Suram Jelang Lebaran

Kamis, 06 Maret 2025 | 03:15 WIB
Suram Jelang Lebaran
[ILUSTRASI. TAJUK - R Cipta Wahyana]
Cipta Wahyana | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Idul Fitri atau Lebaran mestinya menjadi momen pesta rakyat dan pesta ekonomi nasional. Maklum, selain merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa, lazimnya, masyarakat juga jor-joran belanja. Alhasil, Lebaran sering diandalkan menjadi pendongrak ekonomi. 

Namun, di awal tahun ini, suasana menjelang Lebaran tampak lebih suram dari biasanya. Peristiwa buruk terjadi silih berganti dan dipastikan akan mengganggu pesta masyarakat di masa Lebaran. Mereka yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK), mulai dari karyawan PT Sri Rejeki Isman (Sritex), Sanken Indonesia, Yamaha Music, hingga KFC, pasti gamang menyambut Lebaran. Pasalnya, setelah Idul Fitri berlalu, aliran penghasilan rutin mereka akan terhenti. Dan, saat ini, mencari pekerjaan pengganti bukanlah perkara gampang. 

Padahal, tanpa adanya PHK pun, saat ini, daya beli masyarakat tengah melemah. Angka Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2025 yang hanya tumbuh 0,4% secara tahunan bisa menjadi salah satu indikator. Sebulan sebelumnya, indeks yang sama masih tumbuh 1,8%. 

Di saat yang sama, simpanan masyarakat juga terus menyusut. Sepanjang Januari 2025, simpanan nasabah perorangan di perbankan tercatat merosot 2,6% secara tahunan. Ini kembali menegaskan bahwa sebagian masyarakat sudah "makan tabungan" untuk mencukupi kebutuhan mereka. 

Sementara itu, di berbagai daerah, aktivitas ekonomi puluhan ribu rumah tangga juga terhenti lantaran menjadi korban banjir. Melihat parahnya dampak banjir kali ini, sudah pasti, kerugian ekonomi yang diderita rumah tangga terdampak sangat besar. Alih-alih belanja ekstra saat Lebaran, mereka justru membutuhkan dana besar untuk pemulihan. 

Menyimak kondisi ini, tak perlu heran, jika banyak pihak tak terlalu yakin terhadap prospek ekonomi selama kuartal pertama tahun ini. Idul Fitri tak akan memberikan daya ungkit ekonomi sebesar tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, ada ekonom yang memprediksi pertumbuhan ekonomi tahunan tak akan mencapai 5% di kuartal-I 2025. 

Dalam keadaan seperti ini, pemerintah harus bergerak cepat menyediakan bantalan ekonomi bagi masyarakat lewat kebijakan anggaran. Belanja pemerintah melalui berbagai bantuan sosial dan stimulus ekonomi akan sangat membantu rumah tanggan dan industri. Kuncinya adalah kecepatan pengucuran anggaran. Administrasi relokasi bujet tak boleh menjadi alasan seretnya belanja pemerintah.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Outstanding SRBI Turun 5 Bulan Beruntun Hingga April 2025
| Jumat, 09 Mei 2025 | 19:02 WIB

Outstanding SRBI Turun 5 Bulan Beruntun Hingga April 2025

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) yang dirilis Jumat (9/5), total SRBI mencapai Rp 881,81 triliun per April 2025.

IHSG Bergerak Tipis, Saham-Saham Ini Paling Banyak Net Buy Asing, Jumat (9/5)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 18:18 WIB

IHSG Bergerak Tipis, Saham-Saham Ini Paling Banyak Net Buy Asing, Jumat (9/5)

Investor asing mencatat net sell atau jual bersih Rp 562,68 miliar di seluruh pasar saat IHSG naik tipis 0,07% ke 6.832,80, Jumat (9/5).

Penjualan PTSN ke AS Tersendat, namun Ekspansi Tambah Kapasitas Tetap Berjalan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 17:00 WIB

Penjualan PTSN ke AS Tersendat, namun Ekspansi Tambah Kapasitas Tetap Berjalan

PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) membidik kenaikan penjualan lebih dari 30% tahun ini karena adanya penambahan pelanggan baru di berbagai segmen.

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
| Jumat, 09 Mei 2025 | 14:40 WIB

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir

Cadangan devisa ambles US$ 4,6 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,1 miliar.

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

INDEKS BERITA

Terpopuler