Sido Muncul (SIDO) Memburu Laba Sampai Tanah Afrika

Jumat, 15 Juli 2022 | 04:10 WIB
Sido Muncul (SIDO) Memburu Laba Sampai Tanah Afrika
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dinilai masih memiliki prospek menarik. Pasalnya, kinerja emiten produsen obat herbal ini akan meningkat, didukung pertumbuhan permintaan. 

Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy meyakini, target pertumbuhan pendapatan sebesar 15% yang dipatok manajemen pada tahun ini bisa tercapai. Dia meyakini kinerja SIDO akan didongkrak oleh penjualan ekspor. Pada kuartal I-2022, penjualan ekspor SIDO naik 125%.

Ke depan, Robertus menyebut, kontribusi ekspor akan sangat tinggi karena SIDO sudah mendirikan anak usaha bidang distribusi di Nigeria, untuk memasarkan produk ke negara-negara sekitar. 

Baca Juga: Punya Fundamental dan Kinerja Solid, Simak Rekomendasi Saham SIDO

Selain itu, di wilayah Asia Tenggara, SIDO juga sudah membuka outlet di Filipina dan Malaysia. "Bahkan, SIDO berencana mengekspor produk ke Vietnam, Benin, Ghana dan China tahun ini," ujar dia. 

Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam risetnya juga sepakat menyebut jika ekspansi SIDO ke luar negeri akan menjadi faktor pendorong kinerja keuangan. Ke depan, ia yakin SIDO akan memfokuskan ekspansi pada area Nigeria ke utara, dengan membuka outlet baru untuk menyerap potensi pertumbuhan permintaan. 

Di Malaysia, SIDO akan fokus untuk memastikan ketersediaan produk di kanal perdagangan modern. "Diharapkan, kontribusi ekspor bisa mencapai 5%-7% dari total pendapatan SIDO tahun ini," kata Natalia. 
Kenaikan permintaan tersebut masih bisa diimbangi tingkat utilisasi pabrik produk herbal SIDO. Tingkat utilisasi tersebut merupakan hasil ekspansi SIDO pada 2018 yang masih belum optimal dipakai. 

Menaikkan harga

Sepanjang 2021, tingkat utilisasi SIDO baru 65%. "Oleh karena itu, SIDO masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh, tanpa memerlukan belanja modal yang jauh lebih tinggi di masa depan," ujar Robertus, Kamis (14/7).

Baca Juga: Kinerja Diyakini Moncer, Simak Rekomendasi Saham SIDO dari Para Analis

Robertus menyebut, SIDO juga tidak terlalu terdampak kenaikan harga baku. Pasalnya, SIDO sudah menaikkan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) produk, khususnya untuk produk minuman dan packaging. 

Natalia menambahkan jika pada segmen food & beverages (F&B), SIDO telah menaikkan harga jual rata-rata 3%-4% untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku serta menormalisasi margin pada kuartal II-2022. 

Natalia melihat segmen ini masih akan melanjutkan pertumbuhan volume. Pertumbuhan akan didukung penjualan ekspor, khususnya ke Nigeria dan Malaysia, serta penjualan domestik.

Analis KB Valbury Sekuritas Devi Harjoto dalam riset pada 11 Mei juga menyebut neraca keuangan SIDO cukup sehat. Ini karena SIDO memiliki eksposur lebih rendah terhadap kenaikan harga bahan baku impor dibanding emiten konsumer atau farmasi lainnya. 

"SIDO juga memiliki brand value kuat, sehingga bisa mempertahankan penjualan ke depan sekalipun harus menaikkan harga jual rata-rata. Selain itu, valuasi SIDO juga cukup rendah dibandingkan emiten farmasi lain," papar Devi dalam risetnya. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Farmasi Saat Rupiah Terkapar

Devi juga menyebut, faktor yang menopang kinerja SIDO di tahun ini adalah peluncuran produk baru, seperti Teh Tolak Angin dan Galian Singset. Selain itu, Natalia menambahkan, pada segmen herbal, terjadi kenaikan permintaan seiring meningkatnya mobilitas, yang mendorong permintaan Tolak Angin. 

Natalia memperkirakan, kontribusi segmen herbal pada pendapatan kuartal II-2022 akan jauh lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya. Pada kuartal I-2022 segmen herbal berkontribusi 65% . "Dengan adanya momentum lebaran di kuartal dua, maka permintaan Tolak Angin bisa meningkat," terang dia. 

Di segmen farmasi, SIDO menjalin kerjasama dengan distributor nasional yang baru. Natalia melihat ini bisa mendukung pertumbuhan SIDO pada tahun ini. Dia pun memprediksi SIDO bisa membukukan pendapatan Rp 4,61 triliun, dengan proyeksi laba bersih Rp 1,44 triliun.

Natalia dan Devi rekomendasikan beli SIDO dengan target harga masing-masing di Rp 1.100 dan Rp 1.155. Robertus menyarankan beli dengan target harga Rp 1.230.   

Baca Juga: Emiten Farmasi Terancam Fluktuasi Kurs Rupiah, Simak Rekomendasi Sahamnya

Bagikan

Berita Terbaru

MSCI Terbaru Efektif Mulai Selasa (25/11), Masih Ada Peluang Beli di Saham-Saham Ini
| Minggu, 23 November 2025 | 22:47 WIB

MSCI Terbaru Efektif Mulai Selasa (25/11), Masih Ada Peluang Beli di Saham-Saham Ini

Kendati mayoritas saham yang baru masuk indeks MSCI ini sudah menguat signifkan, masih ada peluang beli saat harga cenderung koreksi.

Isu Merger dengan Grab Kian Menguat, Diawali dengan Mundurnya Patrick Waluyo
| Minggu, 23 November 2025 | 21:58 WIB

Isu Merger dengan Grab Kian Menguat, Diawali dengan Mundurnya Patrick Waluyo

Rencana perubahan manajemen telah mendapatkan restu dari investor kunci dan berpotensi diumumkan kepada karyawan, secepatnya pada Senin (24/11).

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)
| Minggu, 23 November 2025 | 14:00 WIB

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)

Dalam jangka panjang aset baru ini SSMS itu bersifat volume accretive, mendorong produksi TBS dan CPO konsolidasi.

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?
| Minggu, 23 November 2025 | 13:00 WIB

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?

Prioritaskan intensifikasi dan PSR untuk tingkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.               

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit
| Minggu, 23 November 2025 | 11:00 WIB

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit

Pemerintah berencana membuka lahan baru 600.000 hektare (ha) untuk menanam kelapa sawit. Kebijakan ini memantik kritik.

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional
| Minggu, 23 November 2025 | 10:00 WIB

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional

Selain memperkuat penetrasi pasar, AUTO juga berfokus pada diversifikasi produk guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin berkembang.

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda
| Minggu, 23 November 2025 | 09:00 WIB

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda

Analis menilai penguatan harga PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) lebih banyak didorong momentum dan sentimen musiman.

INDEKS BERITA

Terpopuler