Siap-Siap, Pejabat The Fed Kian Dekat dengan Pembahasan Pemangkasan Stimulus

Rabu, 26 Mei 2021 | 12:10 WIB
Siap-Siap, Pejabat The Fed Kian Dekat dengan Pembahasan Pemangkasan Stimulus
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Chairman The Fed Jerome Powell saat pertemuan di kongres AS di Capitol Hill, Washington, AS, 12 Februari 2020. REUTERS/Yuri Gripas/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Para pengambil kebijakan Federal Reserve mengakui semakin dekat dengan perdebatan kapan harus menyetop stimulus bagi ekonomi Amerika Serikat (AS). Namun The Fed masih satu suara bahwa stimulus dibutuhkan untuk meningkatkan pemulihan dan ketenagakerjaan.

"Kami berbicara tentang berbicara tentang pengurangan," tutur Presiden Bank Federal Reserve San Francisco Mary Daly. Dalam wawancara dengan CNBC, Selasa (25/5), Daly merujuk ke potensi pengurangan pembelian aset bulanan Fed yang kini bernilai US$ 120 miliar. Pembelian obligasi bersama suku bunga yang mendekati 0%, bertujuan untuk meringankan biaya pinjaman dan mendorong perekrutan dan investasi.

“Saya ingin memastikan bahwa semua orang tahu bahwa ini bukan tentang melakukan apa pun sekarang,” tambah Daly. Meski menyatakan “bullish” tentang pemangkasan, namun ia mengakui bahwa jumlah pekerjaan yang tersedia di AS saat ini masih delapan juta lebih sedikit dari masa sebelum pandemi. "Saat ini, kebijakan ada di tempat yang sangat baik. Kita perlu bersabar," ujar dia.

Baca Juga: Wall Street ditutup melemah tipis, kekhawatiran inflasi hentikan reli

Wakil Ketua Richard Clarida, Selasa (25/5) juga membuka kemungkinan The Fed akan mengurangi stimulus pada titik waktu tertentu. “Akan ada saatnya dalam pertemuan mendatang, kami akan berada pada titik di mana kami dapat mulai membahas penskalaan kembali kecepatan pembelian aset," kata Clarida, seperti dikutip  Yahoo Finance. Tetapi, “Itu bukan fokus pertemuan bulan April. Ini akan bergantung pada aliran data. "

Pernyataan dari dua pejabat The Fed itu berbanding terbalik dari apa yang dinyatakan Jerome Powell, Ketua The Fed, sebulan lalu. Saat itu, ia menyatakan belum waktunya, bahkan, untuk memulai pembahasan kemungkinan pengurangan stimulus.

Pengambil kebijakan di The Fed berjanji akan mengumumkan lebih banyak informasi yang bisa dicerna pasar, untuk menghindari terulangnya lonjakan imbal hasil obligasi AS secara mendadak. Situasi yang disebut taper tantrum itu terjadi setelah mantan Ketua The Fed, Ben Bernanke, mengurangi pembelian obligasi di pasar secara tiba-tiba, pada tahun 2013.

Sejak pertemuan bulan April, dua presiden bank Federal Reserve regional  secara terbuka mendesak agar diskusi segera dimulai. Pejabat lain menyoroti risiko yang muncul jika kenaikan harga musiman yang terjadi saat ini mempengaruhi siklus inflasi.

The Fed berjanji tidak akan menaikkan suku bunga sampai ekonomi kembali bekerja penuh dan inflasi berada di kisaran 2% dan memperlihatkan tanda-tanda akan naik lebih tinggi.

Sikap itu mengkhawatirkan beberapa analis yang menilai The Fed telah menjadi terlalu santai menyikapi inflasi. Sikap itu dinilai seperti menanti kenaikan suku bunga yang tiba-tiba, berikut dampaknya yang menyakitkan. Dan upaya melawan inflasi yang terjadi berikutnya, bakal mendorong ekonomi AS kembali ke jurang resesi.

Baca Juga: Cryptocurrencies bounce back from Sunday sell-off, bitcoin still down 30% in May

Sebagian besar pembuat kebijakan Fed berpegang pada pandangan bahwa kenaikan inflasi baru-baru ini terbukti bersifat sementara. Mengingat penyebabnya adalah pasokan dan kemacetan pasar tenaga kerja yang pada waktunya akan teratasi.

