Silakan memburu saham emiten BUMN

Jumat, 16 November 2018 | 08:35 WIB
Silakan memburu saham emiten BUMN
[ILUSTRASI. BUMN]
Reporter: Intan Nirmala Sari, Nur Qolbi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini pemerintah mendorong badan usaha milik negara (BUMN) untuk gencar melakukan ekspansi. Namun hal tersebut tidak tercermin pada kinerja saham emiten BUMN. Tahun ini, harga saham emiten BUMN justru merosot dalam.

Ini terlihat dari pergerakan indeks IDX BUMN20. Bila dihitung sejak awal tahun hingga kemarin, IDX BUMN20 sudah terkoreksi 10,98%. Penurunan ini lebih dalam dibandingkan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun yang cuma sebesar 6,29%.
 
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, harga saham emiten BUMN cenderung turun lantaran tahun ini memang bukan tahun saham BUMN. Emiten BUMN banyak terkena sentimen negatif.
 
Ambil contoh, saham bank plat merah yang terkena sentimen negatif kenaikan suku bunga. "Saham emiten konstruksi BUMN juga berada dalam tren bearish," ujar Nafan, Kamis (15/11).
 
Emiten konstruksi dihantui sentimen arus kas yang sempat negatif. Padahal kinerja keuangan positif. Penurunan harga saham konstruksi pelat merah juga cukup dalam. Contoh, saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun 32,13% sejak awal tahun. Saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun 22,58% di periode yang sama. Sedang saham PT Bank Mandiri Tbk cuma turun tipis 7,50%.
 
Peluang masuk
 
Meski begitu, para analis menilai investor sudah mulai bisa kembali masuk ke saham-saham emiten pelat merah. Apalagi, saham BUMN kini sedang mendapat banyak sentimen positif. Sejumlah saham BUMN juga mencetak kenaikan harga belakangan ini.
 
Kemarin, harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ditutup menguat 14%. Harga saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) kemarin naik 4,83%. Sehari sebelumnya, harga saham produsen semen ini sudah naik 9,29%.
 
Kinerja emiten BUMN pun bergerak ke arah yang positif. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencetak kenaikan laba bersih 122,80% di kuartal tiga lalu. Di periode yang sama, GIAA sukses menurunkan rugi bersih 48,62%.
 
Nafan menyebut, penurunan harga saham BUMN membuat valuasi saham jadi lebih murah. Jadi, sekarang merupakan momentum yang tepat bagi investor untuk melakukan akumulasi beli.
 
Secara rata-rata, saham emiten BUMN juga berpeluag menguat. "Kalau dilihat dari daily IDX BUMN20, untuk jangka menengah dan panjang, indeks ini memiliki peluang untuk menguat hingga akhir 2019," kata Nafan.
 
Tahun depan memang merupakan tahun politik. Tapi, pembangunan infrastruktur masih berlanjut. Ini bakal menjadi sentimen positif bagi saham konstruksi BUMN.
 
Sektor perbankan juga bakal menerima dampak positif pembangunan infrastruktur. Meski suku bunga tinggi, kebutuhan pendanaan dari pihak perbankan diprediksi masih jadi pilihan korporasi.
 
Selain itu, sentimen perang dagang mulai berkurang. Kurs rupiah juga mulai stabil. Hal ini akan menjadi sentimen positif bagi emiten BUMN.
 
Analis memprediksi saham BUMN bakal menjadi sasaran window dressing. Apalagi, investor sudah cukup larut dalam momen wait and see sepanjang tahun ini. "Kalau mau buy on support, ini waktu yang tepat. Terutama di saham sektor perbankan dan semen," kata Valdy.
 
Valdy merekomendasikan saham SMGR, Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), BMRI dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Dilihat dari prospek teknikal, harga keempat saham tersebut sudah berada di area support, khususnya untuk SMGR. "Dari segi fundamental, keempat saham itu masih membubuhkan kinerja yang cukup baik pada kuartal III-2018," kata dia.
 
Nafan merekomendasikan sejumlah saham seperti PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dengan target harga Rp 1.470, BBRI dengan target harga Rp 3.510 per saham, PGAS dengan target harga Rp 2.680 per saham, SMGR Rp 10.900 per saham dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan target harga Rp 4.530 per saham.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

INDEKS BERITA

Terpopuler