Safe Haven Bisa Jadi Pilihan Saat Ada Gejolak Geopolitik

Selasa, 01 Maret 2022 | 04:55 WIB
Safe Haven Bisa Jadi Pilihan Saat Ada Gejolak Geopolitik
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina mempengaruhi pergerakan berbagai mata uang dunia. Kurs dollar Amerika Serikat (AS) misalnya meroket lantaran mata uang ini menjadi buruan lantaran pelaku pasar memanfaatkan mata uang ini sebagai safe haven.

Investor bisa memanfaatkan volatilitas di pasar valuta asing (valas) akibat kisruh Rusia Ukraina ini untuk mendulang untung. Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, perang Rusia dengan Ukraina membuat mata uang safe haven seperti yen (JPY) dan franc Swiss (CHF) diburu. "Mata uang JPY dan CHF yang dipasangkan dengan USD menjadi menarik untuk diakumulasi beli," saran dia, Jumat (25/2).

CHF dan JPY berpotensi menguat terhadap USD. Di sisi lain, dollar AS berpotensi kembali melemah karena krisis geopolitik menimbulkan ekspektasi The Federal Reserve tidak akan agresif menaikkan suku bunga acuan.

Baca Juga: Bank Sentral Rusia Akan Memborong Emas dan Perkuat Pasar Domestik Hadapi Sanksi Barat

Faisyal memasang target USD/JPY bisa mencapai 110,00 akhir tahun ini. Sementara, target harga USD/CHF di level 0,9000. 

Pecahnya perang Rusia dan Ukraina juga membuat transaksi atas mata uang euro dan poundsterling ramai. Namun, investor memasang rekomendasi jual atas mata uang ini. "Euro dan poundsterling ikut melemah karena kawasan Eropa dan Inggris merupakan bagian dari NATO, sementara kini Ukraina kecewa dengan NATO," kata Faisyal.

Selain tersangkut efek geopolitik, mata uang euro dan poundsterling ramai dipasang jual oleh investor karena bank sentral dua negara tersebut cenderung dovish. Faisyal memprediksi target pairing EUR/USD di 1,0800. Sedangkan, harga GBP/USD berpotensi mengarah ke 1,2700.  

Alwi juga merekomendasikan investor memasang posisi sell  untuk euro dan buy pada dollar AS. "Dollar AS masih di atas angin terhadap euro," kata Alwi. 

Alasannya, dollar AS akan ditopang sentimen kenaikan suku bunga The Fed, sementara ECB cenderung bersikap dovish.

Alwi memprediksi indeks dollar AS masih akan naik ke level 98, dari 96,89 kemarin. Ia juga menargetkan pairing EUR/USD mencapai 1,0900 untuk jangka panjang. 

Baca Juga: Bursa Asia Bervariasi, Pasar Valas Menjadi Sinyal Sentimen Pasar

Bagikan

Berita Terbaru

Adu Otot Iran Versus Israel, Berakhir Damai atau Berlanjut?
| Selasa, 01 Juli 2025 | 11:30 WIB

Adu Otot Iran Versus Israel, Berakhir Damai atau Berlanjut?

Kita semua harus berdoa dan berharap perdamaian di Timur Tengah. Perang tidak memberikan solusi apapun.

Prospek Saham-Saham di Indeks LQ45 Lebih Cerah pada Semester II
| Selasa, 01 Juli 2025 | 08:54 WIB

Prospek Saham-Saham di Indeks LQ45 Lebih Cerah pada Semester II

Kinerja saham-saham likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung di Indeks LQ45 cenderung tertekan sepanjang semester pertama 2025 ini. 

Profit 27,66% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak (1 Juli 2025)
| Selasa, 01 Juli 2025 | 08:25 WIB

Profit 27,66% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak (1 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (1 Juli 2025) Rp 1.896.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,66% jika menjual hari ini.

Pasar Cenderung Wait and See, Rupiah Akan Sideways pada Selasa (1/7)
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:20 WIB

Pasar Cenderung Wait and See, Rupiah Akan Sideways pada Selasa (1/7)

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,27% ke Rp 16.238 per dolar AS pada Senin (30/6). 

Valas Alternatif dan Emas Bisa Menjadi Pilihan Investasi
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:15 WIB

Valas Alternatif dan Emas Bisa Menjadi Pilihan Investasi

 Memasuki semester II 2025, pelaku pasar perlu mencermati perkembangan geopolitik, kebijakan tarif impor, dan arah suku bunga bank sentral. 

Menggaet Restu RUPSLB, Emiten Prajogo Pangestu Ini Bersiap Menggelar Stock Split
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:10 WIB

Menggaet Restu RUPSLB, Emiten Prajogo Pangestu Ini Bersiap Menggelar Stock Split

Stock split saham pada dasarnya hanya mengubah nominal saham . Jadi, tidak semerta-merta mengubah tren pergerakan harga saham emiten.

Paradoks Indonesia
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:10 WIB

Paradoks Indonesia

Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), tapi gagal menjadi negara maju dan makmur.

Danantara Bakal Meraih Pendanaan US$ 10 Miliar
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:05 WIB

Danantara Bakal Meraih Pendanaan US$ 10 Miliar

Sejak didirikan pada Februari tahun ini, Danantara yang sudah resmi mempunyai kantor baru berhasil meraih pendapaan hingga US$ 7 miliar. 

Mengawali Semester II 2025 di Tengah Tren Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:01 WIB

Mengawali Semester II 2025 di Tengah Tren Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Meski IHSG menguat, asing tercatat melakukan aksi jual bersih alias net sell sebesar Rp 358,96 miliar. 

Diskon Tarif Mengerek Trafik Jalan Tol Selama Libur Panjang Tahun Baru Islam
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:00 WIB

Diskon Tarif Mengerek Trafik Jalan Tol Selama Libur Panjang Tahun Baru Islam

Sejumlah pengelola jalan tol seperti Jasa Marga, Hutama Karya dan Astra Infra menerapkan diskon tarif tol.

INDEKS BERITA

Terpopuler