Sri Mulyani: Suku Bunga BI turun Menjadi Harapan Tumbuhnya Investasi

Senin, 29 Juli 2019 | 07:20 WIB
Sri Mulyani: Suku Bunga BI turun Menjadi Harapan Tumbuhnya Investasi
[]
Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju investasi di dalam negeri pada semester II-2019 belum banyak berubah meskipun pemerintah dan Bank Indonesia telah menggelar stimulus bagi perekonomian.

Stimulus terakhir adalah turunya bunga acuan BI sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turunnya suku bunga menjadi harapan tumbuhnya investasi.

Sebab ia menyebut suku bunga tinggi menghambat investasi seperti yang terjadi pada kenaikan bunga acuan BI sebanyak 175 bps sepanjang 2018, dari 4,25% menjadi 6%.

Saat bunga acuan naik, Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) mencatat sepanjang 2018 investasi langsung hanya tumbuh 4,1% year on year (yoy) menjadi Rp 721,3 triliun.

Angka ini melambat dibanding dengan realisasi investasi 2017 yang tumbuh 16,4% yoy menjadi Rp 692,8 triliun.

Memang, di sisi lain, investasi secara keseluruhan dalam komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang dicatatkan BPS sepanjang 2018 mencapai 6,67% yoy atau lebih tinggi ketimbang pertumbuhan PMTB tahun 2017 sebesar 6,15% yoy.

Senada dengan Menkeu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani yakni kebijakan moneter ini bisa menggairahkan investasi sektor riil atau investasi langsung. Bunga turun memudahkan pelaku usaha melakukan ekspansi bisnis mereka.

Hariyadi melihat, pemangkasan bunga acuan BI menambah keyakinan pasar untuk belanja atau konsumsi di semester II-2019.

Sehingga ini menjadi tenaga bagi perusahaan mendapatkan investasi. "Pasar lesu harus disegarkan, kepercayaan diri konsumen bagus," kata Hariyadi kepada KONTAN, Jumat (26/7).

Sektor usaha yang paling diuntungkan kebijakan bunga turun adalah properti. Sebab, saat bunga turun masyarakat akan berminat membeli rumah dengan cara kredit.

Perlu dipangkas lagi

Menurut Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, pemangkasan bunga acuan BI setidaknya akan berdampak pada dua hal.

Pertama, investor akan memindahkan dana dari portofolio surat utang dan deposito ke sektor yang memberikan keuntungan lebih seperti saham dan investasi riil.

Kedua, bunga yang rendah akan turunkan cost of borrowing pengusaha. Artinya minat mengambil modal kerja maupun kredit investasi makin besar.

Bunga murah akan mengungkit sektor properti, kendaraan bermotor, ritel, konstruksi, dan manufaktur.

Namun, dampak relaksasi moneter ini baru akan terasa paling cepat satu kuartal kemudian.

"Maka pertumbuhan investasi semester II diperkirakan masih stagnan 2019 masih di kisaran 5%–5,5% yoy," kata Bhima.

Karena itu BI perlu memangkas lagi bunga acuannya hingga ke kisaran 5%–5,25% agar investasi bergairah.

Sementara itu, Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro juga melihat pelaku pasar masih menunggu kepastian kapan BI akan kembali memangkas suku bunga.

Ia berharap BI kembali menurunkan bunganya ke level 5% sampai akhir 2019, sehingga investor menetapkan arah investasi mereka di Indonesia.

Dengan begitu, hingga akhir tahun nanti ia memprediksi ekonomi bisa tumbuh 5,2%.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 31,23% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi (30 Mei 2025)
| Jumat, 30 Mei 2025 | 08:59 WIB

Profit 31,23% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi (30 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (30 Mei 2025) 1.900.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,23% jika menjual hari ini.

Bumerang Pengangguran Usia Muda
| Jumat, 30 Mei 2025 | 08:41 WIB

Bumerang Pengangguran Usia Muda

Menuru data Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi pengangguran terbesar terdapat di kelompok usia 15–24 tahun, yakni mencapai 16,16%

Setoran Pajak Kanwil LTO Masih Jauh dari Target
| Jumat, 30 Mei 2025 | 08:32 WIB

Setoran Pajak Kanwil LTO Masih Jauh dari Target

Realisasi penerimaan pajak dari mayoritas jenis pajak utama pada Kanwil Wajib Pajak Besar mengalami kontraksi 

Antisipasi Dampak Minim Program Insentif Pemerintah
| Jumat, 30 Mei 2025 | 08:30 WIB

Antisipasi Dampak Minim Program Insentif Pemerintah

Rencana pemberian 6 paket stimulus oleh Pemerintah untuk periode Juni-Juli 2025, diproyeksikan hanya berdampak jangka pendek.

Bakal Calon Deputi Gubernur BI Menjadi Sorotan
| Jumat, 30 Mei 2025 | 08:18 WIB

Bakal Calon Deputi Gubernur BI Menjadi Sorotan

Secara historis, bakal calon Deputi Gubernur Bank Indonesia adalah yang sudah pernah menjabat sebagai Asisten Gubernur BI

Kondisi Perang Dagang Mereda, Investor Bisa Pertimbangkan Strategi Investasi Ini
| Jumat, 30 Mei 2025 | 07:54 WIB

Kondisi Perang Dagang Mereda, Investor Bisa Pertimbangkan Strategi Investasi Ini

Sektor perbankan dan komoditas seperti emas yang cukup kena imbas positif masih cukup menjanjikan dalam beberapa waktu ke depan.

Review Lengkap Kinerja IHSG Bulan Mei dan Proyeksi Bulan Juni
| Jumat, 30 Mei 2025 | 06:20 WIB

Review Lengkap Kinerja IHSG Bulan Mei dan Proyeksi Bulan Juni

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masuk deretan indeks saham di ASEAN dengan kinerja paling kinclong sebulanan terakhir.

BPK Temukan Pemborosan Belanja Subsidi Pupuk
| Jumat, 30 Mei 2025 | 06:15 WIB

BPK Temukan Pemborosan Belanja Subsidi Pupuk

Dalam laporannya, BPK menemukan pemborosan belanja subsidi pupuk oleh Pupuk Indonesia di periode 2020-2022 sebesar Rp 2,92 triliun.

Menggenjot Konsumsi
| Jumat, 30 Mei 2025 | 06:11 WIB

Menggenjot Konsumsi

Stimulus lain yang juga penting menjadi pendorong ekonomi nasional adalah belanja atau konsumsi pemerintah.

Indosat (ISAT) Geber Ekspansi Lini Telekomunikasi
| Jumat, 30 Mei 2025 | 06:05 WIB

Indosat (ISAT) Geber Ekspansi Lini Telekomunikasi

PT Indosat Tbk (ISAT) memperluas layanannya di segmen jasa telekomunikasi khusus pertahanan dan keamanan. 

INDEKS BERITA

Terpopuler