KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah kedatangan 32 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa. Total nilai emisi dari initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 9,29 triliun.
Kalau dilihat, dana segar yang diincar para emiten ini relatif kecil, rata-rata hanya sebesar Rp 290,52 miliar. Nilai emisi IPO terkecil berasal dari PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD).
Perusahaan ini sukses menjaring dana segar Rp 20,25 miliar dari penawaran saham perdana. Sedang emisi terbesar berasal dari IPO PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE).
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Octavianus Budiyanto menilai, banyak emiten memilih IPO dengan emisi kecil lantaran kondisi pasar modal global yang belum stabil. Masih ada perang dagang Amerika Serikat-China yang belum diketahui kapan akan selesai. "Calon emiten dengan emisi besar akan menunggu pasar lebih stabil karena khawatir saham tidak terserap," kata dia Kamis (11/7).
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, perusahaan-perusahaan IPO dengan emisi kecil merupakan tren yang menarik. “Perusahaan kecil, jadilah besar setelah masuk pasar modal," kata dia beberapa waktu lalu.
Meskipun begitu, BEI tetap mengharapkan ada emiten yang IPO dengan nilai emisi besar. Target BEI, ada 100 emiten IPO di tahun ini.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan BEI Laksono Widodo memperkirakan, emiten dengan nilai emisi besar akan melantai di BEI pada awal 2020. Menurut dia, nilai emisinya bisa di atas Rp 2 triliun. Emiten-emiten tersebut berasal dari berbagai sektor, termasuk konsumer dan perdagangan. “Kalau pakai buku Desember 2019, IPO-nya bisa hingga Juni 2020,” kata dia, Kamis (4/7).
Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menambahkan, lantaran di tengah ketidakpastian, underwriter juga tidak terlalu percaya diri mengantar perusahaan menggelar IPO. "Karena kalau tidak laku, mereka yang harus menyerap sisa saham yang ditawarkan,” papar dia, Minggu (14/7).
Di sisi lain, perusahaan yang IPO dengan emisi kecil akan lebih mudah dieksekusi perusahaan sekuritas dengan biaya yang minim. Tapi, dia mengakui, emisi besar lebih cepat membuat IHSG lebih gemuk.
Sementara itu, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma melihat, tidak mudah mencari perusahaan dengan emisi besar untuk IPO. "Jumlahnya berkurang dari tahun ke tahun karena sudah banyak yang jadi perusahaan terbuka," kata dia.
Kemungkinan lain, karena pemilik perusahaan belum mau kepemilikan sahamnya berkurang. Tetapi, dia yakin, BEI bisa mencapai target 100 perusahaan IPO tahun ini.