Tertekan Beban, Laba Bersih Surya Esa Perkasa (ESSA) Susut 2,5 Kali Lipat

Rabu, 13 November 2019 | 08:32 WIB
Tertekan Beban, Laba Bersih Surya Esa Perkasa (ESSA) Susut 2,5 Kali Lipat
[ILUSTRASI. Logo Surya Esa Perkasa]
Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak mengoperasikan pabrik amonia pertengahan tahun lalu, pendapatan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA, anggota indeks Kompas100) memang melejit. Namun pertumbuhan kinerja itu belum sejalan dengan perolehan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan alias laba bersih.

Sepanjang sembilan bulan 2019, pendapatan Surya Esa tumbuh lebih dari dua kali lipat menjadi US$ 168,39 juta. Sebaliknya, laba bersih berkurang sekitar 2,5 kali lipat menjadi US$ 4,54 juta. Lonjakan sejumlah beban menjadi penyebab utama.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Sudah Ada 22 Bandara Internasional di Indonesia
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 06:05 WIB

Sudah Ada 22 Bandara Internasional di Indonesia

Kementerian Perhubungan menambah lima bandara yang berstatus sebagai bandara internasoinal sepanjang tahun ini. 

Pengendali Kembali Melepas Kepemilikan 75 juta saham Hillcon (HILL)
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 06:05 WIB

Pengendali Kembali Melepas Kepemilikan 75 juta saham Hillcon (HILL)

Melalui aksi divestasi tersebut, pengendali  PT Hillcon Tbk (HILL)meraup dana segar sebesar Rp 20,1 miliar. 

PDB Boleh Tinggi, Tapi Ancaman Daya Beli Nyata, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 06:04 WIB

PDB Boleh Tinggi, Tapi Ancaman Daya Beli Nyata, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Indeks harga rumah domestik kuartal II-2025 misalnya, cuma tumbuh 0.9% yoy dari 1,07% yoy di kuartal I 2025. Paling kecil sejak 2003. ​

Bank Genjot Bisnis Payroll Biar Biaya Dana Makin Murah
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 06:00 WIB

Bank Genjot Bisnis Payroll Biar Biaya Dana Makin Murah

Perbankan terus berupaya meningkatkan porsi dana murah alias CASA untuk bisa menekan biaya dana.​ Salah satunya lewat bisnis payroll

BBCA Tak Kalah Saing di Kawasan Regional
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 06:00 WIB

BBCA Tak Kalah Saing di Kawasan Regional

Per 5 Agustus 2025, price to book value (PBV) BBCA tercatat 3,92 kali, jauh di atas bank besar Asia Tenggara yang umumnya di bawah 2 kali. ​

Jalan Tol dan Ekspansi Infrastruktur PT Jasa Marga Tbk (JSMR)
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 06:00 WIB

Jalan Tol dan Ekspansi Infrastruktur PT Jasa Marga Tbk (JSMR)

Program diskon tarif jalan tol pada libur panjang di semester I tak banyak berdampak pada kinerja PT Jasa Marga Tbk (JSMR) 

Jual 1 Miliar Saham CUAN, Prajogo Pangestu Raup Rp 1,45 Triliun
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 05:55 WIB

Jual 1 Miliar Saham CUAN, Prajogo Pangestu Raup Rp 1,45 Triliun

Harga penjualan saham CUAN tersebut Rp 1.450 per saham. Dus melalui transaksi ini, Prajogo Pangestu memperoleh dana sebesar Rp 1,45 triliun. ​

Kucuran Tunjangan Dokter Spesialis di Daerah Tertinggal
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 05:45 WIB

Kucuran Tunjangan Dokter Spesialis di Daerah Tertinggal

Untuk tahap awal ada sebanyak 1.100 dokter spesialis yang ada di daerah pinggiran akan menerma tunjangan.

Harga Ayam Melandai, Laba Japfa Comfeed (JPFA) Terkulai
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 05:45 WIB

Harga Ayam Melandai, Laba Japfa Comfeed (JPFA) Terkulai

Penurunan kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) di kuartal II-2025 disebabkan turunnya harga ayam serta tekanan daya beli masyarakat. ​ 

Pendapatan dan Laba Emiten Kawasan Industri Bervariasi
| Kamis, 07 Agustus 2025 | 05:35 WIB

Pendapatan dan Laba Emiten Kawasan Industri Bervariasi

Tekanan kinerja yang dialami emiten properti kawasan industri lantaran penjualan lahan belum maksimal dengan beban modal tinggi. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler