Tak Hanya Modal Otak

Jumat, 07 Juli 2023 | 03:16 WIB
Tak Hanya Modal Otak
[ILUSTRASI. TAJUK - Hasbi Maulana]
Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asep, sebut saja namanya begitu, siswa naik kelas 2 sebuah SMA Negeri, kini sering melamun. Remaja yang biasanya ceria itu kini sering uring-uringan.

Asep siswa yang sangat tekun. Hampir seluruh waktu di luar rutinitas pribadi dia gunakan untuk belajar. Secara sungguh-sungguh dia mengikuti pelajaran di kelas. Di rumah dia rajin belajar secara mandiri. Impiannya: kelak bisa kuliah di Jurusan Perminyakan di ITB.

Dengan belajar secara tekun Asep mengusahakan nilai rapornya selalu baik. Dengan begitu ia berharap kelak di pengujung kelas 3 bisa terpilih oleh pihak sekolah mengikuti undangan Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Ikhtiar Asep berbuah manis. Dia masuk rangking tiga besar pada dua kali rapor tengah semester dan sekali rapor akhir semester.

Itu sebabnya, Asep nyaris pingsan menghadapi kenyataan yang tak terduga manakala menerima rapor beberapa hari lalu. Di rapor akhir tahun tercantum dia ranking 15!

Tidak ada nilai yang jatuh, bahkan secara rata-rata nilainya meningkat ketimbang rapor sebelumnya. Hanya saja, belasan siswa lain yang tidak pernah masuk 10 besar terbaik tiba-tiba menyodok dan bertengger di ranking tertinggi!

Entah apa yang sesungguhnya terjadi. Orang tua Asep yang kebingungan hanya bisa menguatkan hati anaknya untuk tetap tekun belajar agar kelak bisa masuk ITB lewat jalur kompetisi adu otak.

Kisah Asep hanya sekeping fragmen dari puzzle super rumit dunia pendidikan kita.

Hari-hari ini jutaan orang tua di seluruh Indonesia sedang pusing tujuhratus keliling memikirkan PPDB SMP dan SMA. Hampir bisa dipastikan sebagian besar mereka gundah. Putra dan putri mereka yang pandai sulit masuk sekolah negeri semata-mata karena jarak rumah ke sekolah lebih jauh dibanding calon siswa lain.

Bukan rahasia lagi, sejak zonasi menjadi salah satu jalur masuk SMP dan SMA negeri, fenomena numpang ke Kartu Keluarga (KK) om, tante, pakde, mbokde, bahkan mungkin numpang KK mantan pacar teman ayah pun menjadi marak. Sebagian bersifat persahabatan, sebagian lain komersial.

Zaman dulu banget, kegagalan seorang anak masuk sekolah negeri cuma dua sebab. Kalau tidak lolos tes masuk, ya kemungkinan bapaknya tak kuat "beli bangku sendiri".

Apakah sistem masuk seolah dan kuliah zaman sekarang lebih baik? Semoga iya karena dampaknya terhadap siswa yang lolos maupun gagal, bangsa dan negara ini, akan berlangsung sepanjang hayat.    

Bagikan

Berita Terbaru

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 08:15 WIB

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba

Rugi bersih INTA terpangkas 31,48% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp 72,49 miliar jadi Rp 49,67 miliar per September 2025.

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:48 WIB

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah tengah menyusun aturan berupa rancangan peraturan menteri keuangan terkait pengawasan kepatuhan wajib pajak

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:45 WIB

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur

Untuk tahun depan, ADHI memasang target agresif dengan membidik kontrak baru senilai Rp 23,8 triliun.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:30 WIB

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja

Mengupas prospek bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasca merampungkan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:24 WIB

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global

Cadangan devisa Indonesia akhir November naik tipis ke level US$ 150,1 miliar                       

Outflow Deras
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:10 WIB

Outflow Deras

Arus keluar asing bersamaan dengan ketergantungan pemerintah terhadap dana domestik menyimpan risiko jangka menengah.

Beban Demografi di Era Revolusi AI
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beban Demografi di Era Revolusi AI

Bonus demografi dan revolusi kecerdasan buatan atau AI bermakna bila dikelola dengan sungguh-sungguh.​

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:00 WIB

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas

Mengupas strategi investasi Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Deny Ong dalam mengelola asetnya.

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:20 WIB

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri

Sinergi ini untuk mendorong penguatan perencanaan kebijakan dan percepatan pelaksanaan Kawasan Industri Prioritas dalam RPJMN 2025–2029

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:16 WIB

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN

PTPP mempertegas posisi sebagai kontraktor nasional dan pemain kunci dalam pembangunan Ibukota Nusantara

INDEKS BERITA

Terpopuler