Sepertiga ke Jamban

Sabtu, 26 April 2025 | 06:07 WIB
Sepertiga ke Jamban
[ILUSTRASI. TAJUK - Hasbi Maulana]
Hasbi Maulana | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ilmu fisika mengenal hukum kekekalan energi. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Ada pula hukum kekekalan masa. Sayangnya dunia ekonomi tidak mengenal hukum kekekalan harga. Benda-benda bisa berubah harganya, meski massa atau energinya tetap. Apa contohnya? Makanan! 

Sekilo beras akan bertambah harganya ketika berubah wujud menjadi nasi goreng. Bukan semata lantaran tambahan bumbu dan campuran bahan lain, tapi juga dipengaruhi hukum pasokan dan permintaan. Harga nasi goreng di warung tenda kaki lima dan di kafe dalam hotel bisa jauh berbeda, meski volume dan kandungan kalorinya sama.

Setelah nasi goreng dimakan, sulit mengukur lagi nilai ekonomisnya. Sekitar 70% makanan terserap ke dalam tubuh orang yang menyantapnya. Sampai saat ini tak ada standar harga daging manusia. Adapun 30% volume nasi goreng yang tidak dicerna oleh perut akan dibuang sebagai tinja, masuk ke jamban. Mungkin ada, entah di mana, tinja dijual sebagai pupuk. Tapi, pasti harganya tak lagi setara beras apalagi nasi goreng. 

Pernahkah menakar berapa total harga makanan yang Anda santap dalam setahun? Taruh kata setiap hari menghabiskan Rp 100.000 untuk makan, dalam setahun Anda menghabiskan Rp 36,5 juta. Nyaris tidak akan ada wujud yang tersisa dari belanja sebesar itu, kecuali sekitar Rp 10 juta di antaranya tertimbun di septick tank. 

Bandingkan kalau uang sebanyak itu Anda belanjakan motor listrik. Setiap tahun Anda bisa beli tunggangan baru. Motor yang lama pun masih ada harganya.

Tapi, tentu saja, kita tidak bisa sewenang-wenang membandingkan makanan dengan motor dari sudut pandang duit begitu saja. Ada peran tak ternilai pada makanan. Makanan menjaga kelangsungan hidup, memastikan tubuh berfungsi maksimal, dan memelihara kesehatan. Bahkan sebagian orang mendapatkan kebahagiaan saat menyantap makanan meski berharga jutaan per porsi.

Namun, apa boleh buat, ketika makanan menjadi program pemerintah yang dibiayai APBN, kita tidak lagi bisa melihatnya hanya secara biologis, filosofis, atau politis. Sebagaimana program yang lain, pemerintah harus memastikan efisiensi dan efektifitas program MBG. Pastikan tubuh anak-anak yang menyantapnya menyerap optimal nilai per porsi sesuai anggaran.

Ingat, kelak, tak ada bukti kesuksesan program ini kecuali anak-anak yang tumbuh sehat dan cerdas.

Selanjutnya: Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Sukses Menjadi Raja Kopi di Kampung Sendiri
| Sabtu, 26 April 2025 | 09:00 WIB

Sukses Menjadi Raja Kopi di Kampung Sendiri

Menyusuri kisah Edward Tirtanata membangun Kopi Kenangan hingga berhasil memiliki 1.000 gerai saat ini.

Profit 30,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melorot Kembali (26 April 2025)
| Sabtu, 26 April 2025 | 08:31 WIB

Profit 30,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melorot Kembali (26 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (26 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,88% jika menjual hari ini.

Cinema XXI (CNMA) Masih Terus Melebarkan Layar Bioskop
| Sabtu, 26 April 2025 | 08:25 WIB

Cinema XXI (CNMA) Masih Terus Melebarkan Layar Bioskop

Pada kuartal I-2025, Cinema XXI membuka empat lokasi bioskop baru dengan tambahan 15 layar.​di sejumlah wilayah.

Tensi Dagang Mereda, Tapi Asing Tetap Keluar dari Bursa Saham Indonesia
| Sabtu, 26 April 2025 | 07:03 WIB

Tensi Dagang Mereda, Tapi Asing Tetap Keluar dari Bursa Saham Indonesia

Di tengah tren penguatan IHSG, dana asing masih keluar dari pasar saham, kendati nilainya tak sebesar pekan sebelumnya.

Rupiah Masih Belum Keluar dari Tekanan
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Masih Belum Keluar dari Tekanan

Rupiah di pasar spot berada di level Rp 16.829 per Jumat (25/4), menguat 0,26% dari hari sebelumnya.

Prodia Bidik Layanan Pemeriksaan Kesehatan
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:15 WIB

Prodia Bidik Layanan Pemeriksaan Kesehatan

Prodia lewat anak usaha Prodia Diagnostic Line mulai mengoperasikan pabrik reagen baru untuk antisipasi permintaan medical check up. 

Indonesia Berpeluang Jadi Destinasi Investasi Migas
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:10 WIB

Indonesia Berpeluang Jadi Destinasi Investasi Migas

Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah untuk menarik minat investasi mitas seperti nilai keekonomian, iklim investasi serta politik.

Sepertiga ke Jamban
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:07 WIB

Sepertiga ke Jamban

Ingat, kelak, tak ada bukti kesuksesan program makan bergizi gratis (MBG) kecuali anak-anak yang tumbuh sehat dan cerdas.

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk

Sandra Sunanto, Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memilih kondisi yang stabil, kehati-hatian, dan memiliki nilai jangka panjang

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas

Kelima kandidat Dirjen Migas Kementerian ESDM berasal dari kalangan internal yang keputusannya menunggu Keppres.

INDEKS BERITA

Terpopuler