Semen Indonesia (SMGR) Tender Offer Holcim (SMCB) di Harga Premium, Ini Saran Analis

Rabu, 06 Februari 2019 | 06:45 WIB
Semen Indonesia (SMGR) Tender Offer Holcim (SMCB) di Harga Premium, Ini Saran Analis
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi, Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) memang telah resmi memiliki saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Tapi SMGR masih memiliki kewajiban untuk membeli sisa saham di publik alias tender offer, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 9/POJK.04/2018.

Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan, saat ini tengah menanti keputusan dari OJK terkait tender offer. "Tanggal 4 Februari ini, kami baru saja melaporkan hasilnya ke OJK. Sekarang kami tinggal menanti keputusan dari OJK, bila data-data sudah lengkap maka tender offer bakal dilakukan secepatnya," kata dia kepada KONTAN, Senin (4/2).

Soal harga tender offer, Agung menyebut, kemungkinan menggunakan harga pada saat crossing saham Kamis (31/1), yaitu di harga Rp 2.097 per saham. "Ini adalah harga tertinggi terhitung dari pengumuman soal akuisisi pada bulan November 2018. Sehingga kemungkinan besar bakal dipakai sebagai harga tender offer," lanjut dia.

Usai crossing saham SMCB, perusahaan ini telah secara resmi menguasai 80,6% saham Holcim atau 6,18 miliar saham, yang sebelumnya dimiliki oleh Holderfin BV Netherlands. Sisa saham lainnya dimiliki oleh publik dengan kepemilikan saham kurang dari 5% sebesar 3,76% dan pemodal asing sebesar 15,6%.

Para analis mengungkapkan aksi korporasi ini bisa dimanfaatkan oleh para pemilik saham SMCB ataupun yang belum memiliki saham Holcim. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, harga penawaran tender offer SMGR atas SMCB sangat premium.

Senin (4/2), harga saham SMCB berada di level Rp 1.980 per saham. Ini artinya, jika pelaku pasar mulai membeli saham di harga terakhir maka masih berpeluang untuk meraih untung sebesar 5,90%. "Menurut saya terkait tender offer di harga yang lebih tinggi merupakan hal positif bagi pergerakan sahamnya. Investor akan terpacu untuk berani membeli," ujar Chris.

Tapi dia juga mewanti-wanti agar tidak terlampau agresif. Sebab biasanya kenaikan saham tidak melebihi harga tender offer. Tapi jika pelaku pasar yang ingin mengincar selisih cuan dari harga tender offer, SMCB masih bisa untuk dikoleksi.

Kalau menurut Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas, dengan kenaikan harga saham SMCB yang sudah naik tinggi, investor disarankan wait and see. "Takut dimanfaatkan bandar untuk distribusi. Harus hati-hati, mengingat secara teknikal sudah mendekati resistance terdekat," ujar dia.

Sukarno menyarankan pelaku pasar menilik kinerja SMCB. Pasalnya, emiten ini sudah tiga tahun merugi. Jadi kalau harus beli saat ini, risikonya terlalu besar. "Karena menurut saya kebetulan harga SMCB sudah naik signifikan, jadi kalo baru masuk sekarang, potensi hanya 6% tapi risiko lebih dari itu. Jadi kurang pas," ujar dia.

Bagi Anda yang sudah memegang saham SMCB, Sukarno menyarankan untuk menahan kepemilikan saham sampai penawaran tender itu tiba. "Tetapi tetap perhatikan teknikal sahamnya seperti apa," jelas dia. Untuk memiliki saham secara jangka panjang, Sukarno belum merekomendasikan karena fundamental belum mendukung.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kronologi Dugaan Korupsi Kuota Haji  yang Seret Mantan Menag Yaqut dan Bos Maktour
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 15:02 WIB

Kronologi Dugaan Korupsi Kuota Haji yang Seret Mantan Menag Yaqut dan Bos Maktour

KPK sebut ada perintah atas pembagian kuota tambahan haji 2024 yang menyalahi UU No 8/2019 tentang Haji dan Umrah serta ada unsur timbal balik.   

Melihat Potensi ISAT Membalikkan Kinerja di Paruh Kedua 2025
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 13:15 WIB

Melihat Potensi ISAT Membalikkan Kinerja di Paruh Kedua 2025

PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) berhasil melakukan efisiensi biaya serta menjaga modal usaha.

Profit 24,24% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (13 Agustus 2025)
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 08:59 WIB

Profit 24,24% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (13 Agustus 2025)

Harga emas batangan bersertifikat di laman resmi Logam Mulia PT Aneka Tambang 13 Agustus 2025 turun Rp 7.000 per gram ke Rp 1.917.000 per gram.

Membedah Prospek Kinerja Keuangan dan Saham DEWA, Dinaungi Banyak Sentimen Positif
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 08:33 WIB

Membedah Prospek Kinerja Keuangan dan Saham DEWA, Dinaungi Banyak Sentimen Positif

Meski secara umum masih prospektif, bottomline PT Darma Henwa Tbk (DEWA) di kuartal III-2025 diprediksi bakal tertekan.

Jejak Investor Asing Institusi di Saham AMMN, Dominan Aksi Borong Ketimbang Jual
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 08:09 WIB

Jejak Investor Asing Institusi di Saham AMMN, Dominan Aksi Borong Ketimbang Jual

Sejak listing hingga saat ini, Vanguard Group Inc., menjadi investor asing institusi yang paling banyak menggenggam saham AMMN.

IHSG Hampir 7.800, Market Cap Bursa Mencetak Rekor
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 07:41 WIB

IHSG Hampir 7.800, Market Cap Bursa Mencetak Rekor

Pada akhir perdagangan Selasa (12/8) kapitalisasi pasar IHSG menembus Rp 14.103 triliun. Padahal, IHSG belum melewati rekor tertinggi di 7.910.

BEI Mempertanyakan Kinerja, Begini Jawaban Emiten Haji Isam
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 07:02 WIB

BEI Mempertanyakan Kinerja, Begini Jawaban Emiten Haji Isam

Manajemen PGUN menegaskan, tidak terdapat perubahan volume dan harga jual CPO signifikan sebelum kenaikan harga saham PGUN.

Ikhtiar Menjadi Kiblat Busana Muslim Dunia
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 07:01 WIB

Ikhtiar Menjadi Kiblat Busana Muslim Dunia

Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 akan digelar pada 6-9 November 2025 di Balai Sarbini, Jakarta, dengan target transaksi US$ 10 juta.

Saham CDIA Akhirnya Menghijau Usai Lima Hari Berturut-turut Terkoreksi, Saatnya Beli?
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 06:58 WIB

Saham CDIA Akhirnya Menghijau Usai Lima Hari Berturut-turut Terkoreksi, Saatnya Beli?

Dalam periode sepekan dan sebulan usai listing, pergerakan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) menyerupai BREN dan CUAN.

Secara Bulanan, Pertumbuhan Penjualan Mobil ASII Kalahkan Pertumbuhan Nasional
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 06:52 WIB

Secara Bulanan, Pertumbuhan Penjualan Mobil ASII Kalahkan Pertumbuhan Nasional

Hingga Juli 2025 ASII menguasai pangsa pasar 54%. ASII tetap  menghadirkan beragam pilihan kendaraan sesuai kebutuhan masyarakat.

INDEKS BERITA

Terpopuler