Strategi Investasi: Kenaikan BBM dan IHSG

Sabtu, 03 September 2022 | 07:00 WIB
Strategi Investasi: Kenaikan BBM dan IHSG
[]
Wawan Hendrayana | Vice President INFOVESTA

KONTAN.CO.ID - Perang Rusia–Ukraina mendorong naik harga minyak mentah dari US$ 75 per barel di akhir 2021 hingga sempat menyentuh US$ 120 per barel. Di akhir Agustus, harga minyak mulai turun ke US$ 87, menyisakan kenaikan sekitar 26% sejak awal tahun.

Di saat yang sama, konsumsi bahan bakar meningkat seiring pembukaan aktivitas ekonomi. Akibatnya alokasi subsidi BBM pemerintah membengkak dan berpotensi melebihi rencana anggaran. Wacana kenaikan harga BBM pun mengemuka.

Sejak tahun 2000, tercatat Indonesia sudah mengalami kenaikan harga BBM sembilan kali. Dampak kenaikan BBM tidak selalu negatif, sesuai dengan kondisi pertumbuhan ekonomi.

Pada pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, sekitar tahun 2000, harga BBM pernah naik signifikan dan membuat inflasi melonjak. Ini menekan IHSG lantaran saat itu emiten di bursa juga masih terdampak krisis moneter tahun 1998, terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih rendah.

Pada pemerintahan presiden Megawati Soekarnoputri harga BBM kembali naik. Meski inflasi tinggi, namun pertumbuhan ekonomi yang lebih baik mengurangi efek kenaikan BBM, sehingga IHSG masih positif.

Di pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, seiring gejolak harga minyak, pemerintah mengambil keputusan menaikkan harga BBM dua kali hingga 150% dan membuat inflasi meroket hingga 17%. Di sisi lain pertumbuhan ekonomi dapat dijaga di atas 5% dan IHSG bertahan positif.

Di 2008, pemerintah kembali menaikkan harga BBM dan mendorong inflasi naik tinggi. Tahun ini juga terjadi krisis subprime mortgage yang memukul IHSG terkoreksi sangat dalam.

Kenaikan BBM kembali tidak terhindarkan di awal pemerintahan presiden Joko Widodo. Tapi saat itu kenaikan BBM dipandang positif untuk mengurangi subsidi yang kemudian dialihkan mendanai pembangunan infrastruktur (lihat tabel).

Kenaikan BBM Premium dan Dampaknya Terhadap Inflasi Serta IHSG

Tahun

Dari
(Rp)

Menjadi
(Rp)

∆%

Inflasi

Pertumbuhan Ekonomi

Return
IHSG

2000

 600

 1.150

91,70%

9,40%

0,90%

-38,00%

2001

 1.150

 1.450

26,00%

12,60%

3,80%

-4,40%

2002

 1.450

 1.550

7,00%

10,00%

4,30%

8,40%

2003

 1.550

 1.810

17,00%

5,20%

4,90%

62,80%

2005

 1.810

 2.400

32,60%

17,10%

5,70%

16,20%

2005

 2.400

 4.500

87,50%

2008

 4.500

 6.000

33,30%

11,10%

6,00%

-50,00%

2008

 6.000

 5.500

-8,30%

2008

 4.500

 5.000

-9,10%

2009

 5.000

 4.500

-10,00%

2,80%

4,50%

87,00%

2014

 4.500

 6.500

44,00%

8,40%

5,00%

22,30%

2019*

 6.500

 7.650

17,70%

2,70%

5,00%

1,70%

Ket: *pada tahun ini bensin jenis premium mulai digantikan oleh jenis pertalite

Dari tabel di atas maka dapat dicermati kenaikan BBM tidak serta merta akan merontolkan pasar saham. Kenaikan inflasi yang diikuti dengan kenaikan suku bunga lebih berpengaruh negatif pada pasar obligasi. Investor saham masih tetap akan melihat pertumbuhan penjualan dan laba emiten.

Jadi, bila harga BBM naik lagi, investor jangka pendek dengan risk profile konservatif memang sebaiknya fokus pada instrumen pasar uang. Investor jangka menengah hingga tiga tahun dapat memanfaatkan penurunan harga obligasi untuk mendapatkan yield yang menarik. Bagi investor jangka panjang, investasi pada saham masih dapat menguntungkan sepanjang pertumbuhan ekonomi terjaga dan koreksi yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk buy on weakness.

Bagikan

Berita Terbaru

ADRO hingga ACRO, Cermati Saham Cum Dividen Hari Ini (27/12) sampai Januari
| Jumat, 27 Desember 2024 | 08:58 WIB

ADRO hingga ACRO, Cermati Saham Cum Dividen Hari Ini (27/12) sampai Januari

Pelaku pasar masih bisa mendulang cuan dari pembagian dividen interim yang akan cum date hari ini, Jumat (27/12) hingga awal Januari 2025

Cuan 21,20% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menghijau (27 Desember 2024)
| Jumat, 27 Desember 2024 | 08:35 WIB

Cuan 21,20% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menghijau (27 Desember 2024)

Harga emas Antam hari ini (27 Desember 2024) ukuran 1 gram Rp 1.528.000. Pembeli setahun lalu bisa untung 21,20% jika menjual hari ini.

Pengendali Lepas 445 Juta Saham Diamond Food (DMND)
| Jumat, 27 Desember 2024 | 08:19 WIB

Pengendali Lepas 445 Juta Saham Diamond Food (DMND)

Wakil Komisaris Utama sekaligus pemegang saham pengendali PT Diamond Food Indonesia Tbk (DMND), Chen Tsen Nan menjual sahamnya di DMND. 

Genjot Kinerja, Astrindo Nusantara (BIPI) Mendirikan Anak Usaha
| Jumat, 27 Desember 2024 | 08:14 WIB

Genjot Kinerja, Astrindo Nusantara (BIPI) Mendirikan Anak Usaha

PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mendirikan anak usaha pada 24 Desember 2024. Entitas baru ini bernama PT Askara Energi Andalan. ​

Harga Komoditas Membaik, Laba Antam (ANTM) Berpotensi Naik
| Jumat, 27 Desember 2024 | 08:07 WIB

Harga Komoditas Membaik, Laba Antam (ANTM) Berpotensi Naik

Sejumlah sentimen positif masih memayungi emiten pelat merah yang bergerak di sektor pertambangan emas ini. ​

Tren Suku Bunga Masih Tinggi, IPO Bisa Lebih Seksi
| Jumat, 27 Desember 2024 | 08:00 WIB

Tren Suku Bunga Masih Tinggi, IPO Bisa Lebih Seksi

Membedah aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di sepanjang tahun 2024 dan prospeknya di 2025.

Masih Ada Cuan Menawan Dari Saham Pilihan
| Jumat, 27 Desember 2024 | 07:50 WIB

Masih Ada Cuan Menawan Dari Saham Pilihan

Menakar cuan dan memilih saham-saham penghuni indek IDXV30, IDXG30 dan IDXQ30​ yang layak dikoleksi.

Nyemplung di Saham IPO, Investor Harus Paham Keuntungan dan Juga Risiko
| Jumat, 27 Desember 2024 | 07:48 WIB

Nyemplung di Saham IPO, Investor Harus Paham Keuntungan dan Juga Risiko

Informasi jelas harus disampaikan. Jadi investor dapat membaca dan mengerti risiko dan keuntungan di emiten itu,

Imbal Hasil Obligasi Tinggi, Berutang Semakin Mahal
| Jumat, 27 Desember 2024 | 07:01 WIB

Imbal Hasil Obligasi Tinggi, Berutang Semakin Mahal

Tingginya imbal hasil (yield) berpotensi membebani fiskal Indonesia, serta mengurangi minat investasi di Indonesia.

Hari Kejepit Pasca Natal dan Cuti Bersama, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 27 Desember 2024 | 06:29 WIB

Hari Kejepit Pasca Natal dan Cuti Bersama, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Sebelum Natal dan cuti bersama pada Selasa (24/12), asing mencatatkan aksi jual bersih atau net sell Rp 231,18 miliar.

INDEKS BERITA

Terpopuler