Terkepung Gelombang Baru Infeksi Corona, Asia Ekspor Bensin ke Barat

Kamis, 10 Juni 2021 | 17:48 WIB
Terkepung Gelombang Baru Infeksi Corona, Asia Ekspor Bensin ke Barat
[ILUSTRASI. Kilang minyak terbesar di dunia, Reliance Jamnagar Refinery. Sumber Foto : ril.com ]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI/SINGAPURA. Ekspor bensin dan stok campuran dari Asia ke Amerika Serikat rebound pada Mei dari April, termasuk dua pengiriman langka dari India, untuk memenuhi permintaan musim panas yang meningkat di barat, sumber industri dan analis mengatakan Reuters.

Pertumbuhan permintaan bensin global bergeser kembali ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Penyelenggaraan vaksinasi di kedua zona yang berjalan cepat, memungkinkan masyarakat untuk kembali melakukan perjalanan. Situasi berbeda terjadi di kawasan Asia, di luar China. Permintaan bahan bakar melambat baru-baru ini karena India, Malaysia, dan pasar bahan bakar utama lainnya masih menjalankan kebijakan pembatasan.

Bensin dan berbagai bahan campuran pun bergerak dari Asia ke AS. Pada bulan Mei, pedagang memuat sekitar 3,8 juta barel bensin dan komponen campuran dari Asia, terutama Korea Selatan dan India, menuju AS. Angka itu 51% lebih tinggi daripada volume pengiriman di bulan April, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data dari perusahaan analisis minyak Vortexa.

Baca Juga: Elnusa (ELSA) rampungkan pencarian cadangan migas di Kutai Timur

Ekspor dari Korea Selatan ke AS naik berlipat ganda pada Mei dari April. Sementara volume India naik 17%, data menunjukkan. Bahkan, ada dua kargo bensin yang dikirimkan dari Reliance Industries India ke negara-negara barat, sesuatu yang langka terjadi, menurut para trader.

Tanker bahan bakar Asprouda yang disewa Royal Dutch Shell memuat sekitar 60.000 ton bensin dari Sikka di India barat pada 15 Mei, dan sedang menuju New York, menurut data dari Refinitiv Eikon. Tanker kedua, yaitu Amfitriti, disewa oleh TotalEnergies SE, mengangkut sekitar 90.000 ton bensin dari Sikka pada 19 Mei, menuju Eropa atau AS, kata seorang pialang kapal.

Pelabuhan Sikka di negara bagian Gujarat barat dioperasikan oleh Reliance, operator kompleks penyulingan terbesar di dunia. Ekspor bensin dan alkilat Reliance melonjak ke level tertinggi dua tahun lebih dari 1,3 juta ton untuk Mei, kata Refinitiv Oil Research.

"Reliance dan lainnya di pantai barat meningkatkan produksi bensin karena margin Dubai menguat dan ada permintaan bahan bakar di Eropa," kata pedagang yang berbasis di India.

Baca Juga: Punya outlook positif, berikut rekomendasi saham Medco (MEDC) dari Panin Sekuritas

Permintaan bensin yang kuat juga telah mendorong kenaikan harga minyak mentah ringan di Asia dari Arab Saudi dan Rusia.

Mangalore Refinery and Petrochemicals Ltd India akan menawarkan tiga kargo bensin pada Juni dibandingkan dengan rata-rata satu kargo per bulan, kata sumber perusahaan yang mengetahui rencana tersebut.

Indian Oil Corp, penyulingan utama negara itu, telah meningkatkan ekspor bensin dari pelabuhan Paradip dan akan mempertahankan ekspor bensin yang lebih tinggi pada Juni, kata seorang pejabat perusahaan. "Ini kombinasi dari peningkatan margin di Barat dan penurunan permintaan bahan bakar di sini," katanya.

Namun, permintaan dari pasar Asia diperkirakan akan pulih. Permintaan bahan bakar Asia turun sekitar 130.000 barel per hari (bph) pada Mei dari April dan diperkirakan akan berkisar sekitar 7,1-7,3 juta barel per hari pada Juni dan Juli, sedikit di bawah level 2019, analis FGE menambahkan.

Tetapi ketika tingkat vaksinasi naik, permintaan bensin Asia diperkirakan akan pulih menjadi 7,4 juta barel per hari pada kuartal ketiga, kata FGE, menambahkan ini dapat memperlebar defisit bensin di kawasan itu menjadi 120.000 hingga 300.000 barel per hari pada kuartal ketiga dari sekitar 60.000 barel per hari saat ini.

"Dibalik pemulihan permintaan Asia dan berlanjutnya penguatan di AS, retakan bensin Singapura akan didukung pada kisaran $8,0-9,0/bbl hingga Juni-Agustus," kata FGE.

Selanjutnya: Penyaluran Kredit Bank di China selama Mei Tumbuh di Atas Ekspektasi

 

Bagikan

Berita Terbaru

Perbankan Pasang Kuda-Kuda Memangkas Suku Bunga Kredit
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 05:25 WIB

Perbankan Pasang Kuda-Kuda Memangkas Suku Bunga Kredit

Industri perbankan diproyeksikan pangkas suku bunga kredit lebih dalam di 2026.                           

Jelang Akhir Tahun, Bank Masih Terus Kejar Penyaluran Target FLPP
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 05:22 WIB

Jelang Akhir Tahun, Bank Masih Terus Kejar Penyaluran Target FLPP

Simak strategi perbankan dan BP Tapera dalam mempercepat realisasi KPR FLPP 2025. Kendala pasokan rumah jadi fokus utama penyaluran.

Ada Skema Baru, Premi Asuransi Barang Milik Negara Bisa Tumbuh Lebih Cepat
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:15 WIB

Ada Skema Baru, Premi Asuransi Barang Milik Negara Bisa Tumbuh Lebih Cepat

Pemerintah memiliki dana abadi khusus bencana yang dikelola terpusat oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) 

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026
| Jumat, 05 Desember 2025 | 15:00 WIB

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026

SMDR tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 4 triliun ayang dialokasikan untuk menambah kapal baru.

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian
| Jumat, 05 Desember 2025 | 14:00 WIB

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian

Target GTSI adalah juga mencari sumber pendapatan baru agar tidak tergantung dari LNG shipping dan FSRU.

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 12:50 WIB

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis

Pendapatan IMAS sampai dengan September 2025 ditopang dari PT IMG Sejahtera Langgeng senilai Rp 14,79 triliun atau tumbuh 15,46% YoY.

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?
| Jumat, 05 Desember 2025 | 10:03 WIB

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?

Dengan target transaksi harian hanya Rp 14,5 triliun, besaran dana untuk menyerap saham free float 15% sekitar Rp 203 triliun termasuk besar.

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:53 WIB

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi

Pergerakan saham teknologi ke depan akan jauh lebih selektif dan berbasis kinerja, bukan lagi sekadar euforia sentimen.

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:00 WIB

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut

Banjir ini mencerminkan akumulasi krisis ekologis yang dipicu ekspansi tambang, proyek energi, hingga perkebunan sawit skala besar.

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:32 WIB

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif

RATU memiliki tujuh rencana akuisisi global hingga tiga tahun ke depan, dua diantaranya ditargetkan selesai kuartal IV-2025 dan semester I-2026.

INDEKS BERITA