Sumber Mineral Global Abadi (SMGA) Gelar IPO, Incar Dana Hingga Rp 183,75 Miliar

Senin, 08 Januari 2024 | 07:31 WIB
Sumber Mineral Global Abadi (SMGA) Gelar IPO, Incar Dana Hingga Rp 183,75 Miliar
[ILUSTRASI. Proses bongkar muat batubara PT Sumber Global Energy Tbk (SGER). Anak usaha SGER, yakni PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) memulai proses penawaran umum saham dalam rangka initial public offering (IPO) pada 8 Januari hingga 11 Januari 2024. DOK/SGER]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) segera memboyong anak usahanya untuk menggelar initial public offering (IPO). Anak usaha SGER yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu adalah PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk.

Perusahaan yang bakal menggunakan kode emiten SGMA itu berencana melepas sebanyak-banyaknya 1,75 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Saham sebanyak itu setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan setelah IPO.

Sementara harga penawaran awalnya dipatok di Rp 100 hingga Rp 105 per saham. Dengan demikian, SMGA berpeluang meraup dana IPO antara Rp 175 miliar hingga Rp 183,75 miliar.

Merujuk prospektus ringkas IPO yang dipublikasikan di Harian KONTAN Edisi 8 Januari 2024, seluruh dana IPO SMGA bakal digunakan untuk modal kerja. Yakni untuk membeli nikel dan batubara dari pemasok untuk memenuhi kontrak pengadaan dengan para pembeli.

SMGA yang dibantu oleh Victoria Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, membukukan pertumbuhan kinerja keuangan yang cukup positif.

Per 30 Juli 2023 nilai penjualan bersih PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk tumbuh 17,65% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 112,16 miliar.

Kenaikan penjualan bersih ini ditopang kenaikan penjualan nikel kepada PT Satya Karya Mineral dan kenaikan penjualan batubara kepada PT Merak Energi Indonesia.

Pada saat yang sama, beban pokok penjualan yang ditanggung SMGA ikut membengkak namun dalam persentase yang lebih kecil. Realisasinya naik 14,48% secara tahunan menjadi Rp 101,49 miliar. Alhasil, perusahaan itu masih bisa membukukan pertumbuhan laba kotor sebesar 59,64% secara tahunan menjadi Rp 10,67 miliar.

Ujung-ujungnya, laba bersih SMGA berhasil melejit 43,82% secara tahunan, dari Rp 3,86 miliar menjadi Rp 5,56 miliar.

Baca Juga: Patok Harga Penawaran di Rp 338, Saham IPO CGAS Kalah Menarik ketimbang ESSA

SMGA merupakan pemain di bidang perdagangan nikel dan batubara untuk pasar domestik di Indonesia. Saat ini perusahaan tersebut fokus memperdagangkan nikel dengan kadar 1,5% – 1,9% dan batubara berkalori 3.400 – 5.300 kka/kg.

Perusahaan ini secara tidak langsung juga menjalankan usaha pertambangan lewat PT Jasatama Mandiri Sukses (JMS). Anak usaha SMGA itu bergerak di bidang pertambangan batu gamping dan sejak 2021 sudah mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi. Pada Juli 2023 JMS telah mendapatkan persetujuan peningkatan IUP ke tahap kegiatan operasi produksi. Masa berlakunya selama 20 tahun hingga Juli 2043. 

Konsesi batu gamping JMS berlokasi di Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah dengan luas wilayah 85,73 hektare (ha). 

Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan oleh JMS, cadangan batu gamping yang dimiliki di konsesi tersebut sebanyak 300 juta ton dengan perkiraan usia tambang sekitar 150 tahun.

Oh ya, saat ini SGER merupakan pengendali SMGA dengan kepemilikan 90% atau 72% setelah IPO. Sementara Vivi Ramalyati Hutama mengempit 10% saham, atau 8% pasca IPO.

