Target Pendapatan Dyandra (DYAN) Tembus di atas Rp 1 Triliun

Selasa, 09 Juli 2019 | 06:51 WIB
Target Pendapatan Dyandra (DYAN) Tembus di atas Rp 1 Triliun
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesaknya bisnis event organizer bukan berarti bisnis ini tidak lagi gurih dan semarak. PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) masih melihat adanya potensi pertumbuhan di sektor ini.

Emiten saham event organizer terbesar di Indonesia itu menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 6%. Dengan realisasi pendapatan tahun lalu sebesar Rp 1,03 triliun, DYAN mengincar pendapatan sekitar Rp 1,09 triliun hingga akhir tahun nanti.

Tapi, itu target konservatif. Pertumbuhan emiten saham yang masih terafiliasi dengan KONTAN ini bisa lebih besar lagi. Sebab, emiten ini memiliki sejumlah event yang akan diselenggarakan tahun ini. "Kami sudah pasti akan menyelenggarakan lebih dari 10 event unggulan," ujar Maryamto Sunu, Sekretaris Perusahaan DYAN, Senin (8/7).

Salah satu acara yang sudah terselenggara adalah International Motor Show (IMS) di Kemayoran, Jakarta. Perhelatan ini mampu mencatat rekor transaksi hingga lebih dari Rp 5 triliun.

Masih akan ada sejumlah acara besar yang bakal dihelat DYAN. Pada semester II tahun ini, misalnya, perusahaan itu menyiapkan beberapa event Jakarta Wedding Festival (26-28 Juli 2019). DYAN juga menyiapkan Bandung Craft Furniture Festival (2-4 Agustus 2019). Adapun acara lainnya adalah Festivaland di 10 kota lalu The 43rd Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition 2019 pada September mendatang, serta beberapa perhelatan lain.

Ekspansi luar negeri

Presiden Direktur DYAN Adrian Herlambang menyatakan, melalui entitas anak usaha, PT Samudra Dyan Praga, perusahaan ini juga tengah menyiapkan keikutsertaan Indonesia di acara internasional. Salah satunya Dubai Expo 2020 di Uni Emirat Arab. Selain bertujuan mengangkat Indonesia di mata dunia, Ini juga merupakan salah satu rencana bisnis jangka menengah kami untuk kembali go international yang akan segera direalisasikan tahun depan, ujarnya.

Pandu Pribadi, analis BCA Sekuritas, menilai, absennya DYAN pada penyelenggaraan event pertemuan Bank Dunia dan Asian Games memang mengurangi pemasukan DYAN. Tapi, dia melihat, kekurangan itu bisa dikompensasikan oleh event lain. "Yang paling fresh, DYAN mulai menyasar penyelenggaraan event bertema kopi dan kesehatan," tulis Pandu dalam riset 26 Juni lalu.

Pandu melihat, manuver DYAN untuk mengikuti tren pasar belanja online dan milenial merupakan hal positif. Contohnya, konser John Mayer yang tarif tiketnya sekitar Rp 2,7 juta per orang. Belum lagi tren budaya K-Pop yang bakal mendorong event bertema Korea. "Tapi, risiko terbesar DYAN adalah ketidakcocokan antara proyeksi pemasukan event dengan pengeluaran event yang ada di pipeline perusahaan," tulis Pandu.

Pada penutupan bursa, Senin (8/7), harga DYAN turun 0,71% menjadi Rp 139 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA

Terpopuler