Siasati Penurunan Harga Batubara, Bukit Asam (PTBA) Cari Pasar Ekspor Baru

Jumat, 08 Maret 2019 | 07:15 WIB
Siasati Penurunan Harga Batubara, Bukit Asam (PTBA) Cari Pasar Ekspor Baru
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara tahun ini memang cenderung turun. Meski demikian, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) justru menggenjot produksi demi menyiasati tren penurunan harga batubara.

Perusahaan plat merah ini menargetkan produksi naik dua digit. "Kami targetkan produksi tahun ini naik 10%," ujar Arviyan Arivin, Direktur Utama PTBA saat kunjungan ke situs tambang perusahaan di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, belum lama ini.

Realisasi produksi batubara PTBA tahun 2018 mencapai 26,19 juta ton, naik 8% dibanding realisasi di 2017. Realisasi tersebut sekitar 2% di atas perkiraan produksi tahun lalu (lihat tabel). Dengan target kenaikan 10%, target volume produksi tahun ini setara sekitar 28,81 juta ton.

Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman menambahkan, Tanjung Enim masih menjadi portofolio tambang utama perusahaan. Lebih dari 26 juta ton batubara akan diproduksi dari tambang ini. Sisanya berasal dari anak usaha perusahaan.

Tahun ini, PTBA menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 6,47 triliun. Capex yang nilainya tak jauh beda dengan tahun lalu tersebut diharapkan mampu mempermudah perusahaan mengejar target.

Capex ini digunakan untuk mendanai investasi rutin, seperti penggantian peralatan operasional. "Sedangkan investasi pengembangan ditujukan bagi proyek pengembangan usaha," jelas Suherman kepada KONTAN, Rabu (6/3).

Untuk sumber pendanaan, PTBA sementara masih menggunakan kas internal. Hingga September 2018, kas dan setara kas perusahaan tambang ini mencapai Rp 6,06 triliun.

Arviyan sebelumnya juga menegaskan, PTBA belum berencana menggelar aksi korporasi untuk mencari pendanaan. Perusahaan ini masih mengkombinasikan kas internal untuk mendanai proyek dan keperluan operasional bisnis tahun ini. "Ada proyek Sumsel dan Pranap. Sumber dana dari kas kami banyak, kalau proyek bisanya 70% dari bank dan 30% dari capex," tutur Arviyan.

Pasar ekspor

Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, alasan PTBA mengerek produksi juga untuk menambah pasar ekspor. Terlebih, potensi naiknya harga batubara global sudah terbatas.

PTBA menilai memperluas pasar baru selain China merupakan hal yang penting. "Kami akan membuka pasar baru selain China, karena China sangat sensitif dan mudah sekali membatalkan dan mempermainkan harga," ungkap Arviyan.

Beberapa pangsa pasar baru yang akan difokuskan PTBA tahun ini seperti Filipina, Vietnam Jepang, Malaysia dan juga India. "Sebagian besar pasar ekspor tahun ini akan diisi oleh pasar baru tersebut," imbuh Suherman.

Dia belum bersedia merinci berapa target ekspor ke negara tersebut. Sedikit gambaran, sejauh ini 45% penjualan PTBA berasal dari ekspor.

Analis BCA Sekuritas Aditya Eka Prakarsa menilai positif rencana PTBA memperluas pangsa ekspor. Namun, target produksi PTBA tahun ini terbilang moderat. "Cash cost yang lebih tinggi juga jadi risiko," tulis dia dalam risetnya.

Dia merekomendasikan hold PTBA dengan target harga Rp 4.250. Sebelumnya, saham PTBA menguat 70 poin ke Rp 4.040 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks
| Senin, 29 Desember 2025 | 13:14 WIB

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks

Prospek minyak sawit 2026 tetap atraktif dengan harga US$1.050-1.150/ton didukung biodiesel B50 & permintaan global, meski regulasi kompleks.

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 10:19 WIB

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026

Saham grup Happy Hapsoro reli agresif 2025 didorong politik & korporasi. Prospek 2026 atraktif tapi rawan koreksi spekulasi.

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:30 WIB

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi

Nilai outstanding kredit UMKM perbankan masih terus menurun, sementara tingkat kredit bermasalah juga masih naik

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:16 WIB

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau

Permintaan aset safe have terus mendaki di sepanjang tahun 2025. Dalam sebulan terakhir, mayoritas harga saham emiten emas melonjak tinggi.

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:09 WIB

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar

Penyetoran modal ini berasal dari hasil Penawaran Umum Terbatas IV dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PUT IV HMETD).​

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:05 WIB

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi

 Pada tahun 2030, emiten pengelola jaringan restoran KFC Indonesia itu menargetkan bisa memiliki 1.000 gerai. ​

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri
| Senin, 29 Desember 2025 | 08:57 WIB

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri

Konsumsi domestik Indonesia berpeluang pulih bertahap pada tahun depan, setelah sempat melemah dalam beberapa kuartal terakhir. 

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:20 WIB

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF

Industri pembiayaan mengantisipasi tradisi kenaikan kredit macet yang biasanya terjadi pada momen liburan akhir tahun.

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:16 WIB

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak

Volume lalu lintas tercatat mencapai 2.033.534 kendaraan, tumbuh 7,42% dibandingkan kondisi normal yang berada pada angka 1.893.017 kendaraan.

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:13 WIB

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih

Melalui konsolidasi kebijakan, data dan program lintas kementerian, Kemenkop berharap koperasi kembali menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan

INDEKS BERITA