Saham Antam (ANTM) Memuncaki Daftar Top Losers Usai Mencetak Rekor Tertinggi

Selasa, 20 Agustus 2019 | 13:01 WIB
Saham Antam (ANTM) Memuncaki Daftar Top Losers Usai Mencetak Rekor Tertinggi
[ILUSTRASI. Aneka Tambang ANTM]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada perdagangan sesi I (20/8) kembali turun melengkapi koreksi yang terjadi sejak kemarin.

Bahkan, data RTI menunjukkan di sesi pertama saham ANTM memuncaki daftar top losers setelah anjlok 4,15% ke level 1.040 per saham. 

Pada perdagangan Senin kemarin, saham ANTM terkoreksi 3,12% ke posisi Rp 1.085 per saham.

Koreksi tersebut dimulai persis setelah ANTM mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Jumat pekan lalu di Rp 1.120 per saham.

Emiten anggota indeks Kompas100 ini, terakhir kali mencapai posisi harga Rp 1.120 per saham pada 5 September 2014.

Dihitung sejak awal 2019, rekor harga tertinggi yang digapai ANTM sebelumnya terjadi pada 6 Februari 2019 saat harga saham produsen emas itu mencapai Rp 1.095 per saham.

Koreksi hingga 7,27% yang berlangsung dalam 1,5 hari perdagangan terakhir ditenggarai akibat aksi ambil untung investor.

Maklum, pelaku pasar yang sudah mengempit saham ANTM sejak beberapa bulan terakhir mestinya telah menangguk potensi keuntungan yang besar.

Sebab, ANTM sudah memulai fase bullish pada 17 Mei 2019 saat harganya mulai merangkak naik dari Rp 670 per saham.

Dihitung dari level harga tersebut hingga ke posisi Jumat pekan lalu, saham ANTM sudah mencetak kenaikan hingga lebih dari 67,16%.

Bagikan

Berita Terbaru

Kejar Target Hingga Akhir Tahun 2025, TMAS Berharap Tumbuh 5%-10%
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:22 WIB

Kejar Target Hingga Akhir Tahun 2025, TMAS Berharap Tumbuh 5%-10%

Manajemen TMAS menyiapkan investasi Rp 2 triliun untuk pengadaan 16 kapal serta sarana pendukungnya.

Bank Indonesia Longgarkan Suku Bunga, Rupiah Jadi Sorotan
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:19 WIB

Bank Indonesia Longgarkan Suku Bunga, Rupiah Jadi Sorotan

Ekonom memprediksi BI rate turun ke 4%-4,25% pada 2026 jika rupiah stabil. Rupiah diprediksi bergerak di rentang Rp 16.300-Rp 17.000 per dolar AS.

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) akan Agresif Menambah Jaringan Bisnis di 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:17 WIB

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) akan Agresif Menambah Jaringan Bisnis di 2026

PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) siap menambah laboratorium dan membidik pertumbuhan dua digit pada 2026.

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) Agresif Perkuat Jaringan
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:16 WIB

Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) Agresif Perkuat Jaringan

Anak usaha PT Bundamedik Tbk ini menargetkan pertumbuhan pendapatan 16% pada 2026 dibandingkan proyeksi realisasi 2025

Pertaruhan Dominasi Fiskal dan Independensi Bank Indonesia
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:08 WIB

Pertaruhan Dominasi Fiskal dan Independensi Bank Indonesia

Kita tak bisa menciptakan lapangan kerja berkelanjutan dengan cara merusak kepercayaan pada mata uang yang membayar upah para pekerja tersebut.

Ekspor 2026 Tertekan Tarif AS dan Lemahnya Permintaan Komoditas dari China
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:05 WIB

Ekspor 2026 Tertekan Tarif AS dan Lemahnya Permintaan Komoditas dari China

Pemerintah targetkan ekspor tumbuh 7,09% di 2026 vs 7,1% di 2025, karena basis tinggi. Ekonom soroti risiko stagnasi surplus dagang.

Target Realistis
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:00 WIB

Target Realistis

Jika ekspansi dan investasi segitu-segitu aja, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan segitu-segitu aja.

Risiko Penurunan BI Rate di Tengah Pelemahan Rupiah
| Senin, 29 Desember 2025 | 05:48 WIB

Risiko Penurunan BI Rate di Tengah Pelemahan Rupiah

Para ekonom menyoroti risiko penurunan BI rate 2025 ke level 4,75% di tengah pelemahan rupiah lebih dari 3%.

Tekanan Indeks Dolar AS Berpeluang Lanjut di Awal 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 05:39 WIB

Tekanan Indeks Dolar AS Berpeluang Lanjut di Awal 2026

Tekanan pada indeks dolar seiring meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) pada 2026

Komoditas Logam Jadi Primadona di 2025
| Senin, 29 Desember 2025 | 05:39 WIB

Komoditas Logam Jadi Primadona di 2025

Komoditas logam masih akan melanjutkan dominasinya di tahun 2026. Kebutuhan safe haven, terbatasnya pasokan industri jadi pendorongnya.

INDEKS BERITA