KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah tidak banyak bergerak di perdagangan Jumat (17/12). Kurs spot rupiah cuma menguat tipis 0,05% ke Rp 14.355 per dollar AS. Jika dihitung dalam sepekan terakhir, kurs rupiah cuma naik 0,11%.
Kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI) bahkan stagnan di Rp 14.343. Sepanjang pekan ini, kurs Jisdor naik 0,24% dari posisi minggu lalu.
Analis Monex Investindo Futures Andian Widjaya menjelaskan, pekan ini pelaku pasar cenderung wait and see sembari mencermati sentimen kebijakan moneter The Fed. Kemarin, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh pernyataan hawkish The Federal Reserve. "Rencana The Fed mengakhiri stimulus lebih cepat dan menaikkan bunga di 2022, menopang dollar AS sehingga rupiah tertekan," ujar Andian, Jumat (17/12).
Baca Juga: Bergerak Dinamis, Rupiah Spot Menguat 0,11% Dalam Sepekan Terakhir
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri juga mengamini keputusan bank sentral AS melakukan percepatan tapering seiring pemulihan ekonomi AS membuat rupiah melemah. "Selepas pengumuman, pelaku pasar kembali memburu dollar AS sebagai safe haven," kata dia, kemarin.
Plus, dari dalam negeri, ditemukannya kasus Covid-19 varian omicron ikut menekan rupiah. Andian melihat minat investor menambah posisi di Indonesia turun.
Tapi Reny menyatakan, pernyataan The Fed justru sesuai perkiraan para pelaku pasar. Alhasil pada Jumat, rupiah menguat. Selain itu, rupiah juga kembali cenderung menguat karena data ekonomi domestik, seperti data cadangan devisa dan neraca perdagangan, masih positif. Secara umum kasus Covid-19 juga menurun.
Pekan depan, Reny memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.275-Rp 14.400. Sedangkan proyeksi Andian, rupiah pada Rp 14.270-Rp 14.500.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 14.355 per Dolar AS pada Hari Ini (17/12)