Terus Melemah Akibat Efek Virus Corona, Begini Prediksi Kurs Rupiah ke Depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fundamental dalam negeri tidak mampu menahan laju pelemahan rupiah. Apalagi, sentimen negatif virus corona masih berlanjut.
Jumat (13/3), nilai tukar rupiah melemah 1,76% menjadi Rp 14.778 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah lebih dalam, yakni 2,24% menjadi ke Rp 14.815 per dollar AS.
Baca Juga: Selepas tengah hari, rupiah kembali bergerak ke Rp 14.800 per dolar AS
Bahkan kemarin kurs spot rupiah sempat melemah jadi Rp 14.840 per dollar AS. Pelemahan rupiah kemarin adalah yang terburuk sejak November 2018. Dihitung sejak awal tahun, nilai tukar rupiah melemah 6,58%.
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, faktor utama yang membuat rupiah melemah adalah perkembangan pandemi virus korona, terutama di Indonesia. Akibatnya, sentimen dan faktor fundamental lain yang harusnya mendorong naik rupiah diabaikan pelaku pasar.
Baca Juga: Rupiah berada di level paling buruk sejak November 2018, masih bisa melemah lagi
Yudiawan menyebut, penurunan harga minyak seharusnya menambah daya penguatan nilai tukar rupiah. Tetapi karena fokus pelaku pasar masih pada pandemi corona, akhirnya rupiah tidak mampu menguat.
"Dollar AS diperdagangkan sedikit lebih lemah dibandingkan level pada satu minggu lalu, tetapi hal ini juga tidak bisa mendorong rupiah menguat," kata dia, kemarin.
Prediksi kurs rupiah
Pemerintah sebetulnya telah menyiapkan sejumlah kebijakan fiskal untuk mengantisipasi dampak negatif wabah corona. Salah satunya memberikan fasilitas penundaan pajak. Tapi Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwy Assegaf menilai, sentimen fundamental Indonesia yang positif tak kuat menahan sentimen negatif akibat corona.
Baca Juga: Lebih 5.000 orang meninggal di seluruh dunia karena virus corona, berikut daftarnya
Imbasnya, rupiah pun merosot. Padahal, pemangkasan suku bunga telah dilakukan oleh Bank Indonesia pada Februari lalu. Kondisi cadangan devisa Indonesia yang baik juga belum bisa menahan turunnya rupiah. "Sentimen positif dari pemerintah tertutup dampak persebaran virus corona yang masif," kata Alwy.
Ke depan, kurs rupiah masih berpotensi tertekan. "PDB kuartal I bisa saja melambat karena efek virus corona," kata Alwy. Di samping itu, data perdagangan Indonesia yang dijadwalkan rilis pekan depan akan turut berdampak pada rupiah dalam jangka pendek.
Baca Juga: Tertahan Jatuh Lebih Dalam di Pekan Ini, IHSG di Pekan Depan Masih Berpotensi Koreksi
Alwy memprediksi rilis data perdagangan Indonesia akan menjadi batu sandungan rupiah. Hitungan dia, kurs rupiah di kuartal I akan bergerak antara Rp 14.585-Rp 15.000 per dollar AS. Di akhir tahun rupiah akan menguat ke Rp 14.130.
Tapi menurut Yudiawan, jika kasus corona semakin parah dan luput dari pengawasan, dalam jangka menengah rupiah berpotensi menyentuh Rp 15.000 per dollar AS. Sebaliknya, kurs rupiah berpotensi ke Rp 14.200 per dollar AS jika virus corona bisa diatasi.