekening dormant memang tak bisa dibantah. Hasil investigasi yang dilakukan PPATK memperlihatkan adanya celah tersebut.

Mengutip berita di media online, PPATK mengendus ada sejuta lebih rekening yang terkait dengan aksi kejahatan. Dari jumlah itu, lembaga intelijen keuangan di negeri ini menandai ada 150.000 rekening yang merupakan nominee, hasil jual beli atau hasil aktivitas ilegal lainnya.

Rekening-rekening memang mungkin berawal dari rekening dormant. Definisi sederhana tentang rekening dormant di bank adalah rekening yang tidak aktif, atau dalam bahasa yang lebih lugas, tidak ada transaksi, selama periode tertentu. Masing-masing bank memiliki definisi tersendiri tentang seberapa lama suatu rekening tidak aktif untuk dinyatakan dormant.

Andai 150.000 rekening yang menjadi penampung dana hasil kejahatan itu memang semula berwujud rekening dormant, kebijakan pemblokiran terkesan berlebihan dan gak nyambung.

Logika PPATK yang loncat, misalnya, tampak dari pernyataan pimpinannya, Ivan Yustiavandana, yang diberitakan awal pekan ini. Menurut Ivan, setelah pemblokiran sekitar 31 juta rekening dormant selama beberapa bulan terakhir, nilai transaksi judi onlen pun merosot.

Loh, bukankah rekening dormant itu justru rekening yang tidak memiliki aktivitas keluar masuk uang? Sementara transaksi jelas memunculkan pergerakan dana. 

Kalau memang ingin menghentikan lalu lintas uang judi online, yang seharusnya menjadi incaran adalah rekening yang pergerakan dananya aktif, bukan rekening dormant.

Memblokir rekening dormant mungkin bisa mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan dalam mencari rekening yang bisa disalahgunakannya. Tapi, tindakan antisipatif itu sungguh keliru dalam logika hukum. Kalau logika semacam itu diperbolehkan, yang terjadi adalah kesewenang-wenangan. 

Kiprah PPATK memblokir rekening dormant menjadi makin dipertanyakan saat Otoritas Jasa Keuangan pekan ini menyatakan telah meminta perbankan untuk memblokir 25 ribuan rekening yang terkait dengan judi online.

Selanjutnya: Penjualan Naik, Laba Emiten Ritel Ciamik

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Aneka Tambang (ANTM) Meraih Fasilitas Kredit Senilai Rp 8,2 Triliun
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 08:12 WIB

Aneka Tambang (ANTM) Meraih Fasilitas Kredit Senilai Rp 8,2 Triliun

Bunga dengan jumlah keseluruhan dari margin, yaitu 1,025% untuk kreditur luar negeri dan 1,075% untuk kreditur dalam negeri.

Rilis Kinerja yang Apik Jadi Momentum bagi Investor Ambil Untung di Saham FORE
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 07:55 WIB

Rilis Kinerja yang Apik Jadi Momentum bagi Investor Ambil Untung di Saham FORE

Tekanan jual yang masih tinggi membuat investor mesti lebih berhati-hati saat ingin masuk ke saham FORE dalam jangka pendek.

Menjaga Kinerja Investasi, Investor Memburu Portofolio yang Lebih Aman
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 07:48 WIB

Menjaga Kinerja Investasi, Investor Memburu Portofolio yang Lebih Aman

Dana asing yang hengkang dari pasar domestik mencerminkan bahwa sebagian investor asing kini memilih pasar lain

Ada Transaksi Crossing Rp 262,50 Miliar, Selasa (5/8) CDIA Keluar dari Kerangkeng BEI
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 07:39 WIB

Ada Transaksi Crossing Rp 262,50 Miliar, Selasa (5/8) CDIA Keluar dari Kerangkeng BEI

Saat diperdagangkan secara FCA selama tujuh hari beruntun, CDIA mencatatkan ARA sebanyak empat kali.

Arah Rupiah Menantikan Pengumuman Produk Domestik Bruto Indonesia
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 07:08 WIB

Arah Rupiah Menantikan Pengumuman Produk Domestik Bruto Indonesia

Rupiah dipengaruhi tren inflasi komponen inti Menggambarkan daya beli masyarakat terpantau melandai sejak Mei 2025 secara tahunan. 

Bayang-Bayang Daya Beli Masyarakat Semakin Lemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 06:49 WIB

Bayang-Bayang Daya Beli Masyarakat Semakin Lemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Produk domestik bruto (PDB) Indonesia semester I 2025 diperkirakan tumbuh 4,8% year on year (yoy), meleset di bawah target sebesar 5% yoy. 

IHSG Tumbang Awal Pekan, Saham-Saham Ini Masih Naik Tinggi
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 06:33 WIB

IHSG Tumbang Awal Pekan, Saham-Saham Ini Masih Naik Tinggi

IHSG mengakumulasi pelemahan 1,97% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG masih menguat 5,43%.

Bisnis Produk Olahraga Kian Menyehatkan
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 06:30 WIB

Bisnis Produk Olahraga Kian Menyehatkan

Perubahan perilaku konsumen memang menjadi pendorong menjamurnya bisnis fashion sport saat ini di berbagai tempat.

Kondisi Ekonomi Semakin Sulit, Emas Semakin  Favorit
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 06:20 WIB

Kondisi Ekonomi Semakin Sulit, Emas Semakin Favorit

Sepanjang tahun ini hingga akhir Juli 2025, kinerja portofolio investasi mencatatkan return cukup baik. 

Efisiensi Jadi Tumpuan Kinerja Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
| Selasa, 05 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Efisiensi Jadi Tumpuan Kinerja Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masih akan menghadapi kelebihan pasokan semen di semester II 2025

INDEKS BERITA

Terpopuler