Tapi tidak semua pejabat The Fed meyakini pandangan itu sepenuhnya. Presiden Fed Kansas City Esther George, Senin (24/5), menggarisbawahi stimulus fiskal yang telah dipompa ke ekonomi AS bernilai “luar biasa.” Dan, dia tidak cenderung mengabaikan sinyal harga hari ini atau terlalu bergantung pada hubungan historis dan dinamika dalam menilai prospek inflasi.

Sedang Clarida, Selasa (25/5), mengatakan, yakin The Fed akan dapat menahan setiap ancaman inflasi dengan pembicaraan yang keras dan kenaikan suku bunga yang lebih sederhana, yang akan memungkinkan pertumbuhan ekonomi tetap berlanjut.

The Fed akan mendapatkan data terbaru tentang inflasi AS pada Jumat (28/5). Para ekonom memperkirakan harga barang konsumsi pribadi, tidak termasuk makanan dan energi, naik pada tingkat yang disetahunkan menjadi 2,9% di bulan April. Prediksi itu merupakan yang tertinggi sejak Juni 1993, dan jauh di atas target inflasi The Fed, yaitu 2%.

 Jadwal terdekat pertemuan The Fed pada 15 Juni-16 Juni.

Selanjutnya: Pasar Marak dengan Investor Domestik, Obligasi Indonesia Cetak Rekor Tertinggi

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Penjualan Mobil Bekas Masih Tumbuh
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 05:45 WIB

Penjualan Mobil Bekas Masih Tumbuh

Adanya pertumbuhan penjualan mobil bekas setidaknya tergambar dari pembiayaan multifinance yang meningkat.

 Impor Komoditas Energi Butuh Hitungan Pasti
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 05:39 WIB

Impor Komoditas Energi Butuh Hitungan Pasti

Impor LPG, bahan bakar minyak, dan minyak mentah dari AS akan menambah beban fiskal karena jumlah subsidi membengkak

 Dari Finance Terjun ke Properti
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 05:33 WIB

Dari Finance Terjun ke Properti

Perjalanan karier Surina sebagai ahli keuangan hingga menjadi Direktur PT Indonesian Paradise Property Tbk

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Ekspansi ke Bisnis PLTS Atap
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:21 WIB

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Ekspansi ke Bisnis PLTS Atap

ITMG mengembangkan bisnis EBT melalui anak usahanya, PT ITM Bhinneka Power (IBP) dan PT ITM Energi Utama

Martina Berto (MBTO) Terus Mencari Peluang di Pasar Ekspor
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:21 WIB

Martina Berto (MBTO) Terus Mencari Peluang di Pasar Ekspor

MBTO sudah aktif menjajaki pasar luar negeri sejak 2011 silam, dan terus meningkatkan agresivitas ekspansi mereka.

Nego Trump Lagi Agar Tarif Bisa Nol Persen
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:21 WIB

Nego Trump Lagi Agar Tarif Bisa Nol Persen

Pemerintah ingin CPO hingga kayu manis dikenakan tarif bea masuk Amerika Serikat sebesar nol persen  

Lonjakan DPK Perbankan Tak Cerminkan Pemulihan Ekonomi
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:20 WIB

Lonjakan DPK Perbankan Tak Cerminkan Pemulihan Ekonomi

Di tengah isu likuiditas ketat yang kerap dikeluhkan oleh bankir, secara mengejutkan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan melesat pada Juni 2025. 

Peminat Insentif Pajak di IKN dan Daerah Mitra Masih Minim
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:20 WIB

Peminat Insentif Pajak di IKN dan Daerah Mitra Masih Minim

DJP sebut belum ada satu pun wajib pajak yang mengajukan tax holiday terkait financial center, pemindahan kantor pusat, serta super tax deduction

Adhi Karya (ADHI) Terus Mengejar Kontrak Baru
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:20 WIB

Adhi Karya (ADHI) Terus Mengejar Kontrak Baru

Mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,5 triliun hingga akhir kuartal kedua tahun ini atau 30 Juni 2025.

Muhammadiyah Menjajaki Beli Saham KB Bank Syariah
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 04:15 WIB

Muhammadiyah Menjajaki Beli Saham KB Bank Syariah

Muhammadiyah masih berniat untuk memiliki Bank Umum Syariah (BUS) dan tengah menjajaki membeli KB Bank Syariah.

INDEKS BERITA