Saham Emiten Batubara Bergerak Searah dengan Penguatan Komoditas

Sabtu, 05 Juni 2021 | 08:16 WIB
Saham Emiten Batubara Bergerak Searah dengan Penguatan Komoditas
[ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (15/2/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham sektor pertambangan batubara dinilai prospektif sejalan dengan penguatan harga komoditas energi tersebut. Jika menggunakan harga Newcastle, batubara telah menguat 28% sepanjang tahun ini. 

Analis Henan Putihrai Sekuritas Meilki Darmawan menilai, kenaikan harga batubara saat ini masih ditopang oleh permintaan dari China yang cukup tinggi. Ditambah lagi, dalam satu bulan terakhir, China mengalami gangguan pasokan akibat banjir yang melanda Negeri Panda tersebut. Sementara dampak dari India, sebagai salah satu pengimpor, masih minim terhadap harga.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Rupiah Sepanjang Pekan Tertekan Tarif Trump
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:41 WIB

Rupiah Sepanjang Pekan Tertekan Tarif Trump

Rupiah bergerak melemah sepanjang pekan ini. Tensi perang dagang yang meningkat menjadi penekan mata uang Garuda.

CEO Erajaya Food Jeremy Sim Nyaman Investasi di Instrumen Minim Risiko
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:35 WIB

CEO Erajaya Food Jeremy Sim Nyaman Investasi di Instrumen Minim Risiko

 Investasi sesuai usia dan waktu. Kalimat itu menjadi pegangan Jeremy Sim, CEO Erajaya Food & Nourishment

Menyiangi Reksadana Saat Volatilitas Tinggi
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:30 WIB

Menyiangi Reksadana Saat Volatilitas Tinggi

Di tengah volatilitas pasar keuangan, instrumen reksadana dipandang memiliki risiko lebih terukur dan lebih stabil. 

Ekspansi Pasar Surya Biru Murni Acetylene TBk (SBMA) ke Berbagai Sektor
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:28 WIB

Ekspansi Pasar Surya Biru Murni Acetylene TBk (SBMA) ke Berbagai Sektor

Mengupas profil PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) dan strategi bisnis untuk meningkatkan kinerja di tahun 2025

Bidik Dana Rp 5,89 Triliun, Solusi Sinergi Digital (WIFI) Menggelar Rights Issue
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:15 WIB

Bidik Dana Rp 5,89 Triliun, Solusi Sinergi Digital (WIFI) Menggelar Rights Issue

Emiten teknologi milik Hashim Djojohadikusumo itu, berencana menerbitkan maksimal 2,94 miliar saham dengan nominal Rp 100.

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Menyebar Dividen Jumbo
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:05 WIB

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Menyebar Dividen Jumbo

Total dividen tunai yang dibagikan ITMG mencapai US$ 243 juta. Ini setara dividen payout ratio sebesar 65% dari laba bersih ITMG tahun 2024.

Darurat Kelapa
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:05 WIB

Darurat Kelapa

Harga kelapa yang kian mahal imbas pasokannya berkurang harus segera dibenahi lewat perluasan kebun kelapa serta produktivitasnya. 

Menata Kemandirian Pariwisata Nasional
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:00 WIB

Menata Kemandirian Pariwisata Nasional

Pariwisata merdeka adalah pariwisata yang sudah bisa mandiri secara ekonomi dan kreatif secara strategi.​

Tak Ingin Tertekan Pasar Saham, Humpuss Intermoda (HITS) Mau Pamit dari Bursa
| Sabtu, 12 April 2025 | 05:45 WIB

Tak Ingin Tertekan Pasar Saham, Humpuss Intermoda (HITS) Mau Pamit dari Bursa

PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) telah mengajukan suspensi saham pada 8 April 2025 dan delisting pada 25 Maret 2025 pada BEI dan OJK.​

Amerika Pasang Tarif Impor, Prospek Emiten Baja Bisa Gempor
| Sabtu, 12 April 2025 | 05:30 WIB

Amerika Pasang Tarif Impor, Prospek Emiten Baja Bisa Gempor

Dampak tarif impor Trump bisa mendorong produk ekspor baja Indonesia ke pasar AS terkena tarif lebih tinggi.

INDEKS BERITA

Terpopuler