Tak Ada yang Lolos dari Pemangkasan Anggaran

Sabtu, 22 Februari 2025 | 04:15 WIB
Tak Ada yang Lolos dari Pemangkasan Anggaran
[ILUSTRASI. Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) menyerahkan laporan pemerintah kepada Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad (kanan) disaksikan Wakil Ketua DPR Adies Kadir (kedua kanan) dan Saan Mustopa (ketiga kanan) saat Rapat Paripurna ke-12 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025). Rapat Paripurna DPR RI menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (RUU BUMN) menjadi undang-undang. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.]
Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengumumkan hasil efisiensi anggaran seluruh kementerian dan lembaga (K/L). Pengumuman ini menindaklanjuti kebijakan efisiensi anggaran melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.

Berdasarkan hasil rekap efisiensi anggaran DPR, terdapat 73 K/L terkena efisiensi anggaran, yang tersebar di 13 komisi. DPR yang sempat diisukan lolos dari kebijakan efisiensi, ternyata juga mengalami pemangkasan.

Baca Juga: Efisiensi Anggaran Diprotes, Wamentan: Untuk Bangun Sekolah & Genjot Sektor Pertanian

Berdasarkan unggahan terpisah, DPR RI mengalami pemangkasan anggaran hingga Rp 1,3 triliun. "Meski anggaran DPR RI kena efisiensi, bukan berarti kinerja kami jadi menurun," ujar Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir.

Ada tiga K/L yang selama ini memiliki pagu anggaran jumbo terkena pemangkasan anggaran. Pertama, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang memiliki pagu anggaran terbesar, terkena pemangkasan Rp 26,9 triliun. Jadi, pagu anggaran Kemenhan pada tahun ini hanya tersisa Rp 139,3 triliun dari Rp 166,2 triliun. 

Kedua, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang angga-rannya dipangkas Rp 81,38 triliun dari pagu Rp 110,95 triliun. Jadi, anggaran tersisa hanya Rp 29,57 triliun.

Efek ke ekonomi

Ketiga, Kementerian Kesehatan mengalami pemangkasan anggaran Rp 19,6 triliun dari pagu Rp 105,7 triliun sehingga tersisa Rp 86,1 triliun. Hanya saja, kebijakan efisiensi pemerintahan Prabowo tidak selalu menguntungkan. 

Wakil Direktur LPEM FEB UI Jahen Fachrul Rezki mengungkap, ada potensi dampak negatif dari kebijakan efisiensi anggaran terhadap perekonomian di kuartal I-2025. Menurut dia, realokasi anggaran dilakukan pemerintah dapat menimbulkan misalokasi sumber daya (resource misallocation) yang menghambat pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Jalankan Transformasi di PTPN Group, Mohammad Abdul Ghani Raih Best CEO Awards 2024

Jahen bilang, kekhawatiran realokasi anggaran ke program tertentu, seperti makan bergizi gratis (MBG), berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan dalam distribusi manfaat. "Ada anak yang bisa makan di sekolah, cuma orang tuanya kehilangan pekerjaan. Ini yang mungkin perlu diperhatikan," ujar Jahen.

Senior Economist World Bank Indira Maulani Hapsari mengatakan, efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dialokasikan untuk delapan program prioritas pemerintah yang semuanya berfokus pada peningkatan aggregate demand. 

Namun, dia mengingatkan, peningkatan aggregate demand harus diimbangi peningkatan kapasitas suplai. Jika tidak, ada risiko overheating yang berujung pada inflasi tinggi. Maka menurut dia ekonomi tidak harus difokuskan pada pertumbuhan aktual, tetapi peningkatan pertumbuhan potensial agar tumbuh secara berkelanjutan. 

Baca Juga: Zonasi Lahan Data Center dan AI Sektor Kesehatan Jadi Fokus Pemerintahan Baru

Bagikan

Berita Terbaru

Bertemu Dubes AS, Menkeu Bahas Tarif dan APBN
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:25 WIB

Bertemu Dubes AS, Menkeu Bahas Tarif dan APBN

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengadakan pertemuan kehormatan dengan Duta Besar AS untuk Indonesia H.E. Kamala Shirin Lakhdhir

Profit 34,87% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (19 April 2025)
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:22 WIB

Profit 34,87% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (19 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 34,87% jika menjual hari ini.

Satgas Deregulasi Permudah Ekspor Impor
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:11 WIB

Satgas Deregulasi Permudah Ekspor Impor

Pemerintah mengumumkan untuk membentuk Satgas Deregulasi untuk menyederhanakan beragam regulasi yang dinilai menyulitkan investasi di Tanah Air

Perlu Mitigasi Mengelola Utang Luar Negeri
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:06 WIB

Perlu Mitigasi Mengelola Utang Luar Negeri

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI pada akhir Februari mencapai US$ 427,16 miliar

Buyung Poetra Sembada (HOKI) Ingin Terlibat Program Pangan dari Pemerintah
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:30 WIB

Buyung Poetra Sembada (HOKI) Ingin Terlibat Program Pangan dari Pemerintah

HOKI melihat program swasembada pangan dan MBG akan membawa dampak positif bagi kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.

Jangan Latah Beli Emas
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:15 WIB

Jangan Latah Beli Emas

Lebih bijak jika membeli emas untuk tujuan menabung antisipasi gejolak global yang kian tidak menentu. 

Kebijakan Ekonomi di Era BANI
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:05 WIB

Kebijakan Ekonomi di Era BANI

Pemerintah tidak perlu malu hentikan program makan bergizi gratis (MBG) demi program ekonomi padat karya.

Bisnis Emiten Baru Medela Potentia Sebagai Distributor Kebutuhan Kesehatan
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:00 WIB

Bisnis Emiten Baru Medela Potentia Sebagai Distributor Kebutuhan Kesehatan

Mengintip profil dan strategi bisnis PT Medela Potentia Tbk (MDLA) sebagai pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Sampoerna Agro (SGRO) Mematok Produksi TBS Naik 5% Tahun Ini
| Sabtu, 19 April 2025 | 05:20 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Mematok Produksi TBS Naik 5% Tahun Ini

Memperkirakan, produksi TBS awal tahun 2025 akan lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

Inilah Pilihan Safe Haven yang Tersisa Saat Ini
| Sabtu, 19 April 2025 | 05:00 WIB

Inilah Pilihan Safe Haven yang Tersisa Saat Ini

Harga komoditas emas tak terbendung di saat pamor US Treasury dan dolar AS meredup akibat kebijakan tarif Donald Trump

INDEKS BERITA

Terpopuler