Saham Sektor Telekomunikasi Bullish, Telkom (TLKM) Tetap Paling Menarik

Rabu, 21 Agustus 2019 | 08:51 WIB
Saham Sektor Telekomunikasi Bullish, Telkom (TLKM) Tetap Paling Menarik
[ILUSTRASI. Ilustrasi Opini - Benarkah Telkomsel Monopoli? -- Ilustrasi persaingan bisnis operator telekomunikas]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham sektor telekomunikasi tengah menapaki bullish trend sejak beberapa bulan terakhir.

Tren bullish mendorong saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) menggapai rekor harga tertinggi tahun ini.

Tahun ini TLKM menapak jalur bullish sejak 17 Mei 2019 saat harganya masih di Rp 3.510 per saham.

Pada perdagangan kemarin (20/08) TLKM menembus rekor tertinggi di Rp 4.470 per saham yang terakhir kali digapai pada Oktober 2017.

Baca Juga: Telekomunikasi Indonesia (TLKM) Menjaga Indihome Tumbuh Dua Digit premium

Sementara saham operator seluler XL menyentuh level tertinggi tahun ini pada 12 Agustus 2019 tatkala harganya berada di Rp 3.360 per saham.

Indosat rupanya tak mau kalah langkah. 

Sejak 17 Mei 2019 saham ISAT melesat naik dari Rp 1.715 per saham ke posisi tertinggi tahun ini di Rp 3.830 per saham.

Sebelumnya, ISAT sempat membuat rekor harga tertinggi 2019 di Rp 3.750 per saham pada 14 Februari 2019.

Lantas, saham apa yang masih menarik?

Jika dilihat dari minat investor asing, saham Telkom masih menjadi raja. 

Bukan hanya di kalangan saham sektor telekomunikasi saja, melainkan dibanding seluruh penghuni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Pada perdagangan Selasa (20/08) TLKM berhasil menggaet nilai beli bersih investor asing sebesar Rp 633,5 miliar. Berdasar data RTI, ini catatan tertinggi yang ditorehkan pada perdagangan hari itu.

Secara year to date, net buy asing di saham TLKM mencapai Rp 2,8 triliun.

Baca Juga: Telkom berencana beli 3.000 menara Indosat, ini pendapat analis

Jauh di atas saham Bank BRI (BBRI) yang mencatatkan net buy asing sebesar Rp 2,1 triliun.

Minat asing yang besar pada saham TLKM bisa dimaklumi mengingat secara valuasi saham emiten pelat merah itu memang paling menarik dibanding operator telekomunikasi lainnya.

Kita tengok dulu posisi price to earning ratio (PER) 2019 EXCL yang jika disetahunkan sudah mencapai 61,58 kali.

Ini menggunakan patokan harga kemarin di Rp 3.250 per saham.

Sedangkan posisi price to book value (PBV) XL ada di 1,85 kali.

Baca Juga: XL Axiata: Bisnis berbasis fiber optic menjanjikan

Valuasi Indosat malah lebih jelek. Di harga Rp 3.600 per saham, PER 2019 ISAT yang disetahunkan -29,29 kali. 

Sementara PBV operator telekomunikasi yang punya merek dagang IM3 itu ada di level 1,69 kali.

PER TLKM paling menarik tapi....

Nah, di harga Rp 4.470 per saham, PER TLKM 2019 jika disetahunkan ada di 19,99 kali.

Sementara PBV telkom ada di level 3,89 kali.

Meski demikian, peminat saham TLKM perlu mencermati data PER historis TLKM. 

Rata-rata PER TLKM dalam lima tahun (2014-2018) ada di sekitar 20,30 kali.

Jika berpatokan pada PER historis ini, artinya potensi kenaikan harga saham TLKM sudah terbatas.

Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) Kantongi Kontrak Jangka Panjang Rp 42,6 Triliun premium

Bagikan

Berita Terbaru

Kapuspenkum Kejaksaan Agung: Pidsus (Jampidsus) Sedang Menelaah Kimia Farma (KAEF)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 22:34 WIB

Kapuspenkum Kejaksaan Agung: Pidsus (Jampidsus) Sedang Menelaah Kimia Farma (KAEF)

​Rugi tahun berjalan KAEF membengkak 679,93% di tahun 2023 menjadi Rp 1,48 triliun dari semula Rp 190,47 miliar.

Pertumbuhan Kinerja Unilever (UNVR) Masih Dibayangi Pelemahan Daya Beli & Aksi Boikot
| Minggu, 29 Juni 2025 | 22:07 WIB

Pertumbuhan Kinerja Unilever (UNVR) Masih Dibayangi Pelemahan Daya Beli & Aksi Boikot

CGS International memproyeksikan pertumbuhan laba bersih tahunan UNVR di kuartal III-2025 sebagian karena basis yang rendah di kuartal III-2024.

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce
| Minggu, 29 Juni 2025 | 11:00 WIB

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce

Tren grocery delivery meningkatkan kebutuhan cold chain logistics. Lalu, seperti apa potensi pasar industri ini?   

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:17 WIB

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (29 Juni 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,70% jika menjual hari ini.

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:00 WIB

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain

Pendapatan premi dari tangan-tangan agen asuransi terus susut seiring dengan perkembangan teknologi digital.        

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas
| Minggu, 29 Juni 2025 | 09:00 WIB

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas

Membedakan kelas miskin, menengah dan kaya, bukan dari penghasilannya saja, tapi juga dari pengeluarannya.

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak
| Minggu, 29 Juni 2025 | 08:05 WIB

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak

Agar cuan, alih-alih boncos. Cermati syarat serta ketentuan fee, sebelum menggunakan "pinjaman modal" dari sekuritas.

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

INDEKS BERITA

Terpopuler