Saham Emiten Perkebunan Sawit Kompak Menghijau Walau Konsumsi Domestik Turun

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil ekspor minyak sawit serta konsumsi domestik sawit yang menurun per Juli 2025, diperkirakan tidak menimbulkan imbas negatif pada emiten sawit. Hal ini terlihat pada penutupan perdagangan Kamis (25/9), karena beberapa saham sawit kompak menguat.
Saham emiten sawit seperti PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT Salim Ivomas Pratama TBk (SIMP), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) kompak terlihat menguat pada pembukaan dan penutupan pasar hari ini.
Kinerja saham SMAR, SIMP dan TAPG juga terlihat meningkat pesat di paruh kedua 2025 sedangkan LSIP terlihat stabil sepanjang tahun. Sepanjang tahun berjalan 2025 ini atau year to date (YTD) keempatnya juga kompak menguat.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebutkan ekspor sawit turun 1,9% month of month (MoM) per Juli 2025 ke level 3,54 juta ton dengan stok naik 1,5% MoM menjadi 2,57 juta ton. Lebih rinci, ekspor sawit Indonesia ke India pada Juni 2025 tercatat 573 ribu ton, turun 27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 783 ribu ton.
Meskipun ekspor ke India menurun, secara keseluruhan peran sawit bagi perekonomian Indonesia tetap signifikan. GAPKI mencatat, kontribusi ekspor sawit kembali meningkat dari 10% pada 2024 menjadi 13% terhadap total ekspor Indonesia di 2025. Sawit juga masih menjadi penyumbang devisa utama yang menjaga surplus neraca perdagangan.
Di sisi lain, produksi sawit naik 6% MoM pada Juli 2025 dan konsumsi domestik turun 1,8% MoM seiring penurunan konsumsi untuk biodiesel sebesar 2,7% MoM.
Ketua Umum GAPKI Eddy Martono menyampaikan bahwa Indonesia menyumbang hampir 57,5% dari total minyak sawit dunia serta menjadi konsumen terbesar mencapai 27%.
"Indonesia menjadi konsumen sawit terbesar mencapai 27%, posisi kedua diduduki oleh India dengan porsi 10,8%," ucapnya sebagaimana yang disampaikan dalam webinar Webinar Palm Oil as a Strategic Corridor: Strengthening Indonesia-India Economic and Trade Cooperation, Senin (22/9) lalu.
Ke depan, GAPKI menilai harga sawit yang kembali kompetitif dibandingkan minyak nabati lain berpotensi mengembalikan permintaan India. Namun faktor tarif impor dan kebijakan proteksi pangan India akan tetap menjadi penentu arah ekspor sawit Indonesia ke negara tersebut.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan