Berita Bisnis

SIDO Bersiap Ekspansi Pasar Ekspor Baru

Jumat, 10 September 2021 | 07:55 WIB
SIDO Bersiap Ekspansi Pasar Ekspor Baru

ILUSTRASI. Sido Muncul

Reporter: Vina Elvira | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berancang-ancang menggarap pasar ekspor baru pada tahun depan. Hal ini didorong keberhasilan mereka dalam memasarkan produk ke negara tujuan existing seperti Nigeria dan Malaysia. 

Direktur Keuangan Sido Muncul, Leonard mengemukakan, di sisa tahun ini perusahaan masih akan  fokus mempertahankan pemulihan penjualan ekspor ke dua kontributor utama, yakni Nigera dan Malaysia. 
 
Hingga semester pertama tahun ini, kontribusi penjualan ekspor secara keseluruhan telah mencapai 3% dari total penjualan konsolidasi. "Karena saat ini kondisi pandemi belum menentu. Terutama di negara-negara yang melakukan ekspor. Jadi kami akan lebih hati-hati untuk ekspansi ekspor di 2021," ujarnya dalam Paparan Publik Virtual, Kamis (9/9).
 
SIDO mampu mencetak kenaikan penjualan ekspor yang cukup signifikan di semester I 2021. Penjualan ekspor SIDO berhasil tumbuh 94% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 
Sementara itu, penjualan SIDO secara keseluruhan tercatat naik 13,79%, dari sebelumnya Rp 1,45 triliun di semester I-2020 menjadi Rp 1,65 triliun di semester I-2021.
 
Leonard bilang, pada tahun 2022 mendatang, SIDO mulai menyasar pasar ekspor ke negara yang belum dimasuki, seperti Vietnam, Myanmar, serta negara di kawasan Afrika. Sebagai informasi, pertumbuhan ekspor di tahun ini ditopang lewat penjualan produk minuman energi mereka yaitu Kuku Bima Energy. 
 
Kebijakan LCS
 
Terkait proyeksi bisnis di sisa tahun 2021, SIDO optimistis bisa mencapai pertumbuhan maksimal. Maka dari itu, Sido Muncul memiliki target baru, yakni pertumbuhan laba bersih di atas 15% yoy.
 
"Kami percaya target di atas 15% akan mudah kami capai karena sampai Juni kemarin growth-nya sudah di atas 21%. Pada kuartal III-2021, walaupun belum tutup buku, lonjakan sangat tinggi atas permintaan produk kesehatan Sido Muncul, seperti Tolak Angin, Vitamin C, minuman jahe, itu permintaannya tinggi sekali," ucap Leonard. 
 
Sementara itu, manajemen SIDO mengomentari kebijakan transaksi bilateral mata uang lokal melalui local currency settlement (LCS). SIDO menilai kebijakan LCS tidak banyak berpengaruh bagi perusahaan.
 
Leonard beralasan, pihaknya masih mendapatkan bahan baku dari pasar domestik, sedangkan saat ini Sido Muncul fokus untuk mengekspor produk ke negara-negara yang telah menjadi tujuan utama seperti Nigeria dan Malaysia.
 
"SIDO belum melakukan ekspor ke China, Jepang, dan Thailand. Jadi belum ada eksposur apapun bagi perusahaan. Kami melakukan ekspor ke Malaysia, namun kontribusi ekspor belum signifikan," ujar Leonard.
 
Di sisi lain, bahan baku yang diambil oleh Sido Muncul tidak banyak berasal dari luar negeri dan mayoritas masih berasal dari pasar domestik.
 
Leonard mengakui memang ada bahan baku yang berasal dari luar negeri alias impor, namun porsinya tidak banyak. Adapun harga bahan baku yang SIDO beli saat ini masih stabil sehingga nilai lindung bahan baku farmasi terjaga.
 
"Bahan baku yang digunakan SIDO hampir semuanya berasal dari pasar domestik, karena tumbuhan herbal di Indonesia sangat banyak, baik kuantitas maupun jenisnya, sehingga bukan merupakan suatu masalah dalam mencari sumber bahan baku bagi SIDO," terang dia.     

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru