Saham Indeks Hijau Ketiban Berbagai Sentimen Positif

Kamis, 04 November 2021 | 06:30 WIB
Saham Indeks Hijau Ketiban Berbagai Sentimen Positif
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham bertema hijau (green index) cenderung menurun sejak awal tahun. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX ESG Leaders melorot 1,53% year to date (ytd).

Sebagai perbandingan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam tren bullish. Kenaikan indeks utama ini mencapai 9,58% ytd.

Padahal, konstituen indeks ESGL berisikan perusahaan berkapitalisasi pasar jumbo dan memiliki penilaian environmental, social & governance yang baik dan tidak terlibat pada kontroversi secara signifikan. Dari 30 saham penghuni indeks ESGL, separuhnya mencatatkan penurunan harga saham.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mencermati indeks ESG tertinggal lantaran tidak terdapat saham teknologi dan digital yang menjadi pendorong IHSG. "Karena fokus pada saham big caps yang belum bergerak, akibatnya indeks tertinggal," kata dia, Rabu (3/11).

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga melihat, penurunan harga saham dengan bobot besar seperti UNVR dan HMSP menjadi pemberat laju indeks ESGL.

Tapi, prospek cerah saham-saham hijau ini tetap terbuka. Menurut Wawan, salah satu alasannya, pemerintah telah melonggarkan PPKM secara bertahap, sehingga ada pemulihan ekonomi.

Selain itu, dalam pertemuan G20, Indonesia juga memiliki komitmen untuk memperhatikan green energy. Menurut Wawan, sentimen itu akan inline dengan indeks ESGL. "Walaupun Presiden Jokowi mendorong aturan emiten untuk lebih fokus pada green energy, setidaknya emiten di dalam indeks ESG sudah lebih siap dibandingkan dengan emiten lainnya," sebutnya.

Dari sana, Wawan memprediksi indeks ESGL bisa ditutup di zona hijau pada akhir tahun nanti, walau cuma naik tipis lantaran pasar menunggu  perkembangan tapering Amerika Serikat (AS). Ekspektasi Wawan, IHSG akhir tahun ada di kisaran 6.700-6.800.

Dari 30 emiten ESG Leaders, Wawan menjagokan emiten saham perbankan, seiring pemulihan ekonomi. Saham telekomunikasi seperti TLKM menarik seiring IPO Mitratel dan prospek bisnis menara yang cerah. Selain itu, saham konsumer (FMCG) menarik seiring aksi windows dressing di pasar. Sementara Nico merekomendasikan ASSA, BBCA, BBRI, BBNI, dan SCMA.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Industri Semen Tertekan, Menakar Prospek Saham Semen Baturaja (SMBR)
| Kamis, 11 Desember 2025 | 10:00 WIB

Industri Semen Tertekan, Menakar Prospek Saham Semen Baturaja (SMBR)

Kinerja industri semen yang lesu, dipengaruhi oleh lemahnya permintaan pasar domestik, terutama penyelesaian proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Agar Nonkaryawan Patuh Urusan Pajak
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:34 WIB

Agar Nonkaryawan Patuh Urusan Pajak

Rasio kepatuhan wajib pajak orang pribadi nonkaryawan merosot ke 27,96%, terendah dalam lima tahun terakhir

Perusahaan Milik Hashim Djojohadikusumo Mengungkap Motif di Balik Pencaplokan COIN
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:10 WIB

Perusahaan Milik Hashim Djojohadikusumo Mengungkap Motif di Balik Pencaplokan COIN

Investasi ini bukan hanya nilai ekonomi, tapi membangun kedaulatan digital Indonesia yang menghasilkan inovasi dan nilai tambah ekonomi nasional.

Bahaya Batalnya Tarif Resiprokal AS terhadap RI
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:09 WIB

Bahaya Batalnya Tarif Resiprokal AS terhadap RI

AS tuding Indonesia mengingkari komitmen yang telah disepakati dalam perjanjian tarif Juli          

Sah, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 11 Desember 2025 | 07:29 WIB

Sah, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Analis memperkirakan, pasar mulai priced in terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Dari domestik, pasar berharap pada momentum akhir tahun.

AGII Menanti Kenaikan Permintaan Gas Industri di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 07:07 WIB

AGII Menanti Kenaikan Permintaan Gas Industri di 2026

AGII memproyeksikan bakal menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sekitar Rp 350 miliar pada 2026. 

Dana Kelolaan Reksadana Bisa Tembus Rp 800 Triliun di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:45 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Bisa Tembus Rp 800 Triliun di 2026

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 656,96 triliun per November 2025. 

Trafik Naik, Kinerja Jasa Marga (JSMR) Berpeluang Membaik
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:40 WIB

Trafik Naik, Kinerja Jasa Marga (JSMR) Berpeluang Membaik

Trafik jalan tol PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) bakal lebih ramai, sehingga bisa memoles kinerja JSMR

Cermat Memilih Saham Selera Pasar
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:37 WIB

Cermat Memilih Saham Selera Pasar

Saham BUMI, DEWA, GOTO, hingga BKSL menjadi saham dengan volume perdagangan saham terbesar tahun ini

Bea Keluar Berlaku, Emiten Emas Masih Bisa Berkilau
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:34 WIB

Bea Keluar Berlaku, Emiten Emas Masih Bisa Berkilau

Pemerintah resmi menetapkan pengenaan bea keluar terhadap barang ekspor seperti emas, akan menjadi sentimen bagi pergerakan harga emiten emas

INDEKS BERITA

Terpopuler