Tahun Ini Manajemen Jaya Agra Wattie (JAWA) Tak Pasang Target Muluk-muluk

Sabtu, 22 Juni 2019 | 06:40 WIB
Tahun Ini Manajemen Jaya Agra Wattie (JAWA) Tak Pasang Target Muluk-muluk
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) belum menargetkan kinerja muluk-muluk. Mereka lebih memilih fokus perbaikan bisnis.

Sesuai dengan rencana revitalisasi infrastruktur perkebunan dan fasilitas pengolahan, Jaya Agra Wattie memprediksi kinerja baru akan terungkit mulai tahun depan. "Jadi mungkin 2020–2021 baru terasa karena saat ini masih tahap perbaikan," kata Harli Wijayadi, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Jaya Agra Wattie Tbk kepada KONTAN, Jumat (21/6).

Guna menunjang rencana kerja tahun ini, Jaya Agra Wattie menyiapkan dana belanja modal sebesar Rp 86,7 miliar. Sebanyak Rp 81 miliar untuk rehabilitasi tanaman, irigasi, jalan dan jembatan. Lantas, Rp 5,7 miliar untuk membiayai investasi lain.

Sumber utama dana belanja modal berasal dari pinjaman bank. Sejauh ini, Jaya Agra Wattie menyerap anggaran sekitar Rp 10 miliar.

Jaya Agra Wattie juga fokus pada upaya peningkatan efisiensi biaya operasional serta penambahan produksi karet dan sawit. Perusahaan tersebut menargetkan produksi 21.209 ton karet atau naik 43,67% year on year (yoy).

Sementara target produksi tandan buah segar (TBS) sawit 2019 mencapai 426.000 ton naik 54,98% yoy. Target produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tumbuh 54,82% yoy menjadi 91.731 ton. Adapun target produksi kernel naik 53,31% yoy menjadi 16.317 ton.

Stagnan

Kalau target produksi naik, target penjualan Jaya Agra Wattie 2019 cenderung stagnan. Tahun lalu, penjualan CPO berkontribusi 59% sedangkan karet 40%. "Tahun ini mungkin sama, tapi kami harapkan kontribusi CPO akan meningkat," tutur Harli.

Jaya Agra Wattie berharap, harga CPO tahun ini bisa kembeli terkerek. Maklum, harga komoditas perkebunan tersebut menyusut sejak petengahan 2018. Harapan lain mereka sematkan pada implementasi kebijakan biodiesel oleh pemerintah.

Harapan serupa pada komoditas karet. Jaya Agra Wattie mendamba kenaikan harga karet. Dalam catatan perusahaan itu, harga karet sudah bergerak naik dari kisaran Rp 19.000–Rp 20.000 per kilogram (kg) tahun lalu menjadi Rp 21.000–Rp 22.000 per Kg.

Sebagai informasi, tahun lalu, Jaya Agra Wattie masih menanggung rugi bersih yang bisa diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih Rp 298,47 miliar. Padahal, penjualan bersih naik 34,29% yoy menjadi Rp 745,51 miliar. Peningkatan beban bunga pinjaman bank serta penurunan harga jual rata-rata karet dan CPO menekan laba bersih tahun lalu.

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA