Sebesar Ini Prediksi Kerugian yang Ditanggung Perbankan Akibat Transaksi Archegos

Selasa, 30 Maret 2021 | 11:48 WIB
Sebesar Ini Prediksi Kerugian yang Ditanggung Perbankan Akibat Transaksi Archegos
[ILUSTRASI. Pintu masuk New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, 1 Maret 2021. REUTERS/Brendan McDermid]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO / ZURICH / NEW YORK. Berbagai bank global menanggung kerugian yang nilainya bisa melampaui US$ 6 miliar akibat kegagalan Archegos Capital, demikian penuturan berbagai sumber di pasar keuangan. Regulator dan investor pun mencemaskan kegagalan itu akan berbuntut panjang.

Nomura Jepang dan Credit Suisse Swiss, Senin (29/3), memperingatkan, kerugian besar dari pinjaman ke Archegos untuk perdagangan derivatif ekuitas, memicu aksi jual saham perbankan di seluruh dunia.

Saham Morgan Stanley melemah 2,6% dan Goldman Sachs Group turun 1,7%. Saham Nomura ditutup turun hingga 16,3%, yang merupakan penurunan terbesar dalam sehari perdagangan sepanjang sejarahnya. Sementara saham Credit Suisse anjlok 14%, yang merupakan penurunan terbesar mereka dalam setahun terakhir. Deutsche Bank dan UBS, masing-masing melemah 5% dan 3,8%.

Baca Juga: IHSG berpotensi melanjutkan koreksi, simak rekomendasi saham berikut ini

Kerugian yang dialami Archegos Capital Management, yang dijalankan mantan manajer Tiger Asia Bill Hwang, memicu aksi jual saham termasuk ViacomCBS dan Discovery pada Jumat (26/3), ujar seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.

“Ini adalah waktu yang menantang bagi kantor keluarga Archegos Capital Management, mitra dan karyawan kami,” kata juru bicara perusahaan Karen Kessler dalam sebuah pernyataan. "Semua rencana kini dibahas oleh Tuan Hwang dan tim untuk mendapatkan jalan terbaik ke depan."

Archegos tidak dapat memenuhi permintaan bank untuk menyediakan lebih banyak agunan atas fasilitas pinjaman yang digunakan untuk perdagangan pertukaran ekuitas. Setelah posisi tersebut mengalami penurunan nilai yang tajam, kreditur menjual sekuritas yang dalam jumlah besar sebagai pelunasan pinjaman, kata sumber tersebut.

Baca Juga: Harga minyak naik lagi jelang rapat OPEC+ yang berpotensi mempertahankan pemangkasan

“Ini adalah hal yang terjadi di lingkungan spekulatif. Ketika ada yang bertaruh berdasarkan kinerja di masa lalu. Dan ketika ada gelombang, taruhan semacam ini akan hangus. Pertanyaan yang harus muncul adalah seberapa besar pengaruh yang mereka gunakan,” tutur Richard Bernstein, kepala eksekutif Richard Bernstein Advisors.

Nomura, bank investasi terbesar Jepang, menyatakan kemungkinan menanggung rugi US$ 2 miliar. Sementara Credit Suisse mengatakan, kegagalan transaksi margin sebuah hedge fund yang berbasis di Amerika Serikat bisa berdampak “sangat signifikan dan material” terhadap kinerja kuartal pertamanya.

Dua sumber mengatakan kerugian yang dialami Credit Suisse setidaknya US$ 1 miliar. Namun seorang sumber menyatakan kerugian Credit Suisse bisa mencapai US$ 4 miliar. Nilai kerugian yang sama disebut dalam pemberitaan Financial Times. Credit Suisse menolak berkomentar.

Tetapi beberapa bank lain tampaknya relatif tidak terluka. Dampak finansial pada Goldman Sachs tidak material, kata sumber terpisah. Demikian juga, Morgan Stanley, yang menjual US$ 4 miliar saham terkait Archegos pada hari Jumat, tidak mengalami kerugian besar, CNBC melaporkan.

Deutsche Bank mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah secara signifikan mengurangi risiko eksposur Archegos tanpa menimbulkan kerugian dan mengelola "posisi klien yang tersisa yang tidak material," yang tidak diperkirakan akan mengalami kerugian.

Dampak pasar yang lebih luas diredam dengan patokan S&P 500 AS ditutup sedikit lebih rendah, sementara keuangan berakhir turun lebih dari 2%.

“Anda terus melihat kekuatan di pasar secara keseluruhan. Tidak ada rasa takut untuk menjual saham secara bersamaan, yang ada hanyalah ketakutan di kantong pasar, "kata Dennis Dick, kepala struktur pasar di Bright Trading LLC di Las Vegas.

Baca Juga: Wall Street melemah, dipicu koreksi saham bank karena kekhawatiran default hedge fund

Investor mempertanyakan apakah dampak penuh dari masalah Archegos telah terwujud.

Pengamat pasar mencatat bahwa hanya di bulan Februari, hedge fund mengalami kerugian besar pada posisi pendek selama run-up di saham GameStop Corp. Itu memaksa hedge fund Melvin Capital Management untuk meminjam uang dari dana lain agar tetap bertahan. De-leveraging hedge fund juga berkontribusi terhadap gejolak di pasar Treasury AS pada Maret 2020.

Dalam kasus Archegos, sifat buram dan kompleks dari perdagangan derivatifnya, struktur yang diatur dengan ringan sebagai kantor keluarga dan leverage tinggi - didorong oleh suku bunga rendah secara historis - memicu kekhawatiran tentang potensi risiko sistemik.

Regulator di Amerika Serikat, Inggris, Swiss dan Jepang mengatakan mereka memantau perkembangan dengan cermat.

Archegos membeli derivatif yang dikenal sebagai total return swaps, yang memungkinkan investor bertaruh pada pergerakan harga saham tanpa memiliki sekuritas yang mendasarinya, menurut satu sumber yang akrab dengan perdagangan. Hedge fund menyediakan jaminan terhadap sekuritas, dan bukan membelinya secara langsung dengan uang tunai.

Archegos memiliki posisi yang sebagian besar dibiayai dengan utang. Perusahaan itu memiliki aset sekitar US$ 10 miliar tetapi memegang posisi senilai lebih dari US$ 50 miliar, menurut sumber yang menolak disebutkan namanya.

Thomas Hayes, ketua Great Hill Capital LLC di New York, mengatakan Hwang terkenal menjalankan “buku yang sangat terkonsentrasi dengan leverage yang tinggi."

Saham yang mendasarinya dipegang broker utama Archegos, yang meminjamkan uang dan menyusun serta memproses perdagangannya. Mereka termasuk Goldman Sachs, Morgan Stanley, Deutsche Bank, Credit Suisse dan Nomura.

Baca Juga: Wall Street turun di awal pekan, saham Boeing menopang Dow Jones

Menutup posisi mengharuskan bank-bank untuk menjual sejumlah besar saham. Saham ViacomCBS dan Discovery masing-masing jatuh sekitar 27% pada hari Jumat, sementara saham Baidu dan Tencent Music yang berbasis di China turun sebanyak 33,5% dan 48,5% minggu lalu.

Saham lain yang terjebak dalam likuidasi terkait Archegos termasuk Baidu Inc, Tencent Music Entertainment Group, Vipshop Holdings Ltd, Farfetch Ltd, iQIYI Inc dan GSX Techedu Inc.

Hwang, yang menjalankan Tiger Asia dari 2001 hingga 2012, mengganti nama hedge fund itu menjadi Archegos Capital dan mengubahnya menjadi family office, demikian keterangan di situs web hedge fund tersebut. Yang dimaksud family office adalah pengelola kekayaan pribadi, karena itu mereka terikat persyaratan pengungkapan yang lebih rendah daripada perusahaan investasi lain.

Banyak manajer hedge fund mempertanyakan alasan Hwang, yang digambarkan beberapa orang sebagai “orang pintar,” membuat taruhan besar pada ViacomCBS dan Discovery. Jika dibandingkan dengan saham-saham media lain, kedua saham tersebut tidak mencetak mencetak kinerja  yang tinggi selama pandemi Covid-19, kata sumber tersebut.

Hwang dan perusahaannya pada tahun 2012 harus melunasi denda senilai US$ 44 juta ke otoritas bursa AS untuk menyelesaikan pelanggaran aturan perdagangan orang dalam.

Selanjutnya: Yield US Treasury Naik Bikin Porsi Asing di SBN Menyusut, tapi Tidak Perlu Khawatir

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham ASII Tetap Jadi Proksi Pasar Saham Indonesia, Asing Terus Borong sahamnya
| Minggu, 15 Juni 2025 | 15:47 WIB

Saham ASII Tetap Jadi Proksi Pasar Saham Indonesia, Asing Terus Borong sahamnya

Walau kini berada di luar 10 emiten berkapitalisasi pasar terbesar, saham ASII masih menjadi patron bagi dinamika pasar saham Indonesia.

Saham Rumah Sakit Tetap Direkomendasikan Buy di Tengah Aturan Baru Co-payment
| Minggu, 15 Juni 2025 | 15:17 WIB

Saham Rumah Sakit Tetap Direkomendasikan Buy di Tengah Aturan Baru Co-payment

Skema co-payment dapat meningkatkan arus kas rumah sakit melalui pembayaran di muka, namun di sisi lain, berpotensi mengurangi volume pasien.

Perang Iran dan Israel Pecah, Investor Kembali Buru Aset Safe Haven
| Minggu, 15 Juni 2025 | 12:14 WIB

Perang Iran dan Israel Pecah, Investor Kembali Buru Aset Safe Haven

Harga emas masih berpeluang naik. Kemarin, harga emas mencapai rekor tertinggi baru dan diperkirakan terus naik di semester II tahun ini. 

Daya Beli Rendah Bayangi Prospek Penjualan Eceran
| Minggu, 15 Juni 2025 | 12:09 WIB

Daya Beli Rendah Bayangi Prospek Penjualan Eceran

BI memaparkan, peningkatan penjualan eceran di Mei 2025 bakal didorong meningkatnya penjualan barang budaya dan rekreasi, makanan minuman. 

Berpotensi Tembus US$ 80 Per Barel, Begini Posisi Iran di Pasar Minyak Mentah Global
| Minggu, 15 Juni 2025 | 10:43 WIB

Berpotensi Tembus US$ 80 Per Barel, Begini Posisi Iran di Pasar Minyak Mentah Global

Iran berada di peringkat ke-9 dengan produksi 3,99 juta barel per hari, merefleksikan pangsa pasar 4% dari total produksi minyak global.

Integrasi Bergulir, Masih Harus Menyesuaikan Diri
| Minggu, 15 Juni 2025 | 10:16 WIB

Integrasi Bergulir, Masih Harus Menyesuaikan Diri

Pelapak dan pembeli masih harus beradaptasi dengan aturan baru dan berharap ada evaluasi paska integrasi TikTokShop.  

Deru Pembiayaan Roda Dua Masih Menyala
| Minggu, 15 Juni 2025 | 10:13 WIB

Deru Pembiayaan Roda Dua Masih Menyala

Di tengah pelemahan daya beli, kenaikan harga motor baru maupun bekas masih menggiring permintaan kredit roda dua.   

Profit 33,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (15 Juni 2025)
| Minggu, 15 Juni 2025 | 08:20 WIB

Profit 33,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (15 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (15 Juni 2025) 1.960.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33.93% jika menjual hari ini.

IHSG Menguat 0,74% Sepekan, Ini Saham-Saham Paling Jawara di Bursa
| Minggu, 15 Juni 2025 | 05:00 WIB

IHSG Menguat 0,74% Sepekan, Ini Saham-Saham Paling Jawara di Bursa

IHSG menanjak 0,74% dalam sepekan periode 10-13 Juni 2025 dari penurunan 0,87% di periode 2-5 Juni 2025.

Menambang Harapan di Tengah Ancaman Iklim
| Minggu, 15 Juni 2025 | 04:48 WIB

Menambang Harapan di Tengah Ancaman Iklim

Di balik deru bisnis alat berat dan tambang, United Tractors menulis ulang narasi bisnisnya. Apa saja yang dilakukan?

 
INDEKS BERITA