Swasembada Sampah

Sabtu, 16 November 2024 | 05:49 WIB
Swasembada Sampah
[ILUSTRASI. TAJUK - SS kurniawan]
S.S Kurniawan | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sampah masih jadi masalah besar negara kita. Bahkan, tak sedikit yang bilang, Indonesia darurat sampah. Bagaimana tidak? Ada 14,57 juta ton atau 38,38% sampah yang tidak terkelola dari total timbulan sampah nasional pada 2023 mencapai 38,43 juta ton.

Sampah sisa makanan dan plastik yang menjadi penyumbang utama timbulan sampah di Indonesia, masing-masing 39,78% dan 19,19%, mengacu data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SISPN) Kementerian Lingkungan Hidup.

Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) memperkirakan, kebocoran sampah plastik ke laut mencapai hampir 3,2 juta ton akibat buruknya tata kelola sampah di negara kita. Dan, Indonesia saat ini menjadi salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia, berada di urutan ketiga setelah India dan Nigeria.

Bukan cuma penghasil, ternyata, Indonesia juga salah satu negara importir sampah plastik terbesar di dunia. Tahun lalu, tak kurang dari 250.000 ton sampah plastik masuk ke Indonesia, yang kebanyakan berasal dari negara-negara Eropa.

Untuk apa? Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri daur ulang plastik dalam negeri. Padahal, itu tadi, sampah plastik melimpah ruah di Indonesia. Cuma masalahnya, tidak semua terkelola.

Itu sebabnya, pemerintah berencana menutup pintu impor sampah plastik rapat-rapat mulai 2025. Yang jadi salah satu pertimbangan, Kementerian Lingkungan Hidup menemukan, selama ini impor sampah plastik oleh importir produsen lebih banyak menghasilkan produk antara, yang selanjutnya mereka ekspor kembali ke luar negeri. 

Sehingga, Indonesia hanya menjadi "tempat pencucian limbah" yang akhirnya menambah beban pencemaran lingkungan, serta menjadikan Indonesia sebagai tempat pembuangan limbah plastik saja.

Masalahnya, Asosiasi menyebutkan, Indonesia belum swasembada bahan baku daur ulang plastik. Penyebabnya, misalnya, fasilitas pengelolaan sampah yang kurang memadai untuk pengumpulan sampah plastik yang terpilah.

Lalu, kesadaran masyarakat yang rendah tentang pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah yang benar.

Pemerintah DKI Jakarta bisa menjadi contoh, bakal memungut Retribusi Pelayanan Kebersihan mulai 2025. Tapi, bagi aktif memilah sampah dari sumbernya akan terbebas dari retribusi. Ini guna memotivasi masyarakat agar lebih sadar dalam memilah sampah. 

Yuk, bisa, yuk, kelola sampah.

Bagikan

Berita Terbaru

Masif Lancarkan Aksi Akuisisi, Saham Energi Mega Persada (ENRG) Melonjak 170 Persen
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 19:16 WIB

Masif Lancarkan Aksi Akuisisi, Saham Energi Mega Persada (ENRG) Melonjak 170 Persen

Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) milik Grup Bakrie ini telah menanjak lebih dari 170% atau dalam tiga bulan terakhir.

Begini Strategi Ever Shine Tex (ESTI) Bidik Pertumbuhan Dua Digit di Tahun 2025
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 18:42 WIB

Begini Strategi Ever Shine Tex (ESTI) Bidik Pertumbuhan Dua Digit di Tahun 2025

Selain strategi internal, kebijakan pemerintah terkait dengan impor TPT juga turut berdampak pada kenaikan produksi dan penjualan ESTI.

Investor Pertanyakan Tender Wajib ANJT, ini Penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI)
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 14:30 WIB

Investor Pertanyakan Tender Wajib ANJT, ini Penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penwaran tender wajib akan dilaksanakan untuk membeli sisa kepemilikan saham maksimum 296.193.312 saham atau sekitar 8,83% saham ANJT.

Tutup Empat Gerai Sepanjang 2025, ini Prospek Saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 14:00 WIB

Tutup Empat Gerai Sepanjang 2025, ini Prospek Saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)

Meski efisiensi operasional terus dijalankan, namun laba usaha RALS pada semester I-2025 masih turun 10,33% menjadi Rp 213,99 miliar.

Saham HRUM Dinilai Murah, Prospek dan Target Bisnis Nikel akan Kerek Harga Sahamnya
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:30 WIB

Saham HRUM Dinilai Murah, Prospek dan Target Bisnis Nikel akan Kerek Harga Sahamnya

Sampai dengan semester I-2025, volume penjualan nikel HRUM melonjak 49% year on year (YoY) menjadi 33.385 ton.

Melihat Upaya Revitalisasi dan Beuatifikasi Pusat Gaya Hidup Jakarta
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:00 WIB

Melihat Upaya Revitalisasi dan Beuatifikasi Pusat Gaya Hidup Jakarta

PWON selaku pengelola Plaza Blok M juga terus mengembangkan malnya di lokasi yang berdekatan dengan destinasi gaya hidup.

Pasokan Gas SSWJ Seret Tak Cuma Soal PGAS dan MEDC, Efeknya Menjalar ke Banyak Emiten
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 11:26 WIB

Pasokan Gas SSWJ Seret Tak Cuma Soal PGAS dan MEDC, Efeknya Menjalar ke Banyak Emiten

Pasokan yang berkurang dan faktor harga menekan operasional banyak perusahaan yang terkoneksi dengan jaringan gas SSWJ.

Pangkas Target Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih, Begini Rekomendasi Saham KLBF
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 08:32 WIB

Pangkas Target Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih, Begini Rekomendasi Saham KLBF

KLBF kini memprioritaskan investasi di produk farmasi spesialis bernilai tinggi seperti onkologi, terapi sel, dan biosimilar.

Tren Arus Masuk Dana Asing ke Pasar Saham Dinilai Baru Tahap Awal, Masih bisa Lanjut?
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 08:20 WIB

Tren Arus Masuk Dana Asing ke Pasar Saham Dinilai Baru Tahap Awal, Masih bisa Lanjut?

Investor ritel bisa menerapkan buy on weakness, dengan memanfaatkan koreksi wajar pasca reli untuk masuk di harga yang lebih menarik.

Anomali, Harga Timah Bertahan di Level Tinggi tapi Saham TINS Cenderung Terkoreksi
| Selasa, 19 Agustus 2025 | 08:03 WIB

Anomali, Harga Timah Bertahan di Level Tinggi tapi Saham TINS Cenderung Terkoreksi

Produksi bijih timah TINS pada semester I-2025 cuma sebanyak 6.997 ton Sn, turun 32% dibandingkan semester 1 2024 yang sebanyak 10.279 ton Sn.

INDEKS BERITA

Terpopuler