Surya Semesta (SSIA) Menargetkan Penjualan Naik Hingga 15% Tahun Ini

Senin, 28 Januari 2019 | 07:42 WIB
Surya Semesta (SSIA) Menargetkan Penjualan Naik Hingga 15% Tahun Ini
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di 2019 ini, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yakin kinerja akan naik. SSIA mengejar pertumbuhan dari pendapatan berulang (recurring income) serta pendapatan pra penjualan (marketing sales).

Head of Investor Relations  SSIA Erlin Budiman menyatakan, tahun ini SSIA menargetkan recurring income tumbuh 10% dari target tahun lalu. Tapi, dia masih enggan menjabarkan pencapaian 2018 lalu.

Memang, belum ada angka pasti untuk target pendapatan berulang ini. "Tetapi, komposisi kontribusi tidak banyak berbeda dari hasil sembilan bulan pertama 2018, yaitu sekitar 20% dari totalrevenue," papar Erlin kepada KONTAN, Rabu (23/1) lalu.

Emiten pengelola kawasan industri ini belum merilis laporan keuangan resmi. Tetapi, sebagai gambaran, perusahaan ini menargetkan kenaikan pendapatan 10% dari 2017 menjadi Rp 3,59 triliun. Sementara di 2019, target pertumbuhan pendapatan 15% Bila dihitung, maka pendapatan SSIA ditargetkan mencapai Rp 4,13 triliun.

Tak hanya menggenjot pendapatan berulang, SSIA juga menargetkan pertumbuhan penjualan lahan mencapai 15 hektare (ha) atau naik 81% dari tahun lalu. "Marketing saleskami di 2018 mencapai 8,3 ha atau meningkat 295% dari 2,1 ha pada tahun 2017," lanjut Erlin.

Untuk mencapai target pendapatan 2019, SSIA SSIA akan fokus kepada proyekflagshipyaitu kawasan industri Subang. "Lalu untuk bidang konstruksi, kami tetap menjaga hubungan baik dan memenuhi ekspektasi pelanggan. Kami juga masih menjajaki peluang-peluang baru, terutama untuk memperluas pasar perhotelan kami," lanjut dia.

Di tahun ini, SSIA belum berencana mengincar proyek baru. "Kami masih fokus untuk akuisisi lahan di Subang dan mempersiapkan tender untuk jalan tol akses Patimban," tukas dia.

Untuk ekspansi tersebut, SSIA bakal menggelontorkan belanja modal (capex) sebesar Rp 775 miliar yang bersumber dari kas internal. "Capexnya akan digunakan terutama untuk akuisisi lahan dan pengembangan lahan di Subang. Lalu sebagian untuk konstruksi dan untuk perhotelan," imbuh Erlin.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:31 WIB

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard

Menurutnya, pergerakan harga FILM merupakan kombinasi antara dorongan teknikal dan peningkatan kualitas fundamental.

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:09 WIB

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis

Konglomerasi Salim bawa kredibilitas korporat, akses modal yang kuat, network bisnis yang luas, sehingga menjadi daya tarik investor institusi.

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)
| Rabu, 10 Desember 2025 | 19:56 WIB

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)

PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan dana sebanyak-banyaknya Rp 153,58 miliar.

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

INDEKS BERITA

Terpopuler