Sarana Menara Nusantara (TOWR) Mengincar Emiten Menara Lebih Kecil
Oleh:
Dityasa H. Forddanta
Selasa, 08 Juni 2021 | 05:30 WIB
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) belum berniat mematikan mesin ekspansi. Beredar rumor di pasar saham, emiten pengelola menara telekomunikasi ini berniat melakukan akuisisi pada perusahaan menara lain.
TOWR disebut-sebut tengah mengincar PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Menurut kabar yang beredar di pasar, entitas usaha milik Grup Djarum tersebut memang mengincar perusahaan menara yang lebih kecil.
Alasannya, bisnis menara memiliki karakteristik high barrier to entry. Bisnis menara telekomunikasi termasuk bisnis yang membutuhkan investasi besar. Perusahaan telekomunikasi yang memiliki menara juga satu per satu menjual menara miliknya untuk melakukan efisiensi.
Ini Artikel Spesial
Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.
Namun, stok menara milik operator telekomunikasi sudah mulai menipis. Karena itu, mengincar perusahaan menara dengan skala bisnis yang lebih kecil menjadi pilihan paling logis.
KONTAN telah meminta konfirmasi apakah SUPR sudah membuka pembicaraan terkait akuisisi tersebut. Namun, manajemen belum bersedia mengonfirmasi kabar tersebut.
Secara terpisah, Wakil Direktur Utama TOWR Adam Gifari tak menampik pihaknya memiliki rencana melakukan akuisisi. "Strategi kami memang mencakup akuisisi bisnis yang sejalan," ujar dia kepada KONTAN, Senin (7/6). Namun Adam enggan memastikan apakah benar TOWR mengincar SUPR.
Rajin akuisisi
Bisnis menara juga memiliki skema kontrak jangka panjang, sekitar sepuluh tahun. Kontrak ini tidak bisa dibatalkan, tapi bisa diperbarui karena tingginya biaya relokasi dan dampak relokasi terhadap jaringan.
Sama seperti koneksi serat optik (fiber optic), permintaan menara terus naik sejalan dengan permintaan data internet. Jaringan 5G bahkan masih memerlukan menara karena infrastruktur ini masih menjadi yang paling efisien. Manisnya prospek bisnis menara menjadi alasan TOWR gencar melakukan akuisisi beberapa tahun terakhir (lihat tabel).
Adam belum bersedia merinci target akuisisi TOWR tahun ini. Yang terang, akuisisi terbuka untuk aset menara. "Ada juga target akuisisi berupa perusahaan," tandas dia.
Raphon Prima, analis UOB Kay Hian, menuturkan, TOWR memang memiliki skala bisnis lebih besar dibanding SUPR. Total menara milik TOWR mencapai 21.781 menara. SUPR menguasai 6.422 menara, setara 29% dari total menara TOWR.
Saham TOWR saat ini diperdagangkan dengan rasio nilai perusahaan terhadap EBITDA atawa EV/EBITDA sebesar 12,7 kali. Sedang SUPR pada level 9,7 kali. "Dengan asumsi akuisisi SUPR terealisasi, ini mengindikasikan dampak positif sebesar 12% untuk valuasi TOWR," tulis Raphon dalam riset.
Pendapatan segmen non-menara TOWR di kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 329 miliar, atau setara 15% dari pendapatan konsolidasi. Pos keuangan ini bahkan naik 20% secara tahunan, didorong oleh meningkatnya bisnis fiber optic.
Mempertimbangkan fundamental tersebut, Raphon mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga sebesar Rp 1.470 per saham. Pada pedagangan kemarin, harga saham TOWR ditutup di level Rp 1.270 per saham.