Rupiah Hari Ini (17/9) akan Digerakkan Sentimen Data AS dan Tapering Off
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah di Jumat (17/9) akan dipengaruhi data ekonomi Amerika Serikat (AS). Sehingga, rupiah diperkirakan cenderung melemah.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf, melihat isu tapering off akan membayangi pergerakan rupiah pada Jumat dari FOMC meeting yang akan dilaksanakan The Fed. Walaupun data non-farm payroll menunjukkan perlambatan, tetapi Alwi mengamati, beberapa pejabat The Fed menyarankan tapering off akhir tahun ini.
"Isu tapering off bisa meningkat jika data retail sales AS nanti lebih bagus dari perkiraan," jelas Alwi. Tapi permintaan dollar AS sebagai aset safe haven akan meningkat, apabila data retail sales di bawah perkiraan. Data tradingeconomic memperkirakan ritel sales AS bulan Agustus 2021 akan -0,7% lebih bagus dari sebelumnya -1,1%
Baca Juga: Rupiah pada Jumat (17/9) diramal bakal dipengaruhi rilis data ekonomi AS
Alwi mencermati, sejak kemarin rupiah melemah karena memang terjadi kenaikan permintaan safe haven di tengah isu perlambatan ekonomi menyusul data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan. "Memang, awalnya rupiah diuntungkan inflasi AS melemah, tetapi persepsi berbalik," kata dia.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede juga sepakat menyebut, sentimen risk off juga terlihat dari koreksi pasar saham regional seperti Hang Seng yang terkoreksi 1,5% atau 365 poin.
Alwi memprediksi, rupiah Jumat (17/9) akan bergerak di kisaran Rp 14.220-Rp 14.285. Adapun Josua memperkirakan rupiah di kisaran Rp 14.200-Rp 14.300 per dollar AS.
Kamis (16/9), rupiah melemah 0,07% ke Rp 14.253. Sedangkan, kurs rupiah Jisdor menguat 0,09% di Rp 14.238.
Baca Juga: Surplus neraca dagang Agustus persempit defisit transaksi berjalan kuartal III 2021