Survei WEF Mengungkap Dua Kecemasan Utama Para Eksekutif Bisnis

Jumat, 09 Oktober 2020 | 09:45 WIB
Survei WEF Mengungkap Dua Kecemasan Utama Para Eksekutif Bisnis
[ILUSTRASI. Pekerja lepas menunggu adanya pekerjaan sambil beristirahat di Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (11/9). KONTAN/BAihaki/11/9/2020]
Reporter: Nathasya Elvira | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON (Reuters) – Apa masalah yang dicemaskan para eksekutif bisnis dalam sepuluh tahun mendatang? Survei yang digelar World Economic Forum (WEF) mengungkap, pengangguran dan penyebaran penyakit menular sebagai dua hal yang paling dikhawatiran.

Tingkat pengangguran di banyak negara naik seiring dengan upaya pemerintah memerangi pandemi virus korona. Situasi bisa memburuk di banyak negara yang mengizinkan pemberhentian sementara pekerja.

Baca Juga: Peningkatan daya saing daerah, kunci pemulihan Indonesia dari pandemi Covid-19

“Rekrutmen kerja terganggu oleh pandemi dan peningkatan otomatisasi serta transisi ke ekonomi yang lebih hijau secara fundamental mengubah pasar tenaga kerja,” kata Saadia Zahidi, Direktur Pelaksana di WEF. 

“Saat kita keluar dari krisis, para pemimpin memiliki peluang luar biasa untuk menciptakan pekerjaan baru, mendukung upah layak, dan menata ulang jaring pengaman sosial untuk memenuhi tantangan pasar tenaga kerja masa depan secara memadai,” tambahnya.

Survei Regional Risks for Doing Business melakukan survei terhadap 12.012 pemimpin bisnis dari 127 negara yang menjadi bagian dari laporan daya saing WEF global, akan diterbitkan bulan depan.

Studi ini mensurvei tentang pandangan responden dari 30 risiko secara total. Kekhawatiran tentang penyebaran penyakit menular juga meningkat, naik 28 peringkat dari survei tahun lalu.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Melemah, Peritel Modern Mulai Menghadapi Masalah

Survei tersebut menunjukkan, krisis fiskal, serangan dunia maya, dan ketidakstabilan sosial yang mendalam adalah risiko terbesar ketiga, keempat, dan kelima.

Tetapi risiko perubahan iklim juga meningkatkan agenda, kata WEF, sementara kekhawatiran tentang serangan militan turun.

Survei tersebut telah dirilis menjelang KTT Jobs Reset pertama WEF akhir bulan ini. Buku ini diterbitkan oleh WEF bersama dengan Marsh & McLennan, SK Group dan Zurich Insurance.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA

Terpopuler