Sime Darby Perkirakan Defisit Tenaga Kerja di Malaysia Kian Parah Awal Tahun Ini

Kamis, 13 Januari 2022 | 14:24 WIB
Sime Darby Perkirakan Defisit Tenaga Kerja di Malaysia Kian Parah Awal Tahun Ini
[ILUSTRASI. Panen sawit di kebun yang berlokasi di Slim River, Malaysia, 12 August 2021. REUTERS/Lim Huey Teng]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  KUALA LUMPUR. Sime Darby Plantation Bhd pada Kamis (13/1) memperingatkan kekurangan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit pada awal 2022 kemungkinan lebih buruk dibandingkan situasi yang terjadi selama enam bulan terakhir. 

Perkebunan di Malaysia kesulitan mencari pekerja akibat penutupan perbatasan untuk mencegah peredaran virus cornoa.

Mohamad Helmy Othman Basha, direktur pelaksana di Perkebunan Sime Darby, mengatakan kekurangan lebih dari 75.000 orang pekerja mengakibatkan perusahaan terancam kehilangan antara 20%-30% dari potensi produksi.

Baca Juga: Palsukan Sertifikat Vaksin Covid-19, Dokter di Malaysia Ditangkap

Perkebunan Sime Darby adalah perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia berdasarkan luas lahan kebunnya. Sime Darby mengatakan tahun lalu bahwa 75% dari pekerjanya merupakan tenaga kerja asing.

Mohamad Helmy mendesak industri untuk memajukan upaya otomatisasi dan mekanisasi, serta mencari solusi di luar kelaziman, seperti mempekerjakan lebih banyak penduduk setempat. "Industri harus mengambil kesempatan ini untuk mengatur ulang," katanya.

Perbatasan Malaysia tetap ditutup dalam upaya untuk mengekang penyebaran Covid-19 dan pembatasan perekrutan tenaga kerja asing telah diberlakukan sejak awal pandemi. 

Baca Juga: Pekan Ini, Minyak Goreng Seharga Rp 14.000 Per Liter Sudah Tersedia di Pasar

Tahun lalu, Malaysia menyetujui masuknya 32.000 orang pekerja perkebunan untuk meringankan kekurangan tenaga kerja yang akut.

Menteri Perkebunan dan Komoditas Zuraida Kamaruddin mengatakan kepada wartawan di sela-sela konferensi bahwa pembicaraan masih berlangsung antara Indonesia dan Malaysia. Pekerja migran asal Indonesia diperkirakan baru masuk kembali ke Malaysia sekitar pertengahan Februari.

Malaysia juga membahas perjanjian pasokan tenaga kerja dengan India, Bangladesh dan Thailand untuk menyediakan pekerja di sektor perkebunan, katanya. 

"Ini untuk memastikan pasokan tenaga kerja kami stabil untuk memastikan perkebunan kami dipanen sehingga produksi kami akan konsisten," katanya. Ia menambahkan bahwa ini akan menjadi strategi jangka pendek karena industri menggenjot penelitian untuk melakukan mekanisasi operasi perkebunan.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarif PPN 12%, Tingkatkan Risiko Kemiskinan hingga Tekan Daya Saing Investasi
| Senin, 18 November 2024 | 12:30 WIB

Tarif PPN 12%, Tingkatkan Risiko Kemiskinan hingga Tekan Daya Saing Investasi

LPEM FEB UI menyebutkan dampak kenaikan PPN akan menambah beban pengeluaran rumah tangga masyarakat miskin.

Sengketa Hukum Bank Victoria (BVIC) Vs Inet Global Indo, Berikut Tinjauan Hukumnya
| Senin, 18 November 2024 | 11:00 WIB

Sengketa Hukum Bank Victoria (BVIC) Vs Inet Global Indo, Berikut Tinjauan Hukumnya

PT Inet Globalindo (Inet) melayangkan gugatan material senilai Rp 93,46 miliar kepada PT Bank Victoria International Tbk.

Mencari Reksadana Pasar Uang yang Memiliki Kinerja Gemilang
| Senin, 18 November 2024 | 09:35 WIB

Mencari Reksadana Pasar Uang yang Memiliki Kinerja Gemilang

Reksadana pasar uang menjafi primadona. Yakni menawarkan kemudahan transaksi, kinerja setara deposito, likuiditas setara tabungan. 

The Fed Tak Buru-Buru Pangkas Suku Bunga, Ruang Penurunan BI Rate Semakin Sempit
| Senin, 18 November 2024 | 09:30 WIB

The Fed Tak Buru-Buru Pangkas Suku Bunga, Ruang Penurunan BI Rate Semakin Sempit

Menurut Jerome Powell data-data ekonomi Amerika Serikat kuat, sehingga tidak buru-buru butuh "gula-gula" bagi perekonomian.  

ESG: Strategi RS EMC (SAME) untuk Menjadi Rumahsakit Digital dan Ramah Lingkungan
| Senin, 18 November 2024 | 08:56 WIB

ESG: Strategi RS EMC (SAME) untuk Menjadi Rumahsakit Digital dan Ramah Lingkungan

SAME meng-upgrade diri menjadi rumah sakit digital dan ramah lingkungan. Sahamnya pun menarik untuk trading jangka pendek.

Saham Blue Chip Non Bank Seperti TLKM & TPIA Banyak Dibuang Asing, Kapan Balik Lagi?
| Senin, 18 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Blue Chip Non Bank Seperti TLKM & TPIA Banyak Dibuang Asing, Kapan Balik Lagi?

Data inflasi AS terbaru yang naik membuat pasar meragukan The Fed akan memangkas suku bunga Desember 2024.

Pasar Truk Digencet Truk Bekas Impor
| Senin, 18 November 2024 | 08:30 WIB

Pasar Truk Digencet Truk Bekas Impor

Ada prediksi, permintaan truk akan naik dari sektor logistik, dan tergantung kondisi ekonomi, jika stabil pelanggan tidak akan menunda pembelian.

Mengantisipasi Efek Tular Trumponomic
| Senin, 18 November 2024 | 08:10 WIB

Mengantisipasi Efek Tular Trumponomic

Efek tular Trumponomics bakal merembet ke pasar Indonesia lewaat jalur perdagangan serta jalur keuangan,

Produksi TBS dan CPO Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Menurun
| Senin, 18 November 2024 | 08:05 WIB

Produksi TBS dan CPO Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Menurun

Hingga akhir September 2024 lalu, ANJT telah menghasilkan 577.567 ton TBS, angka produksi ini turun 11,8% jika dibandingkan tahun lalu.

Kena Pukul Lagi
| Senin, 18 November 2024 | 08:00 WIB

Kena Pukul Lagi

Ditengah kondisi pelemahan daya beli masyarakat, pemerintah harusnya memberi insentif yang bisa mendongkrak konsumsi.

INDEKS BERITA

Terpopuler