KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (18/1) telah mengumumkan daftar penghuni baru indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2019.
Ada empat emiten yang masuk ke daftar tersebut, antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Mereka hadir menggantikan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS).
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan berpendapat saham emiten yang baru saja bergabung di indeks LQ45 berpeluang menguat pada perdagangan Senin (21/1). Pasalnya, indeks LQ45 oleh pelaku pasar modal Tanah Air masih dipandang sebagai indeks yang berisikan 45 saham dari emiten terbaik di bursa.
"Secara psikologis, investor akan lebih yakin atau confidence untuk membeli saham tersebut," kata dia kepada KONTAN pada Minggu (20/1).
Tetapi, dia mengingatkan, tingkat likuiditas saham belum tentu sejalan dan seiring kinerja fundamentalnya. Proyeksi dia, kenaikan harga saham penghuni baru akan berlangsung selama beberapa hari atau dalam jangka pendek. Baru kemudian kembali mengacu kinerja fundamental.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyebut, saham emiten yang menjadi penghuni baru indeks LQ45 akan menjadi incaran investor institusi, mulai dari pengelola dana dan manajer investasi. "Jadi kemungkinan akan ada aksi beli lebih besar dari biasanya," ujar William kepada KONTAN, Minggu (20/1).
Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su menambahkan, saham-saham ini juga menjadi incaran investor institusi seperti dana pensiun (Dapen).
Selain itu, keempat saham tersebut pun secara fundamental tercatat memiliki catatan positif di kuartal III 2018 lalu.
"Rekomendasi buy untuk 4 saham tersebut. CPIN target harga Rp 9.000 sampai Rp 10.000 per saham, ERAA target harga Rp 2.800 dan Rp 3.000 per saham, PWON target harga Rp 700 sampai Rp 750 dan TKIM Rp 13.500 per saham," ujar William.