Siapkan Skema Restrukturisasi, Tiga Pilar (AISA) Juga akan Menagih Piutang

Sabtu, 27 April 2019 | 13:24 WIB
Siapkan Skema Restrukturisasi, Tiga Pilar (AISA) Juga akan Menagih Piutang
[]
Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Silang sengkarut PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) mulai terurai. Perusahaan ini telah menyiapkan skema pelunasan utang kepada sejumlah kreditur.

Hal tersebut berkaitan dengan proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang tengah diurus manajemen baru. PKPU ini melibatkan AISA dan anak usahanya, PT Poly Meditra Indonesia (PMI) dan PT Putra Taro Paloma (PTP). Sementara untuk pelaksanaan PKPU PT Dunia Pangan, manajemen baru tidak terlibat.

Hengky Koestanto, Direktur Utama Tiga Pilar mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dua kombinasi skema pembayaran, yakni amortisasi dan pembayaran melalui kelebihan kas secara pari passu atawa cash sweep. Mayoritas kreditur juga sudah menyepakati skema ini.

Ada dua jenis kreditur yang berhak atas pembayaran utang, yakni kreditur konkuren dan separatis. Nilai tagihan AISA dari dua jenis kreditur ini masing-masing sekitar Rp 392 miliar dan Rp 1,25 triliun.

"Pembayaran diharapkan selesai semua di tahun kelima," ujar Hengky kepada KONTAN, Jumat (26/4). Target waktu ini dengan asumsi pembayaran menggunakan cashflow, skema amortisasi.

Tak menutup kemungkinan, utang bisa lunas kurang dari lima tahun. Ini bisa terjadi jika operasional bisnis lebih baik dari rencana awal. Atau, AISA bisa mencairkan semua piutang dari sejumlah perusahaan yang terafiliasi dengan manajemen lama.

Pasalnya, selain mengandalkan cashflow, manajemen baru tetap akan menagih piutang tersebut. Pencairan piutang ini nanti yang bakal dibayarkan kepada kreditur melalui mekanisme cash sweep.

Untuk menjalankan skema ini, AISA juga akan menunjuk pihak independen selaku monitoring agent. "Jadi, utang GOLL, Jaya Mas, dan lainnya akan kami tagih dan akan digunakan sepenuhnya untuk pembayaran utang kepada kreditur," jelas Hengky.

Dia menambahkan, nilai piutang kepada Jaya Mas sekitar Rp 200 miliar. Lalu ada piutang dari PT Golden Plantation Tbk (GOLL) dengan nilai sekitar Rp 650 miliar. Sementara, tagihan dari distributor terafiliasi Rp 1,8 triliun. "Kalau ketiga piutang itu dibayar, urusan AISA langsung beres," tandas Hengky.

Saat ini, proposal PKPU yang memuat mekanisme pembayaran utang kepada kreditur sudah hampir final. "PKPU yang kami kelola, kami targetkan selesai sebelum lebaran," imbuh Hengky.

Sembari menjalani proses tersebut, manajemen baru AISA juga bakal mengikuti proses yang perlu dilewati. Salah satunya, panggilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa pekan depan.

Namun, Hengky masih belum bersedia menjelaskan terkait hal apa panggilan tersebut. "Kami siap bekerjasama dan akan kooperatif," pungkas Hengky.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Risiko Politik dan Fiskal Bayangi Pasar Keuangan, Investor Diminta Tetap Selektif
| Senin, 01 September 2025 | 17:44 WIB

Risiko Politik dan Fiskal Bayangi Pasar Keuangan, Investor Diminta Tetap Selektif

Pada saat terjadi demonstrasi pada Senin (25/8), asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp 731,36 miliar.

Marak Aksi Demo, Permintaan Jasa Keamanan Milik SOSS Meningkat Tajam
| Senin, 01 September 2025 | 16:52 WIB

Marak Aksi Demo, Permintaan Jasa Keamanan Milik SOSS Meningkat Tajam

Dalam kondisi normal, satu kantor biasanya dijaga sekitar 10 personel keamanan. Namun, saat situasi genting, jumlahnya bisa bertambah 20%-50%.

Ini isi Dakwaan Terdakwa Recapital, MI Milik Bos Danantara di Kasus Korupsi Asabri
| Senin, 01 September 2025 | 13:40 WIB

Ini isi Dakwaan Terdakwa Recapital, MI Milik Bos Danantara di Kasus Korupsi Asabri

Badan Pemeriksa K.euangan Republik Indonesia (BPK RI) menyebut terjadi kerugian keuangan negara sebesar Rp 300 miliar dari aksi Recapital.

Data-Data Tercatat Positif, Industri Manufaktur Masih Dibayangi Sederet Tantangan
| Senin, 01 September 2025 | 11:26 WIB

Data-Data Tercatat Positif, Industri Manufaktur Masih Dibayangi Sederet Tantangan

Industri manufaktur masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti pasokan gas industri yang sempat tersendat pada pertengahan Agustus 2025. 

Permintaan Menanjak, Sinar Mas Land Ekspansi DP Mall Semarang
| Senin, 01 September 2025 | 11:13 WIB

Permintaan Menanjak, Sinar Mas Land Ekspansi DP Mall Semarang

Total investasi untuk perluasan dan pengembangan DP Mall Semarang ini diproyeksikan mencapai Rp 500 miliar.

Keadilan Pajak dan Shadow Economy
| Senin, 01 September 2025 | 11:01 WIB

Keadilan Pajak dan Shadow Economy

Memburu para pedagang kecil berpendapatan rendah justru berpotensi melanggar prinsip vertical equity.

Jaga Nadi Ekonomi
| Senin, 01 September 2025 | 10:46 WIB

Jaga Nadi Ekonomi

Stabilitas politik adalah fondasi iklim investasi, dialog yang dipimpin Presiden harus menghasilkan keputusan nyata yang dirasakan masyarakat.

Emiten ESG Meraup Berkah Pengelolaan Sampah
| Senin, 01 September 2025 | 08:55 WIB

Emiten ESG Meraup Berkah Pengelolaan Sampah

Proyek konversi sampah menjadi energi atau waste energy Danantara jadi sentimen positif bagi emiten ESG.

Segudang Manfaat dari Minyak Jelantah
| Senin, 01 September 2025 | 07:50 WIB

Segudang Manfaat dari Minyak Jelantah

Limbah Dapur Jadi Energi                                                                &nbs

Reksadana ESG: Menimbang Pilihan Investasi Berpadu Filantropi
| Senin, 01 September 2025 | 07:01 WIB

Reksadana ESG: Menimbang Pilihan Investasi Berpadu Filantropi

Reksadana filantropi memungkinkan investor mencari return sekaligus beramal untuk kebaikan masyarakat. Bagaimana prospek

INDEKS BERITA

Terpopuler