Saham Pedagang Ponsel Kompak Naik, Tapi Ada yang Patut Diwaspadai

Kamis, 11 Juli 2019 | 07:00 WIB
Saham Pedagang Ponsel Kompak Naik, Tapi Ada yang Patut Diwaspadai
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga saham emiten penjual perangkat telekomunikasi kompak menguat. Analis menilai, saham-saham tersebut mendapat angin segar dari kabar anyar mengenai pembatasan ponsel ilegal melalui validasi database nomor identitas asli ponsel atau international mobile equipment identity (IMEI).

Asal tahu saja, aturan pembatasan ponsel ilegal ini akan diterbitkan 17 Agustus mendatang dengan mengatur verifikasi dan nomor identitas asli ponsel melalui IMEI. Tak hanya untuk meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi seluler, upaya ini dilakukan untuk menutup celah ponsel black market.

Regulasi ini memberi katalis positif bagi saham penjaja gawai. PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) bahkan menjadi salah satu top gainer kemarin. Harga sahamnya naik 34,97% menjadi Rp 220 per saham.

Harga saham PT Global Teleshop (GLOB) juga naik 22,86% ke level Rp 430 per saham. Sedang saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menguat 7,14% ke Rp 2.100.

Baca Juga: Sudah Naik Tinggi, Saham Erajaya (ERAA) Masih Bisa dikoleksi?

Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, beleid IMEI tersebut bisa mendorong masyarakat lebih banyak membeli ponsel dari jalur resmi. Sehingga berpeluang mendongkrak penjualan distributor resmi ponsel.

Meski begitu, ada beberapa sentimen yang bisa mempengaruhi bisnis emiten penjaja ponsel dan perlu diwaspadai. Pertama, kemampuan pemerintah memberlakukan secara tegas aturan IMEI. "Mengingat saat ini masih banyak pro kontra," jelas Wawan.

Kedua, persaingan antara perusahaan distributor ponsel. Menurut Wawan, saat ini terjadi persaingan sengit antar distributor. Dus, investor perlu melihat fundamental perusahaan, terutama TRIO.

Pemilik gerai Oke Shop tersebut masih menanggung rugi Rp 3,28 miliar di akhir Maret 2019, akibat penyusutan 36% pendapatan. TRIO juga mengakui sedang kekurangan kas untuk aktivitas operasinya dan masih dalam tahap penjajakan kepada tujuh bank.

Melihat kinerjanya, Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menilai, kenaikan saham TRIO dipengaruhi pergerakan bandar. Karena itu, investor perlu berhati-hati agar tak terjebak saat harga saham kembali berbalik.

Bagikan

Berita Terbaru

Pemerintah Tambah Tenaga Medis dan Rumah Sakit
| Kamis, 20 November 2025 | 05:15 WIB

Pemerintah Tambah Tenaga Medis dan Rumah Sakit

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah menggeber tambahan tenaga medis serta rumah sakit di berbagai daerah.

Pebisnis Menanti Insentif untuk Kerek Industri Otomotif
| Kamis, 20 November 2025 | 05:10 WIB

Pebisnis Menanti Insentif untuk Kerek Industri Otomotif

Pabrikan mobil dan industri komponen otomotif nasional mengharapkan adanya insentif pada tahun depan.

Sabar, Keputusan UMP 2026 Baru Awal Desember
| Kamis, 20 November 2025 | 05:00 WIB

Sabar, Keputusan UMP 2026 Baru Awal Desember

Diskusi penentuan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2026 antara pemerintah dan pengusaha masih alot.

Pertumbuhan Kredit Industri Bank Masih Jauh dari Target
| Kamis, 20 November 2025 | 04:50 WIB

Pertumbuhan Kredit Industri Bank Masih Jauh dari Target

Kredit industri perbankan cuma naik 7,36% di Oktober 2025, lebih rendah dari bulan sebelumnya dan jauh dari target BI di 8%-11%.

QRIS Tap Kian Populer Transaksi Tembus Rp 13,8 Miliar dalam Tujuh Bulan
| Kamis, 20 November 2025 | 04:50 WIB

QRIS Tap Kian Populer Transaksi Tembus Rp 13,8 Miliar dalam Tujuh Bulan

Transaksi QRIS Tap melesat Rp 13,8 miliar dalam tujuh bulan, dipakai 1,1 juta merchant. BI enjot perluasan ke sektor ritel dan transportasi.

DSI Minta Waktu Satu Tahun untuk Lunasi Lender
| Kamis, 20 November 2025 | 04:50 WIB

DSI Minta Waktu Satu Tahun untuk Lunasi Lender

Dana Syariah Indonesia dan para pemberi pinjaman mencapai kata sepakat dalam rencana pengembalian dana pinjaman.

Bunga Kredit Tak Kunjung Layu Kendati Sudah Dipacu
| Kamis, 20 November 2025 | 04:45 WIB

Bunga Kredit Tak Kunjung Layu Kendati Sudah Dipacu

Penurunan suku bunga acuan belum berdampak signifikan terhadap tingkat kredit bank dan bunga kredit yang diberikan ke konsumen

Proyeksi IHSG Kamis (20/11): Potensi Sideways Menanti Rilis Data AS
| Kamis, 20 November 2025 | 04:45 WIB

Proyeksi IHSG Kamis (20/11): Potensi Sideways Menanti Rilis Data AS

Meski IHSG naik, analis ingatkan volatilitas jelang data tenaga kerja AS & sinyal The Fed. Pelajari proyeksi pergerakan dan saham pilihan.

CBAM Eropa dan Nilai Ekonomi Karbon
| Kamis, 20 November 2025 | 04:44 WIB

CBAM Eropa dan Nilai Ekonomi Karbon

Negara berkembang termasuk Indonesia pada umumnya memiliki kebijakan iklim yang kurang ambisius dibandingkan negara maju.

Insentif KLM Melonjak Lewati Target Mencapai Rp 404,6 Triliun
| Kamis, 20 November 2025 | 04:25 WIB

Insentif KLM Melonjak Lewati Target Mencapai Rp 404,6 Triliun

Bank Indonesia (BI) tingkatkan insentif likuiditas makroprudensial  Rp 404,6 triliun. Likuiditas perbankan longgar, pembiayaan prioritas naik.

INDEKS BERITA