Tekan Impor LPG, Program Kompor Listrik Siap Bergulir

Sabtu, 19 Januari 2019 | 14:21 WIB
Tekan Impor LPG, Program Kompor Listrik Siap Bergulir
[]
Reporter: Lita Febriani, Pratama Guitarra | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angka impor liquefied petroleum gas (LPG) Indonesia masih kembung. Ini juga yang turut membebani defisit neraca dagang. Upaya memangkas impor terus dilakukan pemerintah.

Yang terbaru adalah kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan PT Perusahaan Listrik Negara yang  siap mendorong penggunaan kompor induksi berbahan energi listrik.  Targetnya, penggunaan kompor listrik bisa menekan impor LPG yang saat ini mencapai 60%-70% dari kebutuhan LPG.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan pernah berujar, konsumsi LPG sepanjang tahun 2018 bisa mencapai 6,5 juta metrik ton (MT). Celakanya,  sebanyak 70% masih impor.  Merujuk catatan ESDM, sampai Oktober 2018, impor LPG capai 4,55 juta metrik ton.

Juru Bicara Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan, ESDM memang tengah mendorong penggunaan kompor listrik untuk menekan impor LPG. "Kami berharap bisa mengurangi impor LPG yang saat ini lebih dari 60% dari kebutuhan LPG," terang Agung kepada KONTAN.

Saat ini, Kementerian ESDM dengan PLN tengah mematangkan rencana ini. Program ini kelak didukung pemenuhan produksi kompor listrik yang akan melibatkan Kementerian Perindustrian.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT PLN, I Made Suprateka menambahlkan, PLN tengah mencari formula untuk bekerjasama dalam produksi kompor listrik. PLN siap bekerjasama dengan pemerintah agar harga kompor listrik bisa terjangkau maysarakat. Apalagi, di beberapa wilayah, sudah ada yang menggunakan kompor listrik. "Itu bisa menurunkan pengeluaran mereka sekitar 10%-20% biaya energi," ungkap Suprateka.

PLN juga bakal gencar mensponsori event di sejumlah pusat belanja yang menggelar lomba memasak dengan menggunakan kompor listrik. Apalagi, konsumsi listrik di Indonesia juga masih rendah yakni hanya di kisaran 1.050 kWh perkapita. Targetnya, konsumsi listrik bisa sampai 1.200 kWh.

Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan, dengan membengkaknya impor dan subsidi LPG, ada urgensi untuk migrasi ke kompor listrik. "Barangkali yang dibutuhkan bukan regulasi, tapi keberanian mulai migrasi," ujar Fahmy.

Bagikan

Berita Terbaru

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

INDEKS BERITA

Terpopuler