Tantangan 2026

Kamis, 18 Desember 2025 | 06:10 WIB
Tantangan 2026
[ILUSTRASI. TAJUK - Djumyati Partawidjaja (KONTAN/Indra Surya)]
Djumyati Partawidjaja | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2026 mungkin bisa diproyeksikan sebagai tahun kritis dalam ekonomi Indonesia. Tahun ini akan menjadi tahun kedua pemerintahan Prabowo-Gibran. Periode ini tidak akan lagi jadi fase bulan madu, melainkan ujian pembuktian atas visi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045. 

Kita memang menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Di tengah ketidakpastian global, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi cukup ambisius, di 5,2%-5,8%. Di balik angka agregat pertumbuhan ekonomi ini, terdapat gejolak mikro ekonomi dan sektoral. Mulai dari beban fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya, deindustrialisasi di sektor padat karya.   

Ada beberapa kebijakan krusial sepanjang 2024–2025, yang efek dominonya akan terus terasa dan memberi dampak di 2026. Kebijakan "gas dan rem" pada regulasi impor manufaktur dan eskalasi anggaran program populisme seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), semuanya membentuk lanskap ekonomi 2026. 

Salah satu sorotan paling kritis dalam APBN 2026 adalah alokasi pembayaran bunga utang sekitar Rp 600 triliun. Angka ini representasi dari ketatnya anggaran yang parah.   

Kenapa parah? Anggaran pembayaran bunga utang ini jauh melampaui anggaran kesehatan atau perlindungan sosial reguler. Rasio pembayaran bunga dan pokok utang (Debt Service Ratio) terhadap penerimaan negara diproyeksikan mencapai 43,1%. Artinya, hampir separuh daripajak yang dikumpulkan negara langsung habis untuk membayar utang. 

Kondisi ini membuat kemampuan pemerintah untuk membiayai proyek pembangunan produktif atau memberikan stimulus ekonomi jadi sangat terbatas.   

Tahun 2026 menghadirkan paradoks bagi perekonomian Indonesia. Di satu sisi, fondasi makro ekonomi relatif terjaga. Namun, di sisi lain, kerentanan struktural semakin terekspos. Beban utang yang mencekik dan ambisi belanja populis menyandera ruang gerak fiskal pemerintah. Sektor manufaktur padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja terus berjuang untuk bertahan hidup.

Keberhasilan Indonesia di 2026 sangat bergantung pada kemampuan pemerintah menyeimbangkan kebijakan: menjaga disiplin fiskal sambil membiayai janji politik, melindungi industri tanpa memicu inefisiensi, dan mengamankan kepentingan nasional di panggung global. Ini adalah tahun pertaruhan tinggi, di mana setiap salah langkah kebijakan dapat berdampak panjang bagi trajektori menuju 2045.

Selanjutnya: Papua Masih Defisit Pasokan Beras Lokal

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Waktu Semakin Mepet, Pajak Jauh dari Target
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:17 WIB

Waktu Semakin Mepet, Pajak Jauh dari Target

Dari data KPPN Sidikalang, realisasi penerimaan per akhir November baru 74,62% dari target          

Indonesia Rawan Bencana, OJK Tekankan Pentingnya Asuransi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:35 WIB

Indonesia Rawan Bencana, OJK Tekankan Pentingnya Asuransi

OJK dorong asuransi wajib bencana sesuai UU P2SK, lindungi aset masyarakat dari risiko alam. Industri siap hadapi tantangan ini.

Asuransi Kredit Perkuat Fintech Lending
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:31 WIB

Asuransi Kredit Perkuat Fintech Lending

Di tahap awal, asuransi berlaku untuk lender institusi.                                                       

Saham DEWA Masih Mengamuk, Terbang 36,59% dalam Sebulan, Kini Bidik Level Rp 700?
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:25 WIB

Saham DEWA Masih Mengamuk, Terbang 36,59% dalam Sebulan, Kini Bidik Level Rp 700?

Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) didorong proyeksi kontrak baru 250 juta bcm dan potensi aset emas Gayo Mineral.

PHRI Dukung Usulan WFA di Periode Akhir Tahun
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:12 WIB

PHRI Dukung Usulan WFA di Periode Akhir Tahun

Kebijakan WFA berpeluang mendorong peningkatan mobilitas masyarakat, khususnya orang dewasa yang memiliki anak.

Divestasi 12% Saham Freeport Sudah Final
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:10 WIB

Divestasi 12% Saham Freeport Sudah Final

Rencana akuisisi tambahan 12% saham Freeport itu menjadi bagian dari perpanjangan IUPK Freeport yang bakal berakhir pada 2041.

Denyut Permintaan Properti di Sepanjang Koridor MRT
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:07 WIB

Denyut Permintaan Properti di Sepanjang Koridor MRT

Tingkat hunian gedung di sepanjang jalur MRT Jakarta menunjukkan peningkatan dibandingkan di luar koridor MRT

Pertamina Angkut Elpiji  ke Aceh Lewat Jalur Laut
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:03 WIB

Pertamina Angkut Elpiji ke Aceh Lewat Jalur Laut

Pasokan tersebut diharapkan mampu mengamankan kebutuhan elpiji masyarakat untuk beberapa hari ke depan.

Jasa Marga Siapkan SPKLU di Periode Libur Nataru
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jasa Marga Siapkan SPKLU di Periode Libur Nataru

JMRB juga telah meningkatkan layanan SPKLU dengan mengganti tipe socket charging dari AC charging menjadi fast charging

Wacana Tanam Kelapa Sawit di Papua
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:57 WIB

Wacana Tanam Kelapa Sawit di Papua

Bahan baku etanol berasal dari komoditas pertanian seperti singkong, jagung, tebu, serta sumber nabati lainnya.

INDEKS BERITA

Terpopuler