Berikut ini perkiraan jadwal sementara IPO SMGA:

  • Masa Penawaran Awal : 8 - 11 Januari 2024
  • Tanggal Efektif : 19 Januari 2024
  • Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 22 - 25 Januari 2024
  • Penjatahan : 25 Januari 2024
  • Distribusi Saham : 26 Januari 2024
  • Pencatatan Saham di BEI : 29 Januari 2024

DISCLAIMER ON: Berita ini bukan ajakan untuk membeli atau tidak membeli saham apapun. Segala keputusan investasi menjadi tanggungjawab Anda sepenuhnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Ekspansi, Suku Bunga dan Kinerja yang Solid Bikin Saham PWON Kian Menarik
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 09:30 WIB

Ekspansi, Suku Bunga dan Kinerja yang Solid Bikin Saham PWON Kian Menarik

Dengan pipeline proyek besar di Semarang, Bekasi, Surabaya serta prospek recurring income yang terus tumbuh, kinerja PWON diperkirakan akan cerah.

Menakar Arah Saham BRMS, Antara Akumulasi Investor Asing Institusi dan Prospek Emas
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 08:51 WIB

Menakar Arah Saham BRMS, Antara Akumulasi Investor Asing Institusi dan Prospek Emas

Dalam jangka pendek, kenaikan harga saham BRMS yang sudah lumayan tinggi membuka peluang terjadinya koreksi.

Menakar Motif di Balik Tiga Kali Divestasi Sebagian Saham RATU oleh RAJA
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:59 WIB

Menakar Motif di Balik Tiga Kali Divestasi Sebagian Saham RATU oleh RAJA

Sejak RATU listing di BEI, kepemilikan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) sudah berkurang dari 80% menjadi 69,63%.

Bobot Saham DSSA Dipangkas MSCI, Ada Investor Asing Nyangkut di Harga Paling Pucuk
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:19 WIB

Bobot Saham DSSA Dipangkas MSCI, Ada Investor Asing Nyangkut di Harga Paling Pucuk

Penurunan bobot saham DSSA di MSCI akan diikuti dengan berkurangnya aliran dana masuk investor asing institusi.

Rupiah Tertekan Jelang Pidato Powell di Jackson Hole
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:45 WIB

Rupiah Tertekan Jelang Pidato Powell di Jackson Hole

Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh rilis neraca pembayaran Indonesia kuartal II – 2025 yang tercatat defisit sebesar US$ 6,74 miliar

Pakuwon Jati Tbk (PWON) Genjot Kinerja Lewat Proyek Anyar
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:30 WIB

Pakuwon Jati Tbk (PWON) Genjot Kinerja Lewat Proyek Anyar

Pendapatan berulang PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) pada semester II akan didukung kenaikan sewa dan okupansi tinggi

Bank Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:25 WIB

Bank Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Perbankan ramai-ramai mencari alternatif pendanaan dari pasar modal untuk menjaga likuiditas di tengah  pertumbuhan DPK  yang belum maksimal.​

Likuiditas Ketat, Bank Mengerem Kredit Valas
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:15 WIB

Likuiditas Ketat, Bank Mengerem Kredit Valas

Per Juni 2025, kredit valas tumbuh 5,01% secara tahunan, trennya terus melambat dimana pada Januari masih tumbuh 14,52%. ​

 Berharap Bunga Bunga Kredit Perbankan Menguncup Lebih Cepat
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Berharap Bunga Bunga Kredit Perbankan Menguncup Lebih Cepat

Jika sesuai harapan, perbankan mestinya bisa menurunkan suku bunga kredit guna ikut mengerek laju pertumbuhan kredit yang semakin mengkerut. ​

Menuju Sentralisasi?
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:07 WIB

Menuju Sentralisasi?

Pemangkasan TKD lanjutan itu memantik pertanyaan mendasar soal keberlanjutan otonomi daerah dalam strategi pembangunan ekonomi.

INDEKS BERITA

Terpopuler