SRBI Ikut Berebut Dana

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:43 WIB
SRBI Ikut Berebut Dana
[ILUSTRASI. Jurnalis?KONTAN Wahyu Tri Rahmawati. (Ilustrasi KONTAN/Steve GA)]
Wahyu Tri Rahmawati | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen keluaran Bank Indonesia (BI), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) kembali menjadi perhatian. Pasalnya, instrumen SRBI dianggap sebagai salah satu instrumen investasi yang ikut berebut dana investor. 

Bahkan, SRBI dituduh menjadi biang kerok suku bunga kredit tak kunjung turun. Sebelumnya, SRBI memang menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi ketimbang imbal hasil surat berharga negara (SBN) dengan tenor yang sama. 

SBN diterbitkan pemerintah sebagai modal ekspansi ekonomi. Memang, SBN menawarkan tenor jangka pendek hingga super panjang. Tetapi mengingat peruntukan SBRI sebagai salah satu instrumen operasi moneter, maka tak heran kalau instrumen ini hanya berumur pendek hingga satu tahun.

Pada lelang 4 Oktober 2024, yield rata-rata tertimbang pemenang sebesar 6,82% untuk tenor 12 bulan yang jatuh tempo Oktober 2025, sudah lebih rendah ketimbang sebelumnya yang pernah menyentuh 7,5%. Sementara yield SBN seri FR0081 yang jatuh tempo Juni 2025 5,72%. Yield ORI022 yang jatuh tempo Oktober 2025 juga lebih rendah, yakni 5,90%.

Tak cuma instrumen surat utang, jika kita bandingkan dengan indeks saham likuid berkapitalisasi pasar besar LQ45, kinerja ketiga instrumen di atas jauh lebih unggul. LQ45 minus 2,88% dalam setahun terakhir dan minus 4,93% sejak awal 2024.

Salah satu tujuan instrumen SRBI adalah menciptakan pendalaman pasar keuangan dan mendukung inflow. Memang, aliran dana asing ke SRBI sangat deras. 
Menurut data BI, kepemilikan asing pada SRBI per September 2023 hanya Rp 4,88 triliun. Sedangkan per Agustus 2024, kepemilikan asing telah mencapai Rp 250,58 triliun.

Porsi asing terhadap total SRBI per September 2023 hanya 6,82%, melesat menjadi 27,21% dari total SRBI. Hot money asing yang memang jangka pendek terfasilitasi oleh instrumen ini,

Kepemilikan bank atas SRBI masih terbesar dan melaju kencang. Tapi porsi kepemilikan bank terhadap total SRBI berkurang.

Keluhan bank adalah bahwa mereka tidak bisa bersaing untuk menarik dana pihak ketiga dari masyarakat saat instrumen-instrumen lain dengan status "lebih aman", menawarkan imbal hasil yang tinggi.

Alhasil, suku bunga simpanan dan pinjaman akan tetap tinggi saat BI Rate mulai turun. Pada akhirnya, berbagai kredit, termasuk kredit konsumsi dan kredit modal kerja tetap berbunga tinggi.

Bagikan

Berita Terbaru

Daftar 11 Perusahaan Afiliasi Sritex yang Ikut Daftarkan Tagihan Utang
| Kamis, 16 Januari 2025 | 14:53 WIB

Daftar 11 Perusahaan Afiliasi Sritex yang Ikut Daftarkan Tagihan Utang

Tercatat, tagihan dari  para kreditur SRIL yang masuk dari para kreditur keempat perusahaan tersebut mencapai Rp 32,62 triliun.

Saham PANI Masuk Coverage Sekuritas, Begini Prospek Bisnis, Kinerja & Rekomendasinya
| Kamis, 16 Januari 2025 | 14:40 WIB

Saham PANI Masuk Coverage Sekuritas, Begini Prospek Bisnis, Kinerja & Rekomendasinya

Pergerakan saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) cenderung volatil dan saat ini tengah dalam tren koreksi.

Kepemilikan Investor Asing di Saham PTRO Naik 521,32%, Dimotori Bank Hingga Individu
| Kamis, 16 Januari 2025 | 10:31 WIB

Kepemilikan Investor Asing di Saham PTRO Naik 521,32%, Dimotori Bank Hingga Individu

Dongkrak bagi kinerja PTRO ke depan bersumber dari perolehan kontrak baru, termasuk potensi kontrak dengan INCO.

Saham Sensitif Suku Bunga Berpeluang Mekar
| Kamis, 16 Januari 2025 | 09:13 WIB

Saham Sensitif Suku Bunga Berpeluang Mekar

Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% menjadi kejutan untuk bursa saham. 

Memilih Emiten Royal Pembagi Dividen
| Kamis, 16 Januari 2025 | 09:11 WIB

Memilih Emiten Royal Pembagi Dividen

Sektor saham perbankan dan energi masih menjadi sektor paling menarik bagi investor pemburu dividen atau dividend hunter

Aksi Investor Asing Jadi Kunci Kokohnya Saham BBCA di 2024, Begini Trennya di 2025
| Kamis, 16 Januari 2025 | 09:10 WIB

Aksi Investor Asing Jadi Kunci Kokohnya Saham BBCA di 2024, Begini Trennya di 2025

FMR, Vanguard, dan Capital Group adalah tiga investor institusi asing terbesar yang mendekap saham BBCA.

Ini 15 Saham Koleksi Manajer Investasi Asing, GOTO Terbesar tapi BREN Paling Diminati
| Kamis, 16 Januari 2025 | 08:50 WIB

Ini 15 Saham Koleksi Manajer Investasi Asing, GOTO Terbesar tapi BREN Paling Diminati

Dari 15 saham yang paling banyak jadi portofolio reksadana asing, hanya 6 saham yang harganya mengalami kenaikan.

Harga Energi Terangkat Prospek Ekonomi AS yang Membaik
| Kamis, 16 Januari 2025 | 07:56 WIB

Harga Energi Terangkat Prospek Ekonomi AS yang Membaik

 Minyak mentah dan gas alam didukung naiknya permintaan, sedangkan batubara dibebani pasokan yang berlimpah.

Perbaikan Konsumsi Diharapkan Jadi Pengungkit Charoen Pokphand Tbk (CPIN)
| Kamis, 16 Januari 2025 | 07:53 WIB

Perbaikan Konsumsi Diharapkan Jadi Pengungkit Charoen Pokphand Tbk (CPIN)

PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) mengharapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan meningkatkan permintaan ayam

Pemerintah Bidik Target Ambisius Energi Bersih
| Kamis, 16 Januari 2025 | 07:31 WIB

Pemerintah Bidik Target Ambisius Energi Bersih

Dalam RUPTL terbaru, penggunaan EBT akan mendominasi pengembangan sektor kelistrikan dengan target mencapai 60% dari total penambahan kapasitas.

INDEKS BERITA

Terpopuler