Separuh Cadangan Devisa Miliknya Beku Akibat Saksi Barat, Rusia Mengandalkan China

Senin, 14 Maret 2022 | 05:36 WIB
Separuh Cadangan Devisa Miliknya Beku Akibat Saksi Barat, Rusia Mengandalkan China
[ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China, Jumat (4/2/2022). Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON. Pemerintah Rusia pada Minggu (13/3) mengatakan, mengandalkan China untuk membantunya menahan tekanan dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara Barat. Sanksi akibat serangan ke Ukraina itu, menurut Rusia, telah membekukan hampir setengah dari cadangan emas dan mata uang asing.

“Kami memiliki sebagian dari cadangan emas dan valuta asing kami dalam mata uang China, dalam yuan. Dan kami melihat tekanan apa yang diberikan oleh negara-negara Barat pada China untuk membatasi perdagangan timbal balik dengan China. Tentu saja, ada tekanan untuk membatasi akses ke cadangan itu," kata Menteri Keuangan Anton Siluanov.

"Tetapi saya pikir kemitraan kami dengan China masih akan memungkinkan kami untuk mempertahankan kerja sama yang telah kami capai, dan tidak hanya mempertahankan, tetapi juga meningkatkannya di lingkungan di mana pasar Barat ditutup."

Baca Juga: Di Tengah Gempuran Sanksi Ekonomi, Rusia Ajak India Investasi di Sektor Migas

Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada perusahaan dan sistem keuangan Rusia, sejak militer negeri itu menginvasi Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus.

Komentar Siluanov dalam sebuah wawancara TV menandai pernyataan paling jelas dari Moskow bahwa pihaknya akan mencari bantuan dari China untuk meredam dampak dari sanksi negara-negara Barat.

Kedua negara telah mempererat kerja sama dalam beberapa waktu terakhir karena keduanya berada di bawah tekanan kuat Barat atas hak asasi manusia dan sejumlah masalah lainnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping bertemu di Beijing pada 4 Februari dan mengumumkan kemitraan strategis yang mereka katakan bertujuan untuk melawan pengaruh Amerika Serikat. Pertemuan itu kerap digambarkan sebagai persahabatan tanpa batas.

Baca Juga: AS Siapkan Sanksi Baru bagi Keluarga Pejabat hingga Miliarder Rusia

Sanksi terhadap cadangan Rusia telah menjadi salah satu tindakan paling menyakitkan bagi ekonomi Rusia.

Sebulan yang lalu, Siluanov mengatakan Rusia akan mampu menahan sanksi berkat cadangan yang melimpah. Bahkan, Siluanov mempertimbangkan untuk menawarkan Eurobonds kepada investor asing begitu volatilitas pasar mereda.

Pada hari Minggu dia mengatakan sanksi telah membekukan sekitar $300 miliar dari $640 miliar yang dimiliki Rusia dalam cadangan emas dan valasnya.

Siluanov juga mengatakan Rusia akan memenuhi kewajibannya melunasi utang negara yang jatuh tempo. Namun sampai cadangan devisanya dicairkan, pembayaran akan dilakukan dalam mata uang rubel.

Bagikan

Berita Terbaru

Dirut Emiten Afiliasi Haji Isam Mengundurkan Diri, Ada Apa?
| Jumat, 12 Desember 2025 | 10:59 WIB

Dirut Emiten Afiliasi Haji Isam Mengundurkan Diri, Ada Apa?

Bila terjadi kekosongan anggota direksi sehingga jumlahnya kurang dari dua orang, RUPS wajib diselenggarakan paling lambat 90 hari kalender

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:16 WIB

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal

Berbeda dengan Patriot Bond jilid I yang kelebihan permintaan (oversubscribe), Patriot Bond II punya cerita berbeda.

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:04 WIB

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%

Sido Muncul agresif perluas distribusi hingga 100 ribu gerai modern dan luncurkan produk baru. Kinerja ekspor juga meningkat 23% YoY. 

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:50 WIB

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan

IKAI memasuki periode pemeliharaan besar (major maintenance). Artinya mesin-mesin diperbaiki, diservis untuk memastikan tetap berjalan lancar

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:45 WIB

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin

Pendanaan ke sektor e-commerce tidak sebesar dulu, sehingga beberapa platform melakukan penyesuaian untuk menjaga keberlanjutan operasional.

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:29 WIB

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana

Kebijakan ini mengacu pada POJK 19/2022 tentang perlakuan khusus bagi lembaga jasa keuangan di daerah terdampak bencana. 

Usulan Status Ojol  Menjadi Pelaku Usaha Mikro
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:25 WIB

Usulan Status Ojol Menjadi Pelaku Usaha Mikro

Akan menyampaikan usulan itu dalam pembahasan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojol yang bakal dilanjutkan tahun depan.

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur

Perbanas dorong akselerasi kredit manufaktur untuk genjot pertumbuhan ekonomi 2026                  

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor

Federal Reserve mengisyaratkan hanya akan melakukan satu kali pemangkasan suku bunga tambahan pada 2026.

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:05 WIB

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal

Industri nasional siap untuk menangkap peluang dalam memenuhi kebutuhan pembangunan kapal bagi kementerian, lembaga, BUMN maupun pihak swasta.​

INDEKS BERITA

Terpopuler