Tahun ini Kalbe Farma Memakai Asumsi Kurs Rp 14.500–Rp 15.000

Kamis, 07 Februari 2019 | 07:12 WIB
Tahun ini Kalbe Farma Memakai Asumsi Kurs Rp 14.500–Rp 15.000
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terus menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Ini membuat PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mempertimbangkan mengubah asumsi kurs untuk bisnis tahun ini.

Presiden Direktur KLBF Vidjongtius menuturkan, perusahaan ini menggunakan asumsi kurs Rp 14.500–Rp 15.000 per dollar AS tahun ini. Pasalnya, hingga akhir tahun lalu, kurs rupiah masih sekitar Rp 14.200 per dolar AS.

"Karena kami buat anggaran di akhir tahun lalu, jadi kami pasang di level itu. Tapi sekarang dimonitor dulu, kalau tetap kuat target lamaakan kami review," jelas Vidjongtius, Rabu (6/2).

Dia belum bisa memastikan sejauh mana asumsi tersebut bakal direvisi. Yang terang, Vidjongtius memastikan tidak ada kenaikan harga jual jika rata-rata kurs stabil di level Rp 14.000 per dollar AS.

Jika skenario terburuk rupiah kembali menuju Rp 15.000 per dollar AS, perusahaan ini juga sudah mengantisipasi. Caranya dengan menyiapkan cadangan kas dalam dollar AS yang disesuaikan dengan level tersebut.

Potensi penguatan rupiah belum membuat KLBF ekspansif tahun ini. Target kinerja keuangannya juga masih konservatif, dengan pertumbuhan pendapatan antara 5%–6%. "Ekspansi di farmasi itu bisa diukur, bangun pabrik saja butuh hingga empat tahun, jadi tidak bisa digenjot mendadak," jelas Vidjongtius.

Tahun ini, KLBF menganggarkan belanja modal Rp 1,5 triliun, tak jauh beda dengan tahun lalu. Sebesar Rp 1 triliun digunakan untuk melanjutkan pembangunan dua pabrik baru di Cikarang dan Pulogadung. Kedua pabrik tersebut memproduksi obat bebas dari PT Bintang Toedjoe & Saka Farma yang sebagian besar sahamnya dikuasai KLBF.

Lalu, sebesar Rp 500 miliar untuk pengembangan pabrik bahan baku obat dan produk biologi. Pengembangan tersebut rencananya mulai bisa dikomersialkan akhir tahun ini, dengan menggandeng mitra dari Korea Selatan.

Analis menilai nilai tukar rupiah masih akan volatil tahun ini. Meski begitu, prospek KLBF masih tetap prospektif. Diversifikasi bisnis yang kuat bisa mengompensasi sentimen negatif volatilitas kurs. "Ditambah lagi dengan penelitian berkelanjutan KLBF yang kuat, menambah kilau prospek KLBF," tulis Mimi Halimin, analis Mirae Asset Sekuritas dalam riset 9 Januari.

Bagikan

Berita Terbaru

Bisnis Mal Masih Moncer Didorong Serbuan Aksi Ekspansi Peritel Asing
| Selasa, 05 November 2024 | 19:01 WIB

Bisnis Mal Masih Moncer Didorong Serbuan Aksi Ekspansi Peritel Asing

Sejumlah peritel merek merek tertentu terpantau melakukan ekspansi yang mendorong permintaan ruang bisnis.

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung
| Selasa, 05 November 2024 | 15:41 WIB

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung

Dana dari pembagian dividen ADRO untuk mengeksekusi PUPS atas saham PT Adari Andalan Indonesia (PT AAI).

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti
| Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti

Data inflasi AS pada September 2024, inflasi AS tercatat di kisaran 2,1% yoy, sedikit di atas target The Fed di 2,0%. 

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan
| Selasa, 05 November 2024 | 10:50 WIB

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan

Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada November 2024 karena rupiah sedang melemah.

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG
| Selasa, 05 November 2024 | 09:07 WIB

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG

Sejak Agustus 2024 sudah beredar kabar mengenai rencana Pemerintah Singapura untuk melepas kepemilikannya di TAPG.

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit
| Selasa, 05 November 2024 | 08:15 WIB

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit

Sepanjang periode Januari-September 2024, HAIS berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,40%, yakni menjadi Rp 765,37 miliar

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak
| Selasa, 05 November 2024 | 08:01 WIB

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak

PMMP masih terikat sejumlah kontrak kerja sama, salah satunya memasok udang ke Marubeni Corporation 

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah

Untuk penyluran subsidi elpiji dan BBM akan diubah menjadi skema bantuan langsung tunai ke masyarakat penerima.

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah

Untuk memperluas pasar ekspor, Mustika Ratu turut serta dalam Indonesia Europe Business Forum (IEBF) 2024.

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek

Jika Kemala Harris terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, maka akan lebih menguntungkan Